• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 13 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Sedikitnya Teman Perjalanan Harga Sebuah Kemuliaan

Oleh Eva F Hasan
8 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Sedikitnya Teman Perjalanan Harga Sebuah Kemuliaan 1 Jannah
0
BAGIKAN

Oleh: Ustadz Abu Umar Abdillah
Da’i di Majelis Dakwah Islam Nusantara (Madina)

SUATU kali, Umar bin Khattab mendengar seorang berdoa, “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan yang sedikit (minoritas).” Beliau bertanya, “Wahai hamba Allah, apa yang kamu maksud dengan golongan minoritas?”

Orang itu menjawab, “Saya menyimak firman Allah, “Dan tidak beriman bersama Nuh itu kecuali sedikit.” (QS. Hud: 40), juga firman-Nya, “Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba`: 13). Kemudian orang itu menyebutkan beberapa ayat lagi. Lalu Umar berkata, “Setiap orang memang lebih faqih dari Umar.”

Fragmen ini menjadi pelajaran bagi kita, bahwa untuk meraih derajat yang tinggi dan mulia, harus bersiap menempuh jalan yang sepi dari teman. Karena orang kebanyakan tidak sanggup menempuh puncak ketinggian. Derajat muslim hanya disandang sebagian kecil dari total penduduk bumi yang luas ini. Di antara sekian banyak muslim, hanya sebagian kecil yang menduduki peringkat mukmin. Dan di antara sekian banyak mukmin, hanya sedikit sekali yang mampu meraih derajat muhsin. Dan begitulah makin tinggi tujuan, makin sedikit teman perjalanan.

ArtikelTerkait

Kenapa Shalat Shubuh Terasa Berat bagi Orang Munafik?

Air Mata Rasulullah ﷺ: Ketika Allah Memanggil Anak-anaknya

Kenapa Kita Harus Berusaha Sekuat Tenaga Mendapatkan Rezeki Halal di Zaman Ini

Kenangan Bersama Ayah

Menyadari Konsekuensi Pilihan

Orang yang memiliki cita-cita mulia harus menyadari pilihannya. Ia sama sekali tidak terpengaruh atau larut oleh suara kebanyakan.

Tidak pula terwarnai oleh tradisi yang sudah menjadi hegemoni. Baginya, itu bukanlah ukuran. Sufyan bin Uyainah berkata, “Tempuhlah jalan kebenaran. Jangan merasa kesepian dengan sedikitnya teman perjalanan.”

Fudhail bin Iyadh juga berkata, “Berpeganglah pada jalan hidayah. Jangan ragu akan sedikitnya orang yang menampuh jalannya. Jauhilah jalan kesesatan dan jangan tertipu oleh banyaknya orang yang bergabung bersama mereka.”

Begitulah semestinya sikap kita dalam memegangi kebenaran. Demikian pula usaha kita dalam meraih cita-cita. Bukankah orang yang masuk jannah tanpa hisab lebih sedikit dari penghuni jannah yang lain? Bukankah ‘imam fid dien’ (pemimpin dalam agama) lebih sedikit dari pada jumlah makmum di belakangnya?

Jika ingin sukses dengan tingginya capaian ilmu dan amal, jangan menjadikan kebiasaan awab sebagai ukuran. Jika usaha kita setara dengan orang kebanyakan, kita baru bisa dikatakan sebagai sembarang orang, belum mencapai kedudukan ‘bukan orang sembarangan’.

Ibnu mas’ud memberi nasehat kepada penyandang al-Qur`an agar berbeda dengan umumnya orang, “Sudah sepantasnya bagi penyandang al-Qur`an menghidupkan malamnya di saat manusia tidur, shaum di siang hari di saat manusia berbuka, menunjukkan kesedihannya saat manusia bersenang-senang, menangis di saat manusia tertawa, diam di saat manusia banyak bicara, khusyu’ saat manusia tampak kesombongannya.”

Bahkan Allah juga mengingatkan kepada para istri Nabi agar menjaga kemuliaan mereka dengan tidak menyerupai orang awam dalam berkata dan berbuat. Tidak sepantasnya mereka meniru wanita pada umumnya. Justru kaum wanitalah yang seharusnya menjadikan mereka sebagai panutan. Allah berfirman, “Wahai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertaqwa,” (QS. Al-Ahzab: 32)

Advertisements

Ibnu Katsir berkata, “Jika mereka bertakwa kepada Allah sebagaimana yang Allah peritahkan maka taka da wanita yang menyerupai mereka. Dan tidak ada wanita yang mampu menandingi kemuliaan dan kedudukan mereka.”

Menepis Rasa Keterasingan

Menggapai kedudukan tinggi memang harus bersiap menjadi manusia langka, asing dan beda dari yang lain. Adalah manusiawi jika terkadang dia merasa kesepian. Untuk menepis rasa ini, kita bisa bergabung dalam kafilah orang-orang yang jauh keutamaannya di atas kita, meski mereka hidup di zaman sebelum kita.

Seperti yang dilakukan oleh Abdullah bin Mubarak tatkala diajak mengobrol usai shalat. Beliau berkata, “Aku ingin membaca kitab dan mencatat perkataan mereka. Sedangkan bila aku duduk bersama kalian, apa yang bisa kudapatkan?”

