• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 24 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Ketika Jagoan Kecil Kita Jatuh Cinta

Oleh Rifki M Firdaus
8 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Foto: Eneng Susanti/Islampos

Foto: Eneng Susanti/Islampos

1
BAGIKAN

Oleh: Nur Aini, S.Si
Guru, Tinggal di Pare, Kediri, Jawa Timur

 

CINTA monyet adalah istilah yang sering dipakai untuk percintaan-pacaran remaja. Dahulu cinta monyet diperuntukkan bagi anak SMA atau paling tidak anak SMP. Dahulu persepsi cinta monyet hanya sebatas cinta main-main saja, tidak serius. Ketika putus ya cari lagi, mungkin seperti itu.

Namun saat ini. Seiring dengan semakin cepatnya perpindahan informasi, akibat tayangan TV yang tidak mendidik, akibat orang tua yang cenderung membebaskan anaknya, akibat buruknya teladan dari generasi sebelumnya, cinta monyet sudah menjalar kepada anak-anak SD, maka tak salah jika disebut sebagai cinta anak monyet. Pelakunya semakin kecil. Fenomena cinta anak monyet ini tentu membuat kita prihatin, pacaran yang merupakan pendekatan pada pintu zina jelas haram. Baik pelakunya anak SD, remaja, dewasa maupun sudah tua.

ArtikelTerkait

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

Fakta berbicara, usia baligh anak saat ini semakin cepat. Tak jarang anak perempuan kelas 4 SD sudah haid, tak jarang anak laki-laki kelas 5 SD sudah ihtilam. Secara fisik anak sudah dewasa namun secara pemikiran mereka belum mengerti konsekuensi dari baligh adalah dimulainya hisab atas amal mereka.

Sebaliknya yang lebih dominan pada anak yang baligh di usia dini adalah ketidakmampuan mereka mengendalikan perasaan, terutama perasaan tertarik kepada lawan jenis. Jadilah kecil-kecil sudah menjadi pelaku pacaran. Karena pelakunya masih kecil, dari segi keilmuaan mereka sangat minim. Namun dari segi gelora perasaan sulit dikendalikan, maka peluang mereka jatuh dalam dosa maksiat yang lebih besar lagi akan semakin terbuka lebar. Fenomen cinta anak monyet juga akan berpengaruh pada kualitas generasi yang akan datang. Potensi anak dalam memanfaatkan waktu untuk menimba ilmu akan terganggu, pikiran mereka terbelah.

Ketika Anak Jatuh Cinta

Kecil-kecil sudah pacaran, memang sangat membuat kita sebagai orang tua merasa prihatin. Namun menghadapi fakta seperti ini sebagai orang tua kita tidak akan bertindak gegabah apalagi mengambil tindakan keras penuh paksaan. Kita berusaha menyelami pikiran anak-anak kita, berusaha memahami apa yang mereka rasakan, bukan dalam rangka memaklumi namun untuk mencari solusi terbaik agar mereka tidak terus berada dalam masalah.

Jatuh cinta adalah salah satu naluri yang diberikan Allah SWT kepada makhluknya, yaitu sebagai bagian dari naluri melestarikan jenis, tanpa cinta dan kasih saying mungkin dunia ini akan kacau balau. Ketertarikan kepada lawan jenis adalah hal yang normal, namun bukan berarti boleh diumbar. Karena naluri adalah karunia dari Allah SWT maka sudah seharusnya pengaturan dan pemenuhannya juga disesuaikan dengan aturan dari Sang Pencipta. Termasuk pula menyikapi fenomena kecil-kecil sudah jatuh cinta dan berpacaran.

Oleh karena itu, ketika anak jatuh cinta, salah satu hal yang peru kita pahami adalah karakter naluri ini. Karakter naluri salah satunya adalah muncul karena adanya rangsangan dari luar. Tidak mungkin anak jatuh cinta jika belum mengenal lawan jenis, tidak mungkin anak tiba-tiba jatuh cinta tanpa didahului informasi pendukung, misal dari tayangan televisi yang hanya dihiasi tayangan sampah, bukannya menyajikan informasi bermanfaat, sinetron tak berkualitas dengan setting dunia remaja yang mengumbar perasaan. Apapun latar settingnya, mau sekolah, mau di rumah, mau di jalanan semuanya bercerita tentang cinta-cintaan. Tidak hanya TV, kebebasan mengakses internet juga memudahkan anak mendapatkan informasi termasuk pula tayangan-tayang vulgar yang menyebar dimana-mana.

Maka, salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah meminimalisir anak untuk bersentuhan dengan informasi sampah. Ada banyak cara, mulai dari membatasi pemakaian telepon pintar, membatasi waktu menonton TV hingga memberikan pendampingan optimal, dengan kata lain kontrol orang tua sangatlah berperan. Jangan sampai orang tua malah senang dan tenang melihat anak nyaman dengan gadget di tangan atau duduk manis di depan TV.

Solusi lainnya adalah mengalihkan kesibukan anak kepada hal-hal positif dan produktif. Bermain bersama, belajar bersama, menghafal Alquran, menyibukkan diri dengan olahraga, mengikutkan anak pada kajian keislaman disesuaikan dengan umur dan lain sebagainya, inti dari solusi ini adalah tidak membiarkan anak menikmati dunianya sendiri, melibatkan mereka dalam interaksi social yang sehat sesuai syariat.

Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah, menjadi sahabat bagi anak. Memberikan waktu terbaik kita untuk mendampingi buah hati. Memberikan informasi yang benar, memberikan ilmu sebagai bekal dalam kehidupan. Dengan kedekatan orang tua dan anak, anak tidak akan mencari tempat mencurahkan isi hati kepada orang lain apalagi kepada lawan jenis. Tidak mengekang anak namun tidak mengumbar anak, orang tua menjadi tempat curhat yang menyenangkan bagi anak, tidak langsung memarahi dan memvonis anak bersalah, namun berusaha menasehati dengan kasih sayang.

Memang, saat ini tantangan dalam mendidik anak sangatlah luar biasa. Maka dibutuhkan kesungguhan orang tua dalam mendidik anak, memposisikan anak sebagai amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Juga diperlukan kepeduliaan lingkungan dan masyarakat, menciptakan masyarakat yang bersahabat dengan anak mutlak diperlukan.

Masyarakat yang mempunyai visi mengedapankan berlomba dalam kebaikan, menyerukan yang makruf dan bersama mencegah kemungkaran. Dan yang tak kalah pentingnya adalah peran Negara. Kebijakan Negara yang membuat para orang tua sibuk mengejar materi, memberikan kebebasan akses informasi tanpa batas, dan ketidaktegasan dalam sistem sanksi sangat berpengaruh pada pola pengasuhan anak serta kualitas anak saat ini.

Negara dengan kebijakan semakin liberal akan berdampak buruk pada proses pendidikan anak. Tentu hal ini tidak boleh kita biarkan. Pembiaran pada pelaksanaan sistem kapitalistik sekuler sama saja dengan mempertaruhkan masa depan bangsa ini, alih-alih melahirkan generasi beriman dan bertakwa, yang terjadi malah sebaliknya, melahirkan generasi yang menuntut kebebasan dan tidak mau terikat pada aturan Allah SWT, generasi yang maunya mengumbar hawa nafsu.

Oleh karena itu, untuk melindungi generasi dari kerusakan moral dan menyelamatkan generasi demi masa depan diperlukan individu-individu yang bertakwa mempunyai komitmen untuk melaksanakan perntah Allah dan menjauhi seluruh laranganNya, masyarakat yang menjadikan syariat sebagai standar perbuatan dan Negara sebagai institusi utama menerapkan syariat terbaik dari Allah SWT secara menyeluruh. Dan ini membutuhkan perjuangan untuk melakukan perubahan. Maka harus kita mulai dari detik ini juga, demi masa depan di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam bishawab. []

Tags: AnakcintaCinta MonyetJagoanjatuh
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Rekonstruksi Keadilan: Diskursus Pendidikan Nasional

Next Post

Tegur Metro TV, Ini Isi Surat dari Kemenag

Rifki M Firdaus

Rifki M Firdaus

Terkait Posts

telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Batas Shalat 5 Waktu, Shalat Sunnah, Sunnah dalam Shalat, Shalat Tahajud

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

31 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Penyebab Datangnya Rezeki, Hukum Arisan, Nafkah yang Haram

Orang yang Mudah Didatangi Rezeki

Oleh Haura Nurbani
24 Juni 2025
0

Keutamaan Berbakti kepada Orangtua, Anak

Berapa Usia Anak dari Bapak Ini?

Oleh Haura Nurbani
24 Juni 2025
0

Syirik, Bahaya Vape untuk Kesehatan, Rokok, Kentut

Suami Suka Kentut Depan Istri, Istri Ga Suka, Bagaimana Hukumnya?

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

JISc

Banyak Diterima di UI, JISc Ungguli SMA Negeri Meski Terapkan 3 Kurikulum

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

fakta menarik tentang indonesia, fakta kopi indonesia, kopi

Inilah Negara yang Pertama Kali Temukan Kopi Sebelum Menyebar ke Seluruh Dunia

Oleh Yudi
24 Juni 2025
0

Terpopuler

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

Berikut ini lima  negara yang dianggap paling aman jika terjadi perang dunia — dan ya, Indonesia termasuk di dalamnya!

Lihat LebihDetails

11 Adab Jima yang Harus Diketahui Pasangan Suami Istri

Oleh Saad Saefullah
18 Juni 2023
0
Adab Jima

ISLAM telah mengajarkan kita segala sesuatu, bagaimana kita makan, memakai pakaian. Apakah disana ada sunah yang menjelaskan bagi orang Islam...

Lihat LebihDetails

Jangan Dianggap Sepele, Ini 10 Dampak Perang Dunia Ketiga Jika Pecah

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0
perang dunia, perang, kiamat

Seperti yang terjadi setelah Perang Dunia I dengan flu Spanyol, perang besar sering diikuti oleh pandemi mematikan.

Lihat LebihDetails

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

Apa Ciri-Ciri Ginjal yang “Kotor” atau Tidak Sehat?

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0
Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal, ginjal

Dalam istilah medis, ini bisa merujuk pada gangguan fungsi ginjal atau penyakit ginjal kronis.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.