BERIKUT adalah daftar beberapa bangsa atau kelompok masyarakat di dunia yang secara historis dikenal sebagai penyembah berhala, baik di masa lalu maupun dalam praktik keagamaan tradisional:
1- Bangsa Mesir Kuno
Menyembah banyak dewa seperti Ra (dewa matahari), Osiris, Isis, dan Anubis.
Firaun dianggap sebagai perwujudan ilahi.
2- Bangsa Yunani Kuno
Memiliki banyak dewa: Zeus, Hera, Poseidon, Athena, dll.
Patung-patung dewa dipuja di kuil-kuil besar seperti Parthenon.
BACA JUGA: Berhala Pertama di Kabah
3- Bangsa Romawi Kuno
Mewarisi banyak dewa dari Yunani, namun dengan nama Latin (Zeus = Jupiter).
Menyembah kaisar sebagai dewa setelah kematian atau bahkan saat hidup.
4- Bangsa Kanaan & Fenisia
Menyembah Baal, Asytoret, dan Molokh.
Praktik penyembahan sering melibatkan pengorbanan manusia.
5- Bangsa Babilonia
Memuja dewa-dewi seperti Marduk dan Ishtar.
Simbol-simbolnya banyak ditemukan di relief dan patung kuno.
6- Bangsa India Kuno & Hindu Tradisional
Menyembah banyak dewa seperti Brahma, Wisnu, Siwa, Ganesha.
Praktik ini masih berlanjut dalam bentuk politeisme dalam agama Hindu.
7- Bangsa Maya dan Aztec (Amerika Tengah)
Menyembah dewa-dewa matahari, hujan, dan pertanian.
Pengorbanan manusia merupakan bagian dari ritual.
8- Bangsa Viking (Skandinavia)
Menyembah dewa seperti Odin, Thor, Freyja.
Memiliki kuil-kuil dan simbol magis seperti Yggdrasil dan Mjolnir.
9- Bangsa Jepang Kuno (Shintoisme)
Menyembah “kami” (roh atau dewa alam).
Banyak kuil Shinto dan patung-patung sebagai media penghormatan.
10- Suku-Suku Afrika Tradisional
Banyak suku memiliki kepercayaan terhadