• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 10 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tsaqofah Tanya Jawab

Hukum Mencukur Kumis bagi Seorang Lelaki Muslim

Oleh Haura Nurbani
1 tahun lalu
in Tanya Jawab
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Prasangka Baik pada Allah, Hukum Mencukur Kumis, Hukum mencukur kumis, Profesi, Gaji, Karyawan

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

APA hukum mencukur kumis bagi seorang lelaki Muslim?

Ahli ilmu berbeda pendapat terkait yang sesuai sunnah dianjurkan dalam kumis menjadi dua pendapat:

Hukum Mencukur Kumis:

Pendapat pertama, yang sesuai sunnah adalah dicukur semuanya. Dan ini madzhab Hanafiyah dan Hanabilah. Mereka berdalil dengan yang Nampak dari teks nabawi yang ada dalam masalah ini. Diantaranya, (Cukur kumis) HR. Bukhiri (5892) dan Muslim (259). (Hilangkan kumis) HR. Bukhori (5893) dan dalam redaksi Muslim (260) (Ambil semua kumis).

Tohawi dalam ‘Syarkh Ma’ani Al-Atsar (4/230) mengatakan, “Mencukur lebih utama dibandingkan memendekkan. Dan ini madzhab Abu Hanifah, Abu Yusuf dan Muhammad rahimahumullah.” Selesai

ArtikelTerkait

Apa Hukum Pakaian yang Terkena Air Liur Anjing, dan Bagaimana Cara Membersihkannya?

Apakah Pengantin Wanita Boleh Menggunakan Gaun Warna Putih di Hari Pernikahan?

Apa Ukuran Bisa Mendapatkan (Satu) Rakaat Shalat?

Apa Mandi Besar Cukup dengan Mengalirkan Air ke Seluruh Badan?

Ibnu Abidin dalam ‘Raddul Mukhtar (2/550) menukilan dari ulama’-ulama’ terakhir memilih memendekkan. Beliau mengatakan, “Sesuai Madzhab (maksudnya Madzhab Hanafi) menurut ulama’ yang terakhir dari guru kami itu dipendekkan. Dalam Badai’ dikatakan, itu yang benar.” Selesai

Hukum Mencukur Kumis:

Pendapat kedua, yang sesuai sunnah adalah memendekkan kumis. Sementara mencukurnya itu makruh. Dan ini madzhab Malikiyah dan Syafiiyyah. Sementara Imam Malik sangat ketat dalam masalah itu. Mereka berdalil akan hal itu dengan berikut ini:

1- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ( الْفِطْرَةُ خَمْسٌ : الْخِتَانُ ، وَالِاسْتِحْدَادُ ، وَقَصُّ الشَّارِبِ ، وَتَقْلِيمُ الأَظْفَارِ ، وَنَتْفُ الْآبَاطِ ) رواه البخاري (5891) ومسلم (257)

1. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu saya mendengar Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Fitrah itu ada lima, khitan, mencukur bulu kemaluan, memendekkan kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak.” HR. Bukhori (5891) dan Muslim (257).

BACA JUGA: Hukum Lupa dan Salah Baca dalam Shalat, Lakukan Ini

2- وعَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ رضي الله عنه قَالَ : ( كَانَ شَارِبِي وَفَى – أي زاد – فَقَصَّهُ لِي – يعني النبي صلى الله عليه وسلم – عَلَى سِوَاكٍ ) رواه أبو داود (188) وصححه الألباني في صحيح أبي داود .

2. Dai Mughiroh bin Syu’bah radhiallahu’anhu berkata, (Dahulu kumisku panjang, maka Nabi Sallallahu’alaihi wa sallam memendekkannya untukku (panjangnya) diatas siwak.” HR. Abu Dawud (188) dishohehkan Al-Albany di shoheh Abi Dawud.

Diriwayatkan oleh Baihaqi di Sunan Kubro (1/151) dengan sanadnya dari Abdul Aziz bin Abdullah Al-Uwaisy berkata, diceritakan kepadan Malik bin Anas bahwa sebagian orang mencukur bersih kumisnya, maka beliau berkata, “Selayaknya dipukul orang yang melakukan hal itu. Tidak ada dalam hadits Nabi sallallahu’alaihi wa sallam dalam mencukur bersih. Akan tetapi terlihat dua bibir dan mulut.

Advertisements
Cara Redam Amarah, Hukum Mencukur Kumis
Foto: Unsplash

Malik bin Anas mengatakan, “Mencukur kumis termasuk bid’ah yang telah Nampak pada orang-orang.” Selesai dengan diringkas.

Abul Walid AL-Baji dalam ‘Al-Muntaqo Syakh Al-Muwatto’ (7/266) mengatakan, “Diriwayatkan oleh Ibnu Abdul Hakam dari Malik, Bukan menyembunyikan kumis itu dengan mencukurnya. Saya berpendapat selayaknya diberi pelajaran (adab) orang y ang mencukur kumisnya. Diriwayatkan Asyhab dari Malik, mencukurnya termasuk bid’ah.

