• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 19 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Ksatria-Ksatria Mu’tah

Oleh Eneng Susanti
7 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Foto: Sejarah Dunia Islam

Foto: Sejarah Dunia Islam

0
BAGIKAN

Oleh: Irah Wati Murni, S.Pd

KISAH kali ini bercerita tentang beberapa ksatria muslim di medan Perang Mu’tah. Mereka adalah sekumpulan pemuda yang memiliki semangat juang tinggi dan tingginya keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. Seperti diketahui, Perang Mu’tah merupakan peperangan terbesar yang dilakukan orang-orang muslim semasa Rasulullah Saw., masih hidup. Perang ini juga termasuk perang yang paling menegangkan, pasalnya pasukan muslim yang berjumlah 3000 orang harus menghadapi pasukan musuh yang jumlahnya 200.000 orang.

Perang Mut’ah terjadi pada Bulan Jumadil Ula 8 H, bertepatan dengan Bulan Agustus atau September 629 M. Perang ini dilatarbelakangi oleh pembunuhan utusan muslim Al Harits bin Umair yang mengantar surat kepada pemimpin Bashra. Padahal membunuh seorang utusan merupakan kejahatan besar sama dengan mengumumkan perang atau bahkan lebih dari itu. Oleh karena itu, Rasulullah menghimpun pasukan islam terbesar yang jumlahnya mencapai 3000 prajurit untuk berperang menghadapi pasukan Heraklius.

Dalam perang ini, Rasulullah Saw., menunjuk Zain bin Haritsah sebagai komandan pasukan. Beliau bersabda,”Apabila Zaid gugur, penggantinya adalah Ja’far. Apabila Ja’far gugur penggantinya adalah Abdullah bin Rawahah.” Akhirnya pasukan muslim bergerak mendekati markas pasukan Heraklius yang berada di suatu dusun di bilangan Al Baqa’ yang bernama Masyarif. Ketika musuh semakin mendekat, pasukan muslim membelok ke arah Mu’tah dan bermarkas di sana.

ArtikelTerkait

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

Nabi Muhammad ﷺ dan Permusuhan Abu Jahal

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

Di Mu’tah itulah kedua pasukan saling berhadapan dan pertempuran pun mulai meletus, 3000 prajurit muslim harus menghadapi gempuran musuh yang berkekuatan 200.000 prajurit. Hal ini merupakan suatu pertempuran langka dengan jumlah pasukan yang tidak seimbang. Namun, itulah hebatnya pasukan muslim, jika angin iman sudah berhembus di dada, maka munculah keyakinan yang menghujam di jiwa. Taka da ketakutan dan kegentaran mereka, hanya kemenangan agama Allah dan RasulNya saja yang menjadi tujuan utamanya.

Sahabat yang memegang bendera perang pertama kali adalah Zain bin Haritsah. Ia bertempur dengan gagah berani dan heroik, hampir tak ada seorang pahlawan islam pun yang menandinginya. Zaid terus-menerus bertemur dan bertempur hingga akhirnya ia terkena tombak musuh dan akhirnya terjerembab di tanah. Zaid pun mati syahid.

Kemudian bendera diambil alih oleh Ja’far bin Abu Thalib. Beliau juga bertempur dengan gagah berani, jarang ada bandingannya. Ketika pertempuran semakin seru, beliau terlempar dari atas kudanya dan kudanya terkena senjata. Kemudian Ja’far terus bertempur hingga tangan kanannya putus terkena senjata lawan. Bendera ia alihkan ke tangan kiri dan terus bertempur hingga tangan kirinya pun putus terkena senjata lawan. Kemudian bendera itu ia lilitkan di lengan bagian atas yang masih menyisa dan terus berusaha mengibarkan bendera hingga ia pun gugur di tangan musuh.

Ada yang berkata tentang aksi Ja’far itu,”Sesungguhnya seorang prajurit Romawi membabatkan pedang ke tubuhnya hingga terbelah menjadi dua bagian. Allah menganugerahinya dua sayap di surga. Dengan dua sayap itu ia bisa terbang menurut kehendaknya.” Karena itu Ja’far bin Abu Thalib dijuluki At-Thayyar (penerbang) atau Dzul Janahain (orang yang memiliki dua sayap).

Setelah Ja’far bin Abu Thalib gugur, bendera diambil oleh Abdulullah bin Rawahah. Ia maju ke depan sambil menaiki kudanya. Awalnya ia terlihat seperti ragu-ragu, namun saat itu pula ia menguatkan diri dengan melantunkan syair:

“Wahai jiwa segeralah turun ke sini, turunlah atau engkau akan dibenci, biarkan mereka beteriak dan menghiba, mengapa kulihat engkau tidak suka surga.”

Akhirnya Abdulullah bin Rawahah benar-benar turun dari punggung kudanya. Pada saat itu, sepupunya menghampiri dirinya sambil menyerahkan sepotong tulang yang masih menyisakan sedikit daging seraya berkata,”Makanlah ini agar punggungmu bisa tegak, karena pada beberapa hai ini engkau menghadapi keadaan seperti yang engkau hadapi.”

Abdulullah bin Rawahah mengambil dan menggigitnya sedikit. Tetapi kemudian ia memuntahkannya lagi. Kemudian ia mengambil pedangnya lalu maju ke depan untuk bertempur hingga ia gugur.

