• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 18 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Wacana

Jangan Takut Berkata “Jangan!”

Oleh Eva F Hasan
8 tahun lalu
in Wacana
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
jangan

Foto: Parenting

0
BAGIKAN

 

Oleh: M. Anwar Djaelani
Aktivis MIUMI Jawa Timur

Al-Qur’an–pedoman hidup Muslim–memuat ratusan ayat berupa larangan. Ayat-ayat itu menggunakan kata ”jangan”. Tetapi aneh, belakangan ini, ada yang seperti tak mau menggunakan kata ”jangan” dalam mendidik anak atau murid-muridnya. Benarkah sikap itu?

Tak Berdasar
Apa alasan dari mereka yang seperti alergi jika harus menggunakan kata ”jangan” di saat mendidik murid-murid atau anak-anaknya? Pertama, kata mereka, kata “jangan” atau “tidak” bertentangan dengan cara kerja otak. Kata-kata negatif seperti “jangan” atau “tidak” dinilai tak mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Terkait alasan ini, ada “resep”: Hindarilah penggunaan kata negatif. Sebab, jika ada kata negatif, maka yang diterima anak atau murid adalah kata di belakang kata negatif itu. Sementara, kata negatifnya diabaikan. Misalnya, pada kalimat “Jangan ramai” maka yang ditangkap anak atau murid adalah “ramai”.

ArtikelTerkait

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

Ga Bisa Baca Hadist

Gendong Ala Drakor

Kedua, lanjut mereka, kata “jangan” atau “tidak” terasa tidak humanis. Penggunaan kata-kata negatif itu bisa melukai rasa kemanusiaan, menjatuhkan harga diri, menutup pintu dialog, dan menempatkan anak atau murid pada posisi bersalah. Untuk itu, mereka lebih merekomendasikan pemberian motivasi dan pilihan kepada anak atau murid. Gunakanlah kata-kata positif, kata mereka.

Benarkah pendapat yang sepintas tampak memikat itu? Mari kita buka kisah Luqman. Bacalah QS. Luqman [31]: 12: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman”. Maka, kitapun tahu bahwa Luqman itu orang yang diberi hikmah oleh Allah. Luqman bukan Nabi, tetapi dia adalah lelaki shalih dan bijaksana yang kita diperintahkan untuk meneladaninya.

Perhatikanlah saat Luqman mendidik anaknya dan untuk itu dia menggunakan kata “jangan”. Cermatilah! “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’,” (QS Luqman [31]: 13).

Di ayat berikutnya, kembali Luqman mendidik anaknya dan tetap memilih kata ”jangan”. Perhatikanlah! “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan,” (QS. Luqman [31]: 14-15).

Sementara, salah satu inti ajaran Islam adalah kewajiban beramar ma’ruf nahi munkar. Maka, ketika amar ma’ruf nahi munkar kita lakukan, mustahil jika kita membuang kata ”jangan” dari perbendaharaan kata-kata kita.

Rasakanlah, mantapnya Luqman dalam beramar ma’ruf nahi munkar seperti berikut ini. Berkali-kali Luqman menggunakan kata ”jangan”. Simaklah! “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (QS Luqman [31]: 17-18).

Tampak, Luqman tidak merasa perlu mengganti kalimat “Jangan menyekutukan Allah” dengan–misalnya- “Esakanlah Allah”. Pun demikian dengan kalimat “Jangan angkuh“ tak perlu dilunakkan menjadi -misalnya- “Sebaiknya ramah”.

Berikut ini sekadar tambahan contoh, bagian dari ratusan ayat Allah yang menggunakan kata “jangan” terkait (perintah dan) larangan kepada manusia. “Dan janganlah kamu campur-adukkan yang haq dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui” (QS Al-Baqarah [2]: 42).

Advertisements

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk,” (QS Al-Israa’ [17]: 32).

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu,” (QS An-Nisaa’ [4]: 29).

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain,” (QS An-Nisaa’ [4]: 32).

Melengkapi ayat-ayat Allah, di dalam banyak hadits, Rasulullah SAW juga menggunakan kata “jangan” terkait dengan berbagai aturan hidup. Berikut ini sekadar menyebut beberapa contoh: “Janganlah salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri,” (HR. Muslim).

