DALAM kehidupan sehari-hari, manusia dituntut untuk mencari nafkah sebagai bagian dari tanggung jawabnya terhadap diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Namun, tidak semua jalan mencari harta adalah benar di sisi Allah. Ada harta yang halal dan diberkahi, dan ada pula harta haram yang mendatangkan murka. Islam sebagai agama yang sempurna, menaruh perhatian besar terhadap sumber penghasilan umatnya. Harta atau uang haram bukan hanya menodai jiwa, tapi juga membawa kerusakan yang luas, baik di dunia maupun di akhirat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil…” (QS. Al-Baqarah: 188)
Rasulullah ﷺ pun memperingatkan: “Setiap daging yang tumbuh dari yang haram, maka neraka lebih utama baginya.” (HR. At-Tirmidzi, hasan)
BACA JUGA: 5 Pekerjaan Haram yang Jarang Disadari
Berikut ini adalah 10 akibat buruk dari memakan uang haram yang seharusnya menjadi pelajaran bagi setiap Muslim.
1. Doa Tidak Dikabulkan
Rasulullah ﷺ bersabda: “Lalu dia berdoa, ‘Ya Rabb, Ya Rabb,’ sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan dengan yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan?” (HR. Muslim)
Makanan haram menjadi penghalang dikabulkannya doa, karena hatinya telah tertutupi oleh kegelapan dosa.
2. Menumbuhkan Daging yang Haram
Harta haram yang dikonsumsi akan menjadi bagian dari tubuh. Nabi ﷺ bersabda: “Tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari yang haram, karena neraka lebih utama baginya.” (HR. Ahmad)
Ini menunjukkan bahwa konsekuensi dari makan haram bersifat fisik dan spiritual.
3. Menghilangkan Keberkahan
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Tidaklah seseorang mendapatkan harta dari yang haram lalu dia menginfakkannya, melainkan tidak ada keberkahan padanya. Jika dia menyedekahkannya, tidak diterima, dan jika dia tinggalkan untuk ahli waris, maka menjadi bekal untuk ke neraka.”
Harta haram tak pernah membawa keberkahan, meski tampak melimpah.
4. Membinasakan Hati
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Harta haram itu akan menumbuhkan kekerasan hati dan menjauhkan seseorang dari kebaikan.”
Ketika hati telah keras, maka nasihat tidak masuk, hidayah sulit diterima, dan maksiat jadi kebiasaan.
5. Merusak Amal Kebaikan
Amal saleh yang dibarengi dengan konsumsi harta haram bisa menjadi sia-sia. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.” (HR. Muslim)
Artinya, sedekah, haji, dan ibadah lainnya menjadi rusak bila ditopang dari harta yang kotor.
6. Mengantar kepada Neraka
Rasulullah ﷺ memperingatkan bahwa memakan harta haram adalah jalan menuju neraka. Bukan hanya bagi pelakunya, tapi juga bagi keluarganya jika diberi makan dari sumber tersebut.
7. Menyebabkan Penyakit Jiwa dan Fisik
Harta haram, menurut para ulama, bisa menjadi penyebab berbagai penyakit, karena ia masuk dan menyatu dengan tubuh, lalu menumbuhkan jiwa yang penuh kegelisahan dan kecemasan.
8. Mengundang Azab di Dunia
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Barang siapa yang memperoleh harta dari jalan haram, lalu ia menggunakannya untuk memperbaiki duniawinya, maka Allah akan menguncinya dengan kehinaan.”
Azab Allah bisa berupa kefakiran yang tak kunjung selesai, atau kegagalan dalam hidup yang terus-menerus.
9. Merusak Keturunan
Harta haram yang dimakan anak dan istri akan merusak akhlak dan fitrah mereka. Anak-anak akan tumbuh tanpa nurani, karena sejak awal diberi makan dari yang tidak halal.
10. Diinterogasi Ketat di Hari Kiamat
Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya… tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa dia belanjakan.” (HR. At-Tirmidzi)
Makan uang haram akan menjadi beban berat di hari perhitungan, yang membuat banyak orang menyesal namun sudah terlambat.
BACA JUGA: Dari Mana Saja Sumber Uang Haram di Zaman Ini?
Kesimpulan
Makan uang haram bukanlah sekadar kesalahan kecil dalam mencari nafkah, tapi sebuah dosa besar yang merusak jiwa, amal, dan masa depan dunia-akhirat. Dalam Islam, kesucian harta adalah pondasi keberkahan.
Maka wajib bagi setiap Muslim untuk berhati-hati dalam setiap transaksi, kontrak kerja, dan sumber pendapatan. Hendaknya seorang mukmin lebih memilih hidup sederhana namun halal, daripada bergelimang harta namun penuh dosa.
Sebagaimana dikatakan oleh Imam Ahmad rahimahullah: “Aku lebih suka meninggalkan satu dirham yang syubhat daripada menginfakkan seratus ribu dinar dari yang haram.”
Marilah kita introspeksi, bersihkan sumber nafkah kita, dan bertawakkal kepada Allah. Rezeki yang halal selalu cukup, dan yang haram selalu membinasakan. []