Malik rahimahullah mengatakan, “Diriwayatkan dari Umar bin Khottob radhiallahu’anhu bahwa dahulu kalau tertimpa urusan yang menyedihkan, dipilin (pintal) kumisnya. Kalau sekiranya dicukur, maka tidak ada yang dipintal.” Selesai silahkan melihat ‘At-Tamhid (21/62-68).

Hukum Mencukur Kumis: Menurut Imam Nawawi

Nawawi dalam Al-Majmu’ (1/340-341) mengatakan, “Kemudian aturan dalam memendekkan kumis adalah memotongnya sampai kelihatan bibir, dan tidak dicukur habis sampai dasarnya. ini madzhab kami.” Selesai

Dalam ‘Nihayatul Muhtaj karangan Ramli (8/148) dari kalangan ulama’ Syafiiyyah, “Dimakruhkan mencukur habis.” Selesai. Maksudnya mencukur kumisnya. Telah ada madzhab ini dari sekelompok dari ulama’ salaf juga.

Diriwayatkan oleh Baihaqi di Sunan Kubro (1/151) dari Syarahbil bin Muslim Al-Khoulani berkata, “Saya melihat lima shahabat Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam memendekkan kumisnya dan memanjangkan jenggot dan menguncirnya. Abu Umamah Al-Bahili, Abdullah bin Basr, Utbah bin Abdu As-Silmi, Hajjah bin Amir At-Tsumali dan Miqdam bin Madikarb Al-Kindi. Mereka memendekkan kumisnya dengan ujung bibirnya.

Mereka menjawab dari dalil yang digunakan pendapat pertama dengan salah satu jawaban,

1. maksud dengan ‘ihfa’ dan inha’ adalah memendekkah ujung rambut yang ada di atas bibir. Bukan mencukur semua kumis (dari asalnya). Dengan dalil riwayat yang disebutkan memendekkan saja. Dan ia menjadi penjelasan dari hadits ihfa’.

Abul Walid mengatakan dalam ‘Al-Muntaqo Syarkh Al-Muwato’ (7/266): “Diriwayatkan oleh Ibnu Qosim dari Malik, Bahwa penafsiran hadits Nabi sallallahu’alaihi wa sallam dalam mencukur kumis adalah terlihat sisi ujung mulut. Yaitu yang dipendekkan dari sisi bibirnya dan kata ‘Itor’ adalah sisi mulut yang dilancipkan. Selesai.

Nawawi dalam Al-Majmu’ (1/340) mengatakan, “Riwayat-riwayat ini –maksudnya

( أحفوا..أنهكوا..الشوارب )menurut kami maksudnya adalah memendekkan dari sisi ujung bibir. Bukan dicukur dari asalnya.” Selesai

2. Bahwa kata ‘Al-Ihfa’ dan Al-Inhak’ arti dalam bahasa bukan mencukur habis, bahkan maksudnya adalah menghilangkan sebagiannya.

Abul Wali Al-baji dalam ‘Al-Muntaqa Syarkh Al-Muwato’ (7/266) mengatakan, “Mencukur sesuatu, maksudnya tidak mengandung menghilangkan semuanya. Akan tetapi terkandung menghilangkan sebagiannya. Pemilik ‘Al-Af’al’ mengatakan,

نهكته الحمى نهكا : أثرت فيه“Terserang demam, maksudnya terimbas dengannya. Selesai

Yang kuat- wallahu’alam- adalah pendapat kedua, yang sesuai sunnah adalah memendekkan bukan mencukur habis.

Hukum Mencukur Kumis: Menurut Syeikh Ibnu Ustaimin

Syekh Ibnu Utsaimin dalam ‘Majmu’ Fatawa (11/ Bab Siwak Wa Sunan Al-Fitroh/ soal No. 54): “Yang lebih utama adalah memendekkan kumis, sebagaimana yang ada dalam sunnah. Sementara mencukurnya bukan dari sunnah. Sementara sebagian mengqiyaskan anjuran mencukur dengan mencukur kepala dalam manasik, termasuk qiyas yang bertentangan dengan nash. Maka tidak perlu diperhatikan. Oleh karena itu Malik mengatakan tentang mencukur, “Bahwa hal itu merupakan bid’ah yang Nampak pada manusia. Maka tidak layak mengesampingkan dari apa yang ada dari sunnah. Karena mengikuti (sunnah) itu (mendapatkan) petunjuk, kebaikan, kebahagiaan dan kesuksesan.” Selesai dengan diringkas.

Hal yang Harus Anda Lakukan saat Tak Bahagia di Tempat Kerja, Cara Tingkatkan Gaya Hidup Sehat, Hukum Mencukur Kumis
Foto: Unsplash

Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta’ ditanya, “Telah ada banyak hadits (Pendekkan kumis) apakah mencukur itu berbeda dengan memendekkan? Sebagian orang memendekkan dari permulaan kumis dan setelah bibir atas. Dan membiarkan rambut kumisnya. Diperkirakan memotong separuh kumisnya dan membiarkan sisanya. Apakah ini maksudnya? Ataukah mencukur habis semuanya? Saya mohon faedah cara memotong kumis.

BACA JUGA: Hukum Mandi Junub tanpa Membasuh Rambut

Maka dijawab, “Hadits yang shoheh telah menunjukkan dari Rasulullah sallallahu’alai wa sallam dianjurkannya memendekkan kumis. Diantara hal itu adalah sabdanya sallallahu’alaihi wa sallam (Potong kumis dan panjangkan jenggot, maka berbedalah dengan orang Majusi) dalam sebagian redaksi (Cukur kumis) kata ‘Al-Ihfa’ adalah melebihkan dalam memotong. Barangsiapa yang memotong kumis sampai kelihatan bibir atas atau mencukurnya, mak ahal itu tidak mengapa. Karena hadits yang ada (menunjukkan) dua hal tidak diperbolehkan membiarkan ujung kumis. Bahkan dipotong semua kumisnya atau sangat dipendekkan semuanya, untuk mengamalkan sunnah.” Selesai

Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syekh Abdurrazzaq Afifi, Syekh Abdullah Qoud.

Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah (5/149).

Tobari, Qodi Iyad memilih diperbolehkan dua hal, memendekkan sangat dan memotongnya (merapikan). Dan Al-Hafidz Ibnu Hajar lebih condong (pendapat ini). Dalam Fathul Bari, (10/347) silahkan melihat ‘Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah (25/320).

Wallahu’alam. []

SUMBER: ISLAMQA

Tags: Hukum Mencukur Kumis
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Shalat untuk Penambah Rezeki, Adakah?

Next Post

Taubat dan Istighfar

Haura Nurbani

Haura Nurbani

Terkait Posts

Adab Melepas Pakaian, Anjing

Apa Hukum Pakaian yang Terkena Air Liur Anjing, dan Bagaimana Cara Membersihkannya?

29 Mei 2025
Nikah di Bulan Syawal, Pengantin

Apakah Pengantin Wanita Boleh Menggunakan Gaun Warna Putih di Hari Pernikahan?

28 Mei 2025
Shalat

Apa Ukuran Bisa Mendapatkan (Satu) Rakaat Shalat?

18 Mei 2025
Mandi Wajib, Mandi Haid, Mandi Besar

Apa Mandi Besar Cukup dengan Mengalirkan Air ke Seluruh Badan?

17 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Cara Jaga Kesehatan di Musim Hujan, bicara, Anak, Ciri Anak yang Pintar , Ciri Anak yang Cerdas, Sunat

Sunat untuk Anak Lelaki, Berapa Tahun Sebaiknya?

Oleh Haura Nurbani
9 Juni 2025
0

Donasi

Selamatkan Media Islam: Saatnya Kita Bergerak untuk Islampos!

Oleh Dini Koswarini
9 Juni 2025
0

Zakat Fitrah, sayuran

Sayuran-sayuran yang Ternyata Mengandung Tinggi Gula

Oleh Haura Nurbani
9 Juni 2025
0

Shalat, Keutamaan Shalat Dhuha, Shalat yang Tidak Diterima oleh Allah SWT, Hukum Shalat tanpa Peci, shalat

Renungan: Mengapa Shalat Tidak Diterima oleh Allah SWT?

Oleh Yudi
9 Juni 2025
0

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Pagi Hari, Ciri Diabetes di Usia Muda, Muslim

Apa yang Terjadi Kalau Manusia Dewasa Tidur Malam Kurang dari 6 Jam?

Oleh Dini Koswarini
9 Juni 2025
0

Terpopuler

Kenapa Suami Sukanya Minta Jima Terus sama Istri?

Oleh Yudi
8 Juni 2025
0
Penyebab Suami Loyo di Tempat Tidur, Jima, nusyuz

Pertanyaan seperti “Kenapa suami sukanya minta jima terus sama istri?” seringkali muncul dari rasa penasaran, lelah, atau bahkan bingung di...

Lihat LebihDetails

Inilah 11 Keutamaan Surah Yasin yang Perlu Diketahui Muslim

Oleh Andika Murdanto
26 Oktober 2021
0
Keutamaan Surah Yasin

Keutamaan surah yasin dijelaskan dari beberapa hadist Rasulullah Muhammad ﷺ.

Lihat LebihDetails

Tips Ga Bayar Utang: Rahasia Sukses Para Ahli Kabur Amanah

Oleh Dini Koswarini
6 Juni 2025
0
Cara Mengelola Keuangan, Utang

Utang itu kan hanya angka—dan angka bisa dilupakan?

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Apa yang Terjadi Jika Seorang Pemuda Jadi Pengangguran?

Oleh Dini Koswarini
9 Juni 2025
0
Penyakit Lisan, Ciri Orang Dengki, Rezeki, Pengangguran

Jika seorang pemuda menjadi pengangguran, dampaknya bisa sangat luas.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.