• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 8 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Imam Bukhari, Hadits dan Sang Ibunda

Oleh Dini Koswarini
7 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
shahih al-bukhari

Kitab Ringkasan Shahih Bukhari karya Imam Az-Zubaidi. Foto: Islampos

0
BAGIKAN

Oleh: Dede Yulianti

KARYANYA fenomenal, Shahih Bukhari. Keliling dunia menelusuri hadits-hadits Rasulullah Saw. Siapa sangka ia buta di masa kecilnya. Muhammad, ia diberi nama. Lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fiy Al Bukhari. Lebih dikenal dengan nama Bukhari sesuai dengan tanah kelahirannya, Bukhara Uzbekistan. Beliau lahir pada hari Jumat, tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M).

Imam Bukhari terlahir dari orangtua yang saleh. Bercita-cita menjadikan putra mereka seorang ulama. Ayahnya dikenal sebagai seorang yang bertaqwa dan bersikap wara’. Ahmad bin Hafsh suatu kali bercerita bahwa ia pernah berkunjung ke kediaman ayah Imam Bukhari di saat beliau mengalami sakit yang merenggut nyawanya, lalu beliau (Isma’il) berkata:

“Aku tidak mengetahui sedirham pun dari hartaku yang haram, dan tidak pula (harta) yang mengandung syubhat.”

ArtikelTerkait

Target Hari Ini Apa?

Tips Ga Bayar Utang: Rahasia Sukses Para Ahli Kabur Amanah

Kenapa Sih Orang Indonesia Suka Telat?

Kenapa Aku Enggan Berqurban, Padahal Aku Mampu?

Ibnu Hafsh berkata setelah mendengar perkataan ayah Imam Bukhari: “Seketika diriku merasa kerdil pada saat itu”

Imam Bukhari menyebutkan tarjamah (biografi) ayahnya tersebut, di dalam kitab beliau At-Taarikh Al-Kabiir. Begitu pula Al-Hafizh Ibnu Hibban di dalam kitabnya Ats Tsiqoot.

Antara Kekurangan, Kecemerlangan dan Keimanan

Di usia dua tahun menjadi yatim, seperti Nabinya. Harapan menjadikannya ulama besar, diampu ibunda seorang diri. Badai semakin kencang si anak yatim kehilangan penglihatan menginjak empat tahun kehidupannya. Buta permanen. Tak ada kesembuhan, walaupun berobat ke setiap tempat. Senja ataupun fajar kini tak ada bedanya. Hanya cahaya hati yang menyinari jiwanya. Hilanglah salah satu fungsi organ vital yang menunjang terwujudnya impian.

Namun asa tak pernah tenggelam di hati ibunda. Keimanan, keyakinan akan kekuasaan Rabbnya, menguatkan hati sang bunda untuk terus melaju. Mengalahkan semua rintangan. Senjata mengarungi medan kerasnya kehidupan hanyalah doa. Tak akan sia-sia harap dan pintanya pada pemilik raga serta jiwa seluruh makhluk bernyawa. Semakin khusyu ibadahnya memohon kesembuhan putranya. Suatu hari ibunda berdoa hingga berurai air mata. Kelelahan, lalu tertidur di atas sajadah. Saat itulah sang ibu bermimpi.

Seperti yang dituturkan oleh Muhammad bin Ahmad bin Fadhl al-Balkhi, “Aku mendengar bapakku berkata: ‘Kedua mata Muhammad bin Isma’il (Imam Bukhari) buta pada waktu kecilnya. Hingga suatu saat ibunya mimpi bertemu dengan nabi Ibrahim al-Khalil dalam tidurnya. Nabi Ibrahim itu berkata kepadanya: ‘Wahai engkau perempuan! Sesungguhnya Allah telah mengembalikan penglihatan anakmu lantaran banyaknya tangisanmu (atau doamu – al-Balkhi sang perawi ragu antara keduanya), lalu pada pagi hari kami melihat, ternyata Allah telah mengembalikan penglihatannya.” (Kitab Thobaqotul Hanabilah jilid 1, halaman 274. kitab Tahdzibul Kamal halaman 1170).

