• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 23 Maret 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Imam Bukhari, Hadits dan Sang Ibunda

Oleh Dini Koswarini
5 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
shahih al-bukhari

Kitab Ringkasan Shahih Bukhari karya Imam Az-Zubaidi. Foto: Islampos

1
BAGIKAN

Oleh: Dede Yulianti

KARYANYA fenomenal, Shahih Bukhari. Keliling dunia menelusuri hadits-hadits Rasulullah Saw. Siapa sangka ia buta di masa kecilnya. Muhammad, ia diberi nama. Lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fiy Al Bukhari. Lebih dikenal dengan nama Bukhari sesuai dengan tanah kelahirannya, Bukhara Uzbekistan. Beliau lahir pada hari Jumat, tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M).

Imam Bukhari terlahir dari orangtua yang saleh. Bercita-cita menjadikan putra mereka seorang ulama. Ayahnya dikenal sebagai seorang yang bertaqwa dan bersikap wara’. Ahmad bin Hafsh suatu kali bercerita bahwa ia pernah berkunjung ke kediaman ayah Imam Bukhari di saat beliau mengalami sakit yang merenggut nyawanya, lalu beliau (Isma’il) berkata:

“Aku tidak mengetahui sedirham pun dari hartaku yang haram, dan tidak pula (harta) yang mengandung syubhat.”

ArtikelTerkait

Pesan dalam Luka dan Kematian

Ketika Dunia Melalaikanku

Ketika Kegelisahan Menghantui, Serahkan Semua Urusan kepada Ilahi Rabbi

Qanaah, Ketika Hidup Tak Seindah Hidup Orang-Orang

Ibnu Hafsh berkata setelah mendengar perkataan ayah Imam Bukhari: “Seketika diriku merasa kerdil pada saat itu”

Imam Bukhari menyebutkan tarjamah (biografi) ayahnya tersebut, di dalam kitab beliau At-Taarikh Al-Kabiir. Begitu pula Al-Hafizh Ibnu Hibban di dalam kitabnya Ats Tsiqoot.

Antara Kekurangan, Kecemerlangan dan Keimanan

Di usia dua tahun menjadi yatim, seperti Nabinya. Harapan menjadikannya ulama besar, diampu ibunda seorang diri. Badai semakin kencang si anak yatim kehilangan penglihatan menginjak empat tahun kehidupannya. Buta permanen. Tak ada kesembuhan, walaupun berobat ke setiap tempat. Senja ataupun fajar kini tak ada bedanya. Hanya cahaya hati yang menyinari jiwanya. Hilanglah salah satu fungsi organ vital yang menunjang terwujudnya impian.

Namun asa tak pernah tenggelam di hati ibunda. Keimanan, keyakinan akan kekuasaan Rabbnya, menguatkan hati sang bunda untuk terus melaju. Mengalahkan semua rintangan. Senjata mengarungi medan kerasnya kehidupan hanyalah doa. Tak akan sia-sia harap dan pintanya pada pemilik raga serta jiwa seluruh makhluk bernyawa. Semakin khusyu ibadahnya memohon kesembuhan putranya. Suatu hari ibunda berdoa hingga berurai air mata. Kelelahan, lalu tertidur di atas sajadah. Saat itulah sang ibu bermimpi.

Seperti yang dituturkan oleh Muhammad bin Ahmad bin Fadhl al-Balkhi, “Aku mendengar bapakku berkata: ‘Kedua mata Muhammad bin Isma’il (Imam Bukhari) buta pada waktu kecilnya. Hingga suatu saat ibunya mimpi bertemu dengan nabi Ibrahim al-Khalil dalam tidurnya. Nabi Ibrahim itu berkata kepadanya: ‘Wahai engkau perempuan! Sesungguhnya Allah telah mengembalikan penglihatan anakmu lantaran banyaknya tangisanmu (atau doamu – al-Balkhi sang perawi ragu antara keduanya), lalu pada pagi hari kami melihat, ternyata Allah telah mengembalikan penglihatannya.” (Kitab Thobaqotul Hanabilah jilid 1, halaman 274. kitab Tahdzibul Kamal halaman 1170).