“Janganlah engkau mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari, kecuali bagi orang yang terbiasa berpuasa, maka bolehlah ia berpuasa,” (Muttafaq Alaihi).

“Janganlah seseorang di antara kamu melamar seseorang yang sedang dilamar saudaranya, hingga pelamar pertama meninggalkan atau mengizinkannya,” (Muttafaq Alaihi).

Sekarang, beranikah kita lebih mendahulukan kata pakar atau bahkan sekadar trainer di berbagai pelatihan parenting ketimbang Luqman yang materi pendidikan dan cara menyampaikannya telah dimuliakan Allah dengan mengabadikannya di dalam Al-Qur’an? Luqman bukan Nabi, tetapi ketinggian ilmunya yang didasarkan pada tauhid tak pantas kita nomorduakan. Luqman pasti jauh tak akan tertandingi oleh pakar sekular dan juga oleh trainer dari kelas parenting.

Pilih Mana

Alhasil, kita tinggal memilih. Di dalam mendidik anak atau murid, akankah kita akan ikut Luqman ‘Sang Pendidik dan Ahli Hikmah’ yang nama dan caranya mendidik ada di dalam Al-Qur’an ataukah kita bersedia mengekor pendapat pakar yang tak kita kenal dengan baik aqidah dan akhlaqnya. []

Tags: JanganlaranganNoteZina
Share327SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ingatlah, Perbuatan Kita di Dunia Akan Dihisab

Next Post

Waspadalah, 6 hal ini bisa membuatmu rugi di bulan Ramadhan

Eva F Hasan

Eva F Hasan

Terkait Posts

Nggak Ada Obat, Potongan Rambut Laki-laki yang Tidak Diperbolehkan dalam Islam

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

13 Desember 2024
Damaskus

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

8 Desember 2024
Kitab Taurat, Hadist, Bani Israil, Zabur

Ga Bisa Baca Hadist

10 Agustus 2024
Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri, , Nikah, Tips yang Harus Dikuasai Istri Agar Suami Betah di Rumah, Sifat Istri yang Mendatangkan Rezeki bagi Suami, Drakor

Gendong Ala Drakor

10 Agustus 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Ciri Penghuni Surga dan Neraka

Berapa Idealnya Tabungan Minimal yang Harus Dimiliki di Zaman Sekarang?

Oleh Saad Saefullah
18 Juni 2025
0

kunci rezeki, rezeki yang halal, REZEKI,

Benarkah Rezeki Seret Karena Sering Menunda Shalat?

Oleh Yudi
18 Juni 2025
0

Penyebab Badan Cepat Lelah, 30 Tahun, Hiptertensi

Gejala-gejala Hiptertensi yang Sering Diabaikan

Oleh Dini Koswarini
18 Juni 2025
0

perang dunia, perang, kiamat

Apakah Perang Dunia Ketiga Tanda Kiamat Sudah Dekat?

Oleh Yudi
18 Juni 2025
0

gaza, palestina

Sejarah Pengkhianatan Israel kepada Palestina Pasca Perang Dunia Kedua

Oleh Yudi
18 Juni 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Kenapa Lelaki Jadi Lebih Cepat Gemuk setelah Menikah?

Oleh Dini Koswarini
13 Juni 2025
0
Penyebab Kanker Prostat, Bau Badan, Ciri-ciri Orang yang Tidak Mau Bayar Utang, Kentut, Gemuk

Berikut beberapa penyebab utama lelaki menjadi gemuk setelah menikah!

Lihat LebihDetails

Apa Itu Iron Dome Israel?

Oleh Saad Saefullah
17 Juni 2025
0
Iron Dome

Iron Dome bertugas melindungi wilayah sipil dari serangan roket jarak pendek.

Lihat LebihDetails

Iran di Udara, Pejuang Palestina di Darat

Oleh Saad Saefullah
18 Juni 2025
0
Foto: Freepik

Tanda-tanda kewalahan dari penjajah Israel semakin nyata. Sejak serangan rudal hipersonik Iran pertama diluncurkan, Amerika dan Inggris langsung turun tangan.

Lihat LebihDetails

Nama-nama Bayi yang Dilarang dalam Islam

Oleh Saad Saefullah
24 Mei 2022
0
Foto: .lanlinglaurel.com

Demikian juga kita mesti mengubah nama-nama yang buruk.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.