Imam Subkiy rohimahullah berkata bahwa Imam Bukhari pernah kehilangan penglihatannya sebanyak dua kali. Yang pertama di masa kecilnya (sebagaimana yang dikatakan oleh ahli sejarah), dan yang kedua ketika beliau bepergian untuk mencari hadits dikarenakan terik matahari yang sangat menyengat, saat berada di daerah Khurasan. Alhamdulillah, setelah dianjurkan oleh seseorang untuk mencukur rambutnya dan menutupinya dengan sejenis bunga yang daunnya seperti daun keladi, akhirnya beliau dapat melihat kembali.

(Dinukil dari kitab Siirotu Al-Imaam Al-Bukhooriy, karya Syeikh ‘Abdussalam Al-Mubarokfuuriy rohimahullah)

Peran ibunda Imam Bukhari bukan hanya mendoakan tapi juga memperjuangkan pendidikan putranya agar menjadi ulama besar. Menemani dan membersamai putranya mendatangi para imam untuk mempelajari Alquran dan hadits. Serta melakukan perjalanan ke tanah suci untuk belajar ilmu hadits. Hingga Imam Akram Nadwi berkata tentang ibunda Imam Bukhari, “Beliau mungkin tidak menghasilkan Kitab Hadits Bukhari, tetapi beliau menghasilkan penulisnya.”

Advertisements

Daya Ingat dan Kesalehan Sang Yatim

Bukhari diakui memiliki daya hapal tinggi, yang diakui oleh kakaknya Rasyid bin Ismail. Kakak sang Imam ini menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendekiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah. Ia sering dicela membuang waktu karena tidak mencatat, namun Bukhari diam tak menjawab. Suatu hari, karena merasa kesal terhadap celaan itu, Bukhari meminta kawan-kawannya membawa catatan mereka, kemudian beliau membacakan secara tepat apa yang pernah disampaikan selama dalam kuliah dan ceramah tersebut. Tercenganglah mereka semua, lantaran Bukhari ternyata hafal di luar kepala 15.000 hadits, lengkap dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat.

Imam Bukhari juga sangat terkenal kekuatan hafalannya. Beliau pernah berkata, “saya hafal seratus ribu hadits shahih, dan saya juga hafal dua ratus ribu hadits yang tidak shahih.” Pada kesempatan yang lain belau berkata, “setiap hadits yang saya hafal, pasti dapat saya sebutkan sanadnya.”

Beliau juga pernah ditanya oleh Muhamad bin Abu Hatim Al Warraaq, “Apakah engkau hafal sanad dan matan setiap hadits yang engkau masukkan ke dalam kitab yang engkau susun (Shahih Bukhari)?” Beliau menjawab, ”Semua hadits yang saya masukkan ke dalam kitab yang saya susun itu sedikit pun tidak ada yang samar bagi saya.”

Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Imam Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota. Menemui para perawi hadits, mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya. Di antara kota-kota yang disinggahinya antara lain Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekkah, Madinah), Kufah, Baghdad sampai ke Asia Barat. Di Baghdad, Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hanbali. Dari sejumlah kota-kota itu, ia bertemu dengan 80.000 perawi. Dari merekalah beliau mengumpulkan dan menghafal satu juta hadits.

Ketakwaan dan keshalihan Imam Bukhari merupakan sisi lain yang amat mengagumkan. Beberapa ulama menuturkan tentang ketakwaan dan keshalihan beliau. Bakar bin Munir berkata, “Saya mendengar Abu Abdillah Al Bukhari berkata, “Saya berharap bahwa ketika saya berjumpa Allah, saya tidak dihisab dalam keadaan menanggung dosa ghibah (menggunjing orang lain).”

Sulaim berkata, “Saya tidak pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri semenjak enam puluh tahun orang yang lebih dalam pemahamannya tentang ajaran Islam, leblih wara’ (takwa), dan lebih zuhud terhadap dunia daripada Muhammad bin Ismail.”

Begitu luar biasa kesalehan dan karya Imam Bukhari, yang ternyata memiliki keterbatasan di masa kecilnya. Namun di tangan ibunda yang salehah dan gigih mendidik anaknya, kekurangan itu bermetamorfosa menjadi kekuatan dan kehebatan. Semoga kita mampu mengambil pelajaran dan meneladani kisah hidup para ulama dan ibunda hebat yang membesarkannya. Selalu berprasangka baik terhadap qadha Allah SWT. Serta menjalankan peran terbaik dalam kehidupan. Wallahu’alam. []

Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.

Tags: Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fiy Al BukhariHaditsimam bukhariShahih
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Mengapa Sabar Tak Ada Batasnya?

Next Post

Tetap Shalat saat Gempa, Ini Alasan Mengharukan Imam Masjid di Bali

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

Ngabuburit, Prinsip Kebahagiaan, Muslim yang Bersyukur, Ikhlas, Target

Target Hari Ini Apa?

7 Juni 2025
Cara Mengelola Keuangan, Utang

Tips Ga Bayar Utang: Rahasia Sukses Para Ahli Kabur Amanah

6 Juni 2025
Fudhail bin Iyadh, Telat

Kenapa Sih Orang Indonesia Suka Telat?

6 Juni 2025
sejarah idul adha, Usia Hewan Kurban, Hewan Kurban, Hukum Aqiqah, Berqurban

Kenapa Aku Enggan Berqurban, Padahal Aku Mampu?

6 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Gejala Diabetes, Durasi Tidur, Akibat Menahan BAB

Apa Akibat Menahan BAB?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Akibat Bangun Pagi, Ciri Tubuh yang Sehat, Tidur Siang

Durasi Tidur Siang yang Ideal, Berapa Lama Ya?

Oleh Dini Koswarini
8 Juni 2025
0

Hal yang Dimakruhkan dalam Wudhu, Sunnah Wudhu

Sunnah-sunnah Wudhu, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
8 Juni 2025
0

Lari Malam Hari, Jam Malam

Jam Malam untuk Pelajar, Baguskah?

Oleh Haura Nurbani
7 Juni 2025
0

PKS

Wajah Baru PKS: Muda, Syar’i, dan Siap Menang di 2029 (?)

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0

Terpopuler

Jangan Datangi Istri Sepulang Safar, Kenapa?

Oleh Yudi
5 Maret 2020
0
Foto: khairilz.net

Jika salah seorang dari kalian lama bepergian, janganlah ia mendatangi istrinya di malam hari

Lihat LebihDetails

10 Makanan yang Sebaiknya Ga Dimakan saat Malam Hari

Oleh Yudi
7 Juni 2025
0
Makanan Sehat, Makanan

Berikut adalah 10 makanan yang sebaiknya gak dimakan saat malam hari, karena bisa mengganggu kualitas tidur, bikin berat badan naik,...

Lihat LebihDetails

Wajah Baru PKS: Muda, Syar’i, dan Siap Menang di 2029 (?)

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0
PKS

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mengumumkan kepengurusan baru. Di pusat dan sepertinya segera diikuti oleh tingkat provinsi dan kabupaten.

Lihat LebihDetails

Apa Benar Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk?

Oleh Yudi
7 Juni 2025
0
Bahaya Tubuh yang Gemuk, Sarapan

Ada yang bilang sarapan penting agar tidak gemuk, benarkah?

Lihat LebihDetails

Muslimah, Utamakan Ketentuan Syar’i Dulu sebelum Gaya dalam Berjilbab

Oleh Eneng Susanti
4 Februari 2018
0
Foto hanya ilustrasi. Sumber: Adam/Islampos.

Ketentuan syar’i lah yang harusnya jadi standar dalam pilihan fashion seorang muslimah, termasuk dalam berjilbab.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.