Imam Subkiy rohimahullah berkata bahwa Imam Bukhari pernah kehilangan penglihatannya sebanyak dua kali. Yang pertama di masa kecilnya (sebagaimana yang dikatakan oleh ahli sejarah), dan yang kedua ketika beliau bepergian untuk mencari hadits dikarenakan terik matahari yang sangat menyengat, saat berada di daerah Khurasan. Alhamdulillah, setelah dianjurkan oleh seseorang untuk mencukur rambutnya dan menutupinya dengan sejenis bunga yang daunnya seperti daun keladi, akhirnya beliau dapat melihat kembali.

(Dinukil dari kitab Siirotu Al-Imaam Al-Bukhooriy, karya Syeikh ‘Abdussalam Al-Mubarokfuuriy rohimahullah)

Peran ibunda Imam Bukhari bukan hanya mendoakan tapi juga memperjuangkan pendidikan putranya agar menjadi ulama besar. Menemani dan membersamai putranya mendatangi para imam untuk mempelajari Alquran dan hadits. Serta melakukan perjalanan ke tanah suci untuk belajar ilmu hadits. Hingga Imam Akram Nadwi berkata tentang ibunda Imam Bukhari, “Beliau mungkin tidak menghasilkan Kitab Hadits Bukhari, tetapi beliau menghasilkan penulisnya.”

Daya Ingat dan Kesalehan Sang Yatim

Bukhari diakui memiliki daya hapal tinggi, yang diakui oleh kakaknya Rasyid bin Ismail. Kakak sang Imam ini menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendekiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah. Ia sering dicela membuang waktu karena tidak mencatat, namun Bukhari diam tak menjawab. Suatu hari, karena merasa kesal terhadap celaan itu, Bukhari meminta kawan-kawannya membawa catatan mereka, kemudian beliau membacakan secara tepat apa yang pernah disampaikan selama dalam kuliah dan ceramah tersebut. Tercenganglah mereka semua, lantaran Bukhari ternyata hafal di luar kepala 15.000 hadits, lengkap dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat.

Imam Bukhari juga sangat terkenal kekuatan hafalannya. Beliau pernah berkata, “saya hafal seratus ribu hadits shahih, dan saya juga hafal dua ratus ribu hadits yang tidak shahih.” Pada kesempatan yang lain belau berkata, “setiap hadits yang saya hafal, pasti dapat saya sebutkan sanadnya.”

Beliau juga pernah ditanya oleh Muhamad bin Abu Hatim Al Warraaq, “Apakah engkau hafal sanad dan matan setiap hadits yang engkau masukkan ke dalam kitab yang engkau susun (Shahih Bukhari)?” Beliau menjawab, ”Semua hadits yang saya masukkan ke dalam kitab yang saya susun itu sedikit pun tidak ada yang samar bagi saya.”

Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Imam Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota. Menemui para perawi hadits, mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya. Di antara kota-kota yang disinggahinya antara lain Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekkah, Madinah), Kufah, Baghdad sampai ke Asia Barat. Di Baghdad, Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hanbali. Dari sejumlah kota-kota itu, ia bertemu dengan 80.000 perawi. Dari merekalah beliau mengumpulkan dan menghafal satu juta hadits.

Ketakwaan dan keshalihan Imam Bukhari merupakan sisi lain yang amat mengagumkan. Beberapa ulama menuturkan tentang ketakwaan dan keshalihan beliau. Bakar bin Munir berkata, “Saya mendengar Abu Abdillah Al Bukhari berkata, “Saya berharap bahwa ketika saya berjumpa Allah, saya tidak dihisab dalam keadaan menanggung dosa ghibah (menggunjing orang lain).”

Sulaim berkata, “Saya tidak pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri semenjak enam puluh tahun orang yang lebih dalam pemahamannya tentang ajaran Islam, leblih wara’ (takwa), dan lebih zuhud terhadap dunia daripada Muhammad bin Ismail.”