Ini semisal wejangan sebagian salaf yang disebutkan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam madarijus Salikin, “Jika suatu kali kamu merasa kesepian karena sedikitnya teman, lihatlah teman perjalanan yang telah berada di depan. Berusahalah untuk menyusul mereka. Janganlah pandanganmu terpukau kepada selian mereka (yang lebih lambat dari jalanmu), karena hal itu tak akan berguna bagimu di sisi-Nya. Jika mereka menyerumu untuk melambatkan jalanmu, janganlah menoleh.

Karena sekali saja kamu menoleh, mereka bisa mengejarmu. Seperti perumpamaan kijang dan serigala. Sebenarnya kijang lebih kencang larinya dari serigala. Hanya saja tabiat kijang selalu menoleh begitu merasakan sesuatu, dan itu akan memperlambat jalannya. Maka serigala pun bisa menangkapnya, karena ia hanya fokus denga apa yang menjadi tujuannya.

Saya pernah mendengar kisah menarik seorang da’I yang melewati hutan dengan motornya. Saat itu ia tidak sengaja menabrak harimau yang sedang mengejar mangsanya. Harimau itu terjatuh, namun sama sekali tidak mengubah fokusnya untuk mengejar hewan yang sejak semula hendak dimangsanya.

Begitulah semestinya pemburu derajat mulia yang sebenarnya. Selalu fokus dengan cita-cita mulia. Lingkungan ataupun kondisi umumnya manusia yang suka berlambat dan berleha-leha semestinya tidak menghambat laju geraknya. Sebagai realisasi dari wasiat Nabi,

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ

“Bersungguhlah melakukan apa yang bermanfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jagan merasa lemah.”

Tingkat kegigihan, ketegaran dalam menghadapi segala rintangan dan optimism dalam menjawab semua tantangan harus di atas rata-rata umumnya orang. Waktu belajarnya, melebihi waktu belajarnya orang-orang. Tingkat pengorbanannya melebihi pengorbanan orang-orang sembarangan. Inilah harga yang harus dibayar untuk sebuah memuliaan, wallahu muwaffiq. []

Tags: amalilmuRenungan
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Seberapa Berhargakah Air Mata Kita?

Next Post

Sekolah yang Aman, Ada Nggak Ya?

Eva F Hasan

Eva F Hasan

Terkait Posts

Itikaf, Ciri Malam Lailatul aQadar,, Munafik

Kenapa Shalat Shubuh Terasa Berat bagi Orang Munafik?

12 Juni 2025
Rasulullah, Nabi Muhammad

Air Mata Rasulullah ﷺ: Ketika Allah Memanggil Anak-anaknya

11 Juni 2025
Cara Mengendalikan Sifat Boros, Renungan tentang Rezeki, Keuangan Keluarga, Rezeki Halal

Kenapa Kita Harus Berusaha Sekuat Tenaga Mendapatkan Rezeki Halal di Zaman Ini

11 Juni 2025
Kesalahan Besar Orangtua Muslim, Hal Sepele yang Tak Boleh Orangtua Lakukan pada Anak, Fase Belajar Anak, Cara Lindungi Anak dari Pelecehan Seksual, Keutamaan Memuliakan Anak Yatim, Cara Meminang Hati Anak, Ayah

Kenangan Bersama Ayah

10 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Keutamaan Berjima di Malam Jumat, Tempat Duduk Penghuni Surga, Nasihat, Nabi Luth, Posisi Duduk yang Dimurkai, Manusia, Hasan Al-Bashri, ujian

Musibah Itu Ujian, Teguran, Hukuman, ataukah Azab?

Oleh Saad Saefullah
12 Juni 2025
0

Penjagaan Allah terhadap Nabi, Abu Bakar

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

Oleh Dini Koswarini
12 Juni 2025
0

Gejala Diabetes, Durasi Tidur, Akibat Menahan BAB, Penyebab Asam Urat

Penyebab Asam Urat, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
12 Juni 2025
0

Itikaf, Ciri Malam Lailatul aQadar,, Munafik

Kenapa Shalat Shubuh Terasa Berat bagi Orang Munafik?

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0

hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Rajin Sholat Tapi Maksiat Masih Jalan, Apa yang Salah?

Oleh Yudi
19 Mei 2024
0
3 Kali Tidak Shalat Jumat saat Pandemi, doa iftitah, keutamaan shalat berjamaah, shalat berjamaah, sholat, shalat, imam, masbuk

Justru ketika seseorang belum bisa meninggalkan maksiat, maka kewajiban sholat itu semakin dia butuhkan.

Lihat LebihDetails

Meninggal Dunia Masih Pakai Behel dan Rambut Sambung, Apakah Harus Dicopot?

Oleh Yudi
19 Mei 2024
0
gigi, behel, anak

Sebelum lebih jauh, muslim harus mengetahui terlebih dahulu mengenai hukum penggunaan behel dan rambut sambung.

Lihat LebihDetails

14 Sifat Teladan Rasulullah ﷺ dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
Sebab Nabi Muhammad Diutus di Arab, Bukti Kenabian Muhammad

Salah satu karakter mulia Rasulullah ﷺ adalah tidak pernah mengasingkan diri dari kaumnya meski diperlakukan semena-mena.

Lihat LebihDetails

5 Kriteria Harta yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya

Oleh Saad Saefullah
7 Februari 2017
0
Foto: YouTube

Para ulama telah menyusun kriteria jenis harta yang wajib dizakati.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.