Advertisements

Setelah ketiga komandan perang yang telah diwasiatkan Rasulullah gugur, akhirnya pasukan muslim menunjuk Khalid bin Walid sebagai komandan pasukan. Maka setelah Khalid mengambil bendera, ia bertempur dengan hebat dan gagah berani. Akhirnya Khalid pun berhasil memimpin pasukan muslim memenangkan peperangan yang sengit tersebut. Al Bukhari meriwayatkan dari Khalid bin Walid, dia berkata,”Ada sembilan pedang yang patah di tanganku pada waktu Perang Mu’tah. Yang tinggal di tanganku hanya sebatang pedang lebar model Yaman.”

Sebelum orang-orang Madinah mendengar kabar kemenangan dari kancah peperangan Mu’tah, Rasulullah telah bersabda,”Zaid mengambil bendera, lalu ia gugur. Kemudian Ja’far yang mengambilnya dan dia pun gugur. Kemudian Ibnu Rawahah yang mengambilnya dan dia pun gugur.” Kedua mata beliau menetaskan air mata, lalu beliau bersabda lagi,”Hingga salah satu dari pedang-pedang Allah mengambil pedang itu dan akhirnya Allah memberikan kemenangan kepada mereka.”

Sebagai generasi muda islam, kita dapat mengambil pelajaran dari kisah ksatria-ksatria Mu’tah yang sangat luar biasa di atas, yaitu:

Pertama, sebagai orang beriman kita harus patuh pada setiap perintah Allah dan RasulNya, meski hal itu terasa berat dan tidak mudah bagi kita. Karena Apa-apa yang telah diperintahkan Allah dan RasulNya sejatinya demi kebaikan diri kita sendiri. Istilah ini biasa kita dengar dengan “Sami’na wa atho’na” (Kami dengar dan kami taat).

Kedua, kita harus bangga terhadap panji rasulullah yakni bendera tauhid umat islam, baik yang berwarna putih (al liwa) maupun berwarna hitam (ar rayah). Karena bendera tauhid adalah identitas kaum muslim, bukan malah bersikap sebaliknya seperti merasa takut, antipatik bahkan bersikap islamophobia hingga menuduh bendera tauhid ini sebagai bendera teroris atau yang lainnya. Oleh karena itu, ayo kenali sejarah islam agar tak mudah disesatkan oleh opini-opini dan propaganda musuh-musuh islam!

Ketiga, kita harus memiliki semangat berkorban dan keberanian untuk membela agama Allah. Kita harus berjuang mengeluarkan segala pengorbanan baik harta, tenaga, waktu, maupun jiwa demi tersebar luasnya agama islam di muka bumi ini. Waallahu’alam. []

Sumber: Sirah Nabawiyah/Karya: Syaikh Shafiyyurahman Al Mubarakfuri

Tags: perang Mu'tah
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kebahagiaan Sampah

Next Post

Siapa Jamal Khashoggi?

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Penjagaan Allah terhadap Nabi, Abu Bakar

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

12 Juni 2025
Nabi, Utsman bin Affan, Unta, Abdullah bin Ubay, Abu Jahal

Nabi Muhammad ﷺ dan Permusuhan Abu Jahal

10 Juni 2025
Cara Cari Jodoh, Renungan, Khadijah binti Khuwailid

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

1 Juni 2025
Nabi Zakaria, Ibnu Abbas

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

23 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Kisah Nabi Musa, Firaun, Nabi Yunus, Berhala

Bangsa-bangsa di Dunia yang Menyembah Berhala

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0

Akibat Terlalu Sering Minum Minuman yang Manis, Karbohidrat, minuman

Perlu Banget Tahu, Ini Minuman-minuman yang Mengandung Gula Tinggi, Apa Saja?

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0

orang tua, gen z, anak, sukses

7 Peran Keluarga dalam Menentukan Kesuksesan Anak di Masa Depan

Oleh Yudi
19 Juni 2025
0

Diabetes, Kolesterol, Shubuh

Bahaya Tidur setelah Shubuh, Hal yang Paling Dibenci oleh Para Ulama

Oleh Haura Nurbani
19 Juni 2025
0

suami, istri, seksual, perawan

Di Usia Berapa Suami Mulai Kehilangan Hasrat kepada Istri?

Oleh Yudi
19 Juni 2025
0

Terpopuler

Ciri-ciri Perut Buncit Laki-laki yang Tidak Sehat

Oleh Saad Saefullah
17 Juni 2025
0
Perut Buncit

Kau ini bagaimana Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Yang Tidak Dianjurkan di Malam Hari bagi Lelaki Usia 40 Tahun ke Atas

Oleh Yudi
18 Juni 2025
0
Umur, Tips Bugar, Kanker Prostat, Suami, 40 Tahun

Banyak pria usia 40 ke atas mulai cemas akan usia, keluarga, hingga masa depan. Jika dibiarkan, ini bisa menimbulkan stress,...

Lihat LebihDetails

Mendukung Iran? Belajar dari Era Shalahuddin Al-Ayyubi

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0
Shalahuddin Al-Ayyubi,

Pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi, berdiri sebuah kekhalifahan besar di Mesir: Daulah Fathimiyah, beraliran Syiah Ismailiyah.

Lihat LebihDetails

Berapa Idealnya Tabungan Minimal yang Harus Dimiliki di Zaman Sekarang?

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0
Ciri Penghuni Surga dan Neraka

Jumlah tabungan minimal yang ideal di zaman sekarang sangat tergantung pada gaya hidup, penghasilan, tanggungan, dan tujuan keuangan seseorang.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

  • 20Share on WhatsApp
  • 4Share on Facebook
  • 3Share on Telegram
  • 86Share on Twitter
  • 17Share on Pinterest
  • 4Share on LinkedIn
  • 8Share on Email