Begitu luar biasa kesalehan dan karya Imam Bukhari, yang ternyata memiliki keterbatasan di masa kecilnya. Namun di tangan ibunda yang salehah dan gigih mendidik anaknya, kekurangan itu bermetamorfosa menjadi kekuatan dan kehebatan. Semoga kita mampu mengambil pelajaran dan meneladani kisah hidup para ulama dan ibunda hebat yang membesarkannya. Selalu berprasangka baik terhadap qadha Allah SWT. Serta menjalankan peran terbaik dalam kehidupan. Wallahu’alam. []

Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: [email protected], paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.

Tags: Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fiy Al BukhariHaditsimam bukhariShahih
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Mengapa Sabar Tak Ada Batasnya?

Next Post

Tetap Shalat saat Gempa, Ini Alasan Mengharukan Imam Masjid di Bali

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

Pokok Maksiat, Makna Kata Fitnah, luka

Pesan dalam Luka dan Kematian

18 Maret 2023
Perempuan Lebih Cepat Tua daripada Lelaki, Kisah Mengagumkan Mualaf, dunia

Ketika Dunia Melalaikanku

19 Februari 2023
Doa Minta Jodoh Keutamaan Doa Bersyukur Menurut Islam, Sebab Doa Belum Terkabul, Cinta pada Allah, Syarat Diterimanya Tobat, Orang yang Beramal, Penyebab Rezeki Terhambat, Nasihat Ustadz Salim A Fillah, Adab Doa, Doa Ketika Melihat Kematian, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Cara Anak Berbakti pada Orang Tua yang Sudah Meninggal, doa untuk anak, Shalawat Al-Fatih, doa Nabi Musa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Pelancar Rezeki, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Ilahi Rabbi

Ketika Kegelisahan Menghantui, Serahkan Semua Urusan kepada Ilahi Rabbi

9 Januari 2023
Makanan yang Tidak Boleh Disimpan di Kulkas, qanaah, Manfaat Puasa, Hukum Orang yang Tidak Puasa tanpa Alasan

Qanaah, Ketika Hidup Tak Seindah Hidup Orang-Orang

26 Desember 2022
Please login to join discussion

Terbaru

Al-Mahdi, Kabah

3 Fakta Imam Mahdi

Oleh Amang Dede
23 Maret 2023
0

DI akhir zaman akan muncul Imam Mahdi, seorang laki-laki dari kalangan Ahlul Bait (keluarga atau keturunan Rasulullah ﷺ).

kematian, bentuk ruh manusia. luka

Perjalanan Ruh Seorang Muslim setelah Kematian

Oleh Amang Dede
23 Maret 2023
0

Bagaimana perjalanan ruh seorang hamba yang shalih setelah kematiannya?

Posisi Anak dalam Al-Quran, Cara Melindungi Anak dari Gangguan Setan, Tips Mendidik Anak Sesuai Sunnah Rasulullah

Tips Mendidik Anak Sesuai Sunnah Rasulullah ﷺ

Oleh Amang Dede
23 Maret 2023
0

Inilah beberapa tips mendidik anak sesuai Sunnah Rasulullah ﷺ.

Anis Matta

Anis Matta: Ramadhan adalah Saat yang Tepat untuk Bicarakan Koalisi Rekonsiliasi

Oleh Amang Dede
23 Maret 2023
0

Menurut Anis Matta, pembentukan koalisi politik yang ada sekarang mempertajam pembelahan di tengah masyarakat yang sudah ada sejak dua Pilpres...

Terpopuler

Bolehkah Suami Tidur Bersama Istri di Siang Hari saat Puasa Ramadhan?

Oleh Eneng Susanti
14 April 2020
0
Ilustrasi. Foto: 
The Spruce

Apakah suami boleh tidur bersama istri di siang hari pada bulan Ramadhan?

Lihat Lebih

Puasa Tidak Diterima Jika Belum Maaf-maafan Sebelum Ramadhan?

Oleh Eppi Permana Sari
2 Mei 2017
1
Puasa Tidak Diterima Jika Belum Maaf-maafan Sebelum Ramadhan? 1

Akan tetapi, mengatakan bahwa bermaaf-maafan adalah syarat agar puasa diterima tidaklah benar.

Lihat Lebih

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Amang Dede
30 September 2020
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat Lebih
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Update Contents
Islampos We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications