• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 13 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ibrah

Ketika Pemuda Balapan dengan Nenek-nenek dan Orang Buta

Oleh Sodikin
8 tahun lalu
in Ibrah
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Foto: Abu Umar/Islampos

Foto: Abu Umar/Islampos

0
BAGIKAN

ZAMAN dulu kala, ada seorang anak muda yang lapar akan kesuksesan. Baginya, sukses adalah menang, dan kesuksesan diukur dengan hasil tersebut.

Suatu hari, anak itu mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi jalan santai di kampungnya yang kecil. Ia dan dua anak muda laki-laki lain bersaing. Banyak orang berkumpul untuk menyaksikan tontonan olahraga itu. Salah satunya adalah seorang tua yang bijak, datang dari jauh hanya untuk menyaksikan perlombaan itu.

Perlombaan dimulai. Menjelang garis finish, suasana panas. Anak muda mengerahkan semua tekad dan kekuatannya dan akhirnya dia yang menang. Orang-orang sangat gembira dan bersorak dan melambaikan tangan pada anak itu. Namun hanya satu orang yang tidak. Dia adalah si orang tua. Ia tetap diam dan tenang, juga sama sekali tidak menunjukkan perasaan sentimen. Si anak muda, merasa bangga dan penting.

Balapan kedua akan segera dimulai. Pesaing si anak muda sekarang adalah dua anak muda yang lain. Perlombaan dimulai dan tentu saja anak muda itu itu menang sekali lagi. Orang-orang sangat gembira lagi dan bersorak dan melambaikan tangan pada anak itu. Sama seperti sebelumnya, sang orang tua tetap diam dan tenang.

ArtikelTerkait

3 Sungai Sebagai Pembersih Dosa di Dunia

Sungai di Zaman Nabi Daud

Wahai Jiwa, Mengapa Engkau Enggan Sedekah?

Ciri Orang yang Tidak Pernah Mau Bersedekah, Hah Ternyata …

“Mana perlombaan berikutnya?” teriak anak muda itu.

Orang tua yang bijaksana itu melangkah maju. Ia akan berlomba dengan anak muda yang kuat itu.

Tanpa diduga ada dua orang penantang baru, seorang wanita tua yang lemah dan satu orang buta.

“Apa ini?” tanya si anak muda. “Ini sih bukan balapan!”

“Ayo kita berlomba,” ujar si orang tua.

Perlombaan dimulai dan anak itu adalah satu-satunya yang sampai di garis finish, sementara tiga orang penantang lainnya—orang tua, wanita tua, dan si orang buta—masih tidak jauh di garis start.

Si anak kecil sangat gembira, ia mengangkat tangannya dengan bangga. Namun anehnya, orang-orang yang menyaksikan diam dan sama sekali tidak menunjukkan simpati terhadap si anak muda.

“Apa yang telah terjadi? Mengapa orang-orang tidak senang akan kemenanganku?” Ia bertanya pada orang tua yang bijak.

Advertisements

Alih-alih menjawab, si orang tua malah tersenyum. “Ayo berlomba lagi,” ujar si orang bijak. “Kali ini, kau berlomba dengan wanita tua lemah dan orang buta itu. Selesaikan bersama-sama.”

Anak muda itu berpikir sebentar, ia berdiri di tengah-tengah orang buta dan wanita tua yang lemah, dan kemudian menggamit tangan dua penantangnya. Perlombaan dimulai dan anak muda itu berjalan perlahan, sangat perlahan, ke garis finish dan melintasinya. Para penonton gembira dan bersorak dan melambaikan tangan pada anak itu. Orang bijak itu tersenyum, lembut menganggukkan kepalanya. Si anak kecil merasa bangga.

“Orang tua, aku tidak mengerti! Untuk siapa orang-orang itu bersorak? Salah seorang dari kami ataukah untuk kami bertiga?” tanya si anak muda.

Orang tua yang bijaksana itu menatap mata si anak kecil. Ia meletakkan tangannya di bahu anak itu, dan menjawab dengan lembut, “Anak muda, dalam lomba ini, kau telah memenangkan lebih banyak daripada balapan manapun yang pernah kauikuti. Dan untuk lomba ini orang-orang bersorak bukan untuk pemenang manapun!”

Si anak muda tercenung. Ia masih belum sepenuhnya mengerti. Tapi ia ikut bersorak bersama-sama para penonton. Dalam perjalanan pulang, ia baru menyadari, dalam kehidupan, ada kalanya kita tidak melakukan sesuatu untuk membuktikan apapun dalam diri kita, tapi untuk bersama dengan orang-orang yang memang ditakdirkan oleh Allah SWT tidak akan pernah mampu melakukannya. []

Tags: balapanorang butapemuda
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ini Ciri-ciri Orang Beriman yang Sesungguhnya

Next Post

Terancam Nuklir Korut, 3 Negara Ini Latihan Antisipasi Rudal

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Wudhu Dulu Sebelum Mandi Junub, nasihat ibnul qayyim, Macam Cemburu, Cara Membersihkan Najis, Dosa

3 Sungai Sebagai Pembersih Dosa di Dunia

10 Juni 2025
Nabi Musa, Nabi Daud

Sungai di Zaman Nabi Daud

27 Mei 2025
Hal yang Bisa Jadi Kita Sedekahkan, Keutamaan Sedekah

Wahai Jiwa, Mengapa Engkau Enggan Sedekah?

20 Mei 2025
Utang Piutang, Pekerjaan yang Dilaknat dalam Islam, Adab Utang Piutang dalam Islam, Keutamaan Memberi Utang, Kesalahan saat Bersedekah

Ciri Orang yang Tidak Pernah Mau Bersedekah, Hah Ternyata …

16 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

maen HP

Kenapa Sih Maen HP Pas Shalat Jumat?

Oleh Haura Nurbani
13 Juni 2025
0

diabetes

7 Tanda Tubuh yang Rentan Terkena Diabetes

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0

hati, jin, api, murtad, pekerjaan

5 Pekerjaan Haram yang Jarang Disadari

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0

Beli Baju Lebaran, Tanda Kebahagiaan

7 Tanda Kebahagiaan Seorang Muslim, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
13 Juni 2025
0

Donasi

UPDATE LAPORAN DONASI: Selamatkan Media Islam: Saatnya Kita Bergerak untuk Islampos!

Oleh Dini Koswarini
13 Juni 2025
0

Terpopuler

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Kenapa Shalat Shubuh Terasa Berat bagi Orang Munafik?

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
Itikaf, Ciri Malam Lailatul aQadar,, Munafik

Rasulullah ﷺ menyebut bahwa shalat Shubuh dan Isya adalah shalat yang paling berat bagi orang munafik.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Hilangnya Keberkahan Waktu

Oleh Ari Cahya Pujianto
30 Mei 2019
0
Foto: Aldi/Islampos

Oleh: Taufik Aulia Saat dulu masih kecil dan belum punya gadget, jeda waktu dari maghrib sampai isya terasa sangat cukup...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.