DALAM perjalanan menuju Allah, setiap muslim tentu menginginkan amalan yang paling dicintai oleh-Nya. Namun, tidak semua amalan memiliki nilai yang sama dalam setiap keadaan. Ada amalan yang menjadi unggulan karena keutamaannya, ada yang rahasia karena keikhlasannya, dan ada pula yang terus-menerus karena kestabilan dan konsistensinya.
Tiga jenis amalan ini menjadi tonggak penting dalam membangun fondasi ibadah yang kokoh dan bernilai tinggi di sisi Allah ﷻ.
Amalan Unggulan adalah jenis amal yang memiliki derajat tinggi karena keutamaannya yang disebutkan langsung oleh Allah dan Rasul-Nya.
Misalnya, shalat lima waktu, puasa Ramadhan, membaca Al-Qur’an, jihad di jalan Allah, atau sedekah di waktu sempit. Ini adalah amal-amal besar yang menjadi tulang punggung keberagamaan seorang hamba. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Amalan paling utama adalah yang paling dicintai oleh Allah dalam situasi dan kondisi tertentu.” Maka dari itu, memilih amalan unggulan tak sekadar menimbang besar kecilnya, tapi juga relevansi dan keikhlasannya.
BACA JUGA: Amalan Ringan Berpahala Besar untuk Seorang Muslim, Apa Saja?
Contohnya, ketika kondisi umat sedang dalam kesusahan, memberi pertolongan atau menanggung beban orang lain bisa menjadi amalan unggulan.
Dalam hadits riwayat Thabrani, Rasulullah ﷺ bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” Maka di masa bencana, menjadi relawan bisa lebih utama daripada sekadar memperbanyak ibadah sunnah yang bersifat pribadi.
Amalan Rahasia adalah amalan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, antara seorang hamba dengan Rabb-nya, tanpa diketahui oleh manusia.
Inilah amalan yang paling aman dari riya dan paling dekat dengan keikhlasan.
Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Aku tidak pernah mengobati sesuatu yang lebih sulit daripada niatku; karena ia terus berbolak-balik.” Oleh karena itu, amalan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi adalah bentuk penjagaan atas niat.
Contohnya adalah shalat malam yang tidak diketahui oleh siapa pun kecuali Allah, sedekah diam-diam hingga tangan kiri tidak tahu apa yang diberikan tangan kanan, atau doa-doa yang dipanjatkan dalam sujud yang panjang di waktu sepi. Ulama salaf banyak yang menyembunyikan amalan seperti mereka menyembunyikan aib.
Disebutkan bahwa ada seseorang dari kalangan tabi’in yang selama 20 tahun menangis dalam shalat malam tanpa diketahui oleh keluarganya, karena ia menutupi tangisnya dengan selimut.
Amalan yang Terus-Menerus (Dawam) adalah amalan kecil tapi konsisten.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang terus-menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari-Muslim). Konsep ini sangat penting bagi siapa pun yang ingin membangun kekokohan spiritual. Sebab, istikamah lebih berat dari memulai.
Maka, walaupun amalan yang dilakukan ringan seperti membaca Al-Qur’an satu halaman setiap hari, atau bersedekah seribu rupiah tiap pagi, selama itu terus dijaga, maka nilainya di sisi Allah sangat besar.
Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Sebaik-baik amal adalah yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sedikit. Karena konsistensi menunjukkan kejujuran dalam ibadah.” Ini juga yang membedakan antara orang yang hanya semangat sesaat dengan mereka yang sungguh-sungguh dalam ibadah.
Seringkali godaan iman naik turun membuat seseorang terseret pada semangat di awal tapi futur di akhir. Maka menjaga kesinambungan adalah kunci menuju derajat istiqamah.
BACA JUGA: Mengapa Harus Punya Amalan yang Tersembunyi dari Mata Manusia?
Dalam perjalanan hidup ini, seorang muslim seharusnya berusaha meraih tiga hal tersebut: mencari amalan unggulan sesuai dengan situasi dan waktunya, menyimpan sebagian amalan secara rahasia demi keikhlasan, dan menjaga konsistensi amalan meskipun tampak kecil. Sebab tiga jenis amal ini saling melengkapi dan membangun karakter seorang hamba yang tangguh.
Seorang tabi’in, Abdullah bin Mubarak rahimahullah pernah berkata, “Mungkin amal kecil karena niat yang besar menjadi besar di sisi Allah, dan bisa jadi amal besar menjadi kecil karena niat yang rusak.” Maka amal unggulan yang dilakukan dengan niat lurus, amal rahasia yang dijaga dengan ikhlas, dan amal terus-menerus yang dijalani dengan sabar, akan menjadi bekal terbaik dalam perjalanan menuju akhirat.
Di akhir zaman yang penuh fitnah ini, ketika popularitas mudah merusak keikhlasan, ketika semangat mudah menguap oleh dunia, dan ketika amal baik mudah dipertontonkan, maka siapa yang mampu menjaga ketiganya akan menjadi orang yang terpilih. Sebab amalan terbaik bukanlah yang paling banyak disaksikan manusia, tapi yang paling dicintai oleh Allah. []