• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 13 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Jangan Memahami Dalil Sendiri

Oleh Yudi
6 tahun lalu
in Kolom
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Memahami Dalil

Foto: himmatunayat.org

0
BAGIKAN

JANGAN memahami dalil sendiri, kamu tidak akan kuat. Biar para ulama saja”.

Ya, salah satu bentuk kesalahan yang sering terjadi dalam praktek-praktek amaliah beragama, disebabkan adanya kekeliruan dalam memahami maksud atau makna suatu dalil, baik dari Al-Qur’an ataupun hadits nabi. Dalilnya shohih, namun pemahaman terhadapnya keliru karena tidak merujuk kepada penjelasan para ulama’, terkhusus ulama’ salaf mutaqoddimin (terdalulu). Hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri yang sangat minim sekali.

Jangan Memahami Dalil Sendiri 1 Memahami Dalil

Imam Asy-Syathibi –rahimahullah- telah mengarahkan kita semua dalam masalah ini dimana beliau berkata :

ArtikelTerkait

Membangun Legitimasi dalam Menghadapi Yahudi Madinah

Bangsa-bangsa Arab Abaikan Rakyat Palestina?

5 Strategi Menghancurkan Militer Penjajah Israel dalam Perspektif Al-Qur’an

Jejak Palestina di Nusantara

يجبُ على كلِّ ناظرٍ في الدليلِ الشرعيِّ مراعاةُ ما فهمَ منه الأوَّلونَ، وما كانوا عليه في العملِ به، فهو أحرى بالصوابِ، وأقومُ في العلمِ والعملِ

“Wajib bagi setiap orang yang mengamati pada setiap dalil syari’i, hendaknya dia memperhatikan apa yang dipahami darinya oleh generasi awal (para ulama’ dari kalangan sahabat dan para imam setelahnya), dan apa yang mereka berada di atasnya di dalam mengamalkannya. Karena hal itu lebih pantas(dekat) dengan kebenaran dan lebih lurus dalam ilmu dan amal”. [ Al-Muwafaqot : 3/289 cet. Dar Ibnu Affan ].

BACA JUGA: Mengikuti Dalil atau Ulama?

Dilihat dari sisi mudah tidaknya dalam memahami, dalil itu ada tiga macam :

1]. Mudah dipahami karena sangat jelas.
2]. Agak sulit dipahami.
3]. Sangat Sulit dipahami.

Dalam memahami jenis pertama saja, kita sering keliru. Padahal, dalilnya sangat jelas maknanya.Apalagi dalil-dalil yang makna atau maksudnya masih samar atau sulit dipahami, sementara posisi kita hanya kelas muqollid atau awwam, bukan alim apalagi mujtahid. Ini lebih wajib lagi untuk mengambil penjelasan para ulama’.

Ibnul Qoyyim –rahimahullah- berkata :

وإنْ كانتْ دلالتُه [أي الحديثِ] خفيةً لا يتبينُ لهُ المرادُ منها، لمْ يجزْ لهُ أنْ يعملَ ولا يفتيَ بما يتوهمُه مرادًا حتى يسألَ ويطلبَ بيانَ الحديثِ ووجهَه

Advertisements

“Dan jika suatu hadits penunjukkan (maknanya) samar, tidak jelas baginya apa yang diinginkan darinya, maka TIDAK BOLEH baginya untuk MENGAMALKANNYA dan TIDAK BOLEH UNTUK BERFATWA dengan suatu makna yang dia pahami secara keliru darinya, sampai dia bertanya dan mencari keterangan tentang hadits dan sisinya”. [ I’lamul Muwaqqi’in : 4/181 ].

 

Ucapan Ibnul Qoyyim di atas untuk dalil jenis ketiga.Lantas bagaimana dengan kita yang untuk jenis pertama saja sering keliru? Apa yang akan mau kita andalkan dari kita kalau kondisinya seperti ini ? Ingat ! jargon kita berbunyi : “Kembali kepada dalil Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman Salaf”. Tapi ketika sampai pada taraf aplikasi, kenapa kalimat terakhir “dengan pemahaman salaf” tercecer ? hanya tersisa “kembali kepada dalil Al-Qur’an dan Sunnah” saja. Memahami dalil itu butuh pemahaman salaf. Dan yang dimaksud pemahaman salaf, adalah pemahaman para ulama’ dari generasi sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, para imam yang mendapatkan petunjuk serta para ulama’ setelahnya yang mengikuti mereka dengan baik.

Apakah kita masih akan ngotot untuk menyatakan “saya memilih mengikuti dalil daripada pendapat ulama”. Memangnya kita bisa mengikuti dalil tanpa bimbingan dan penjelasan para ulama ? sekali-kali tidak. Kita ini tidak punya apa-apa untuk dijadikan “modal” mengikuti dalil. Kalau kita bisa mengikuti dalil tanpa bimbingan ulama, maka sia-sia nabi –shollallahu ‘alaihi wa sallam- menjadikan “ulama sebagai pewaris para nabi”.Kita harus sadar posisi dan kondisi kita. Sungguh benar ucapan yang berbunyi :

رحم الله امرأ عرف قدر نفسه

“Semoga Alloh merahmati seorang yang tahu akan kadar dirinya”.

BACA JUGA: Waketum MUI Sebut NU Punya Dalil soal Istilah Kafir

Semoga Alloh menjadikan kita sekalian sebagai orang-orang yang mencintai dan mengagungkan para ulama, serta mengikuti petunjuk dan nasihat mereka. Amin ya Rabbal ‘alamin. []

Facebook: Abdullah Al Jirani

Tags: dalil
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

PLO: Kemenangan Netanyahu Tunjukan Israel Tak Ingin Damai dengan Palestina

Next Post

Mencurigai Diri Sendiri

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Yahudi

Membangun Legitimasi dalam Menghadapi Yahudi Madinah

12 Juni 2025
Palestina, Palestina

Bangsa-bangsa Arab Abaikan Rakyat Palestina?

11 Juni 2025
Perbuatan Buruk Kaum Yahudi, israel, Malaikat Jibril

5 Strategi Menghancurkan Militer Penjajah Israel dalam Perspektif Al-Qur’an

9 Juni 2025
Palestina, Ismail Haniyeh, Lemah

Jejak Palestina di Nusantara

7 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Keutamaan Berjima di Malam Jumat, Tempat Duduk Penghuni Surga, Nasihat, Nabi Luth, Posisi Duduk yang Dimurkai, Manusia, Hasan Al-Bashri, ujian

Musibah Itu Ujian, Teguran, Hukuman, ataukah Azab?

Oleh Saad Saefullah
12 Juni 2025
0

Penjagaan Allah terhadap Nabi, Abu Bakar

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

Oleh Dini Koswarini
12 Juni 2025
0

Gejala Diabetes, Durasi Tidur, Akibat Menahan BAB, Penyebab Asam Urat

Penyebab Asam Urat, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
12 Juni 2025
0

Itikaf, Ciri Malam Lailatul aQadar,, Munafik

Kenapa Shalat Shubuh Terasa Berat bagi Orang Munafik?

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0

hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Rajin Sholat Tapi Maksiat Masih Jalan, Apa yang Salah?

Oleh Yudi
19 Mei 2024
0
3 Kali Tidak Shalat Jumat saat Pandemi, doa iftitah, keutamaan shalat berjamaah, shalat berjamaah, sholat, shalat, imam, masbuk

Justru ketika seseorang belum bisa meninggalkan maksiat, maka kewajiban sholat itu semakin dia butuhkan.

Lihat LebihDetails

Meninggal Dunia Masih Pakai Behel dan Rambut Sambung, Apakah Harus Dicopot?

Oleh Yudi
19 Mei 2024
0
gigi, behel, anak

Sebelum lebih jauh, muslim harus mengetahui terlebih dahulu mengenai hukum penggunaan behel dan rambut sambung.

Lihat LebihDetails

14 Sifat Teladan Rasulullah ﷺ dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
Sebab Nabi Muhammad Diutus di Arab, Bukti Kenabian Muhammad

Salah satu karakter mulia Rasulullah ﷺ adalah tidak pernah mengasingkan diri dari kaumnya meski diperlakukan semena-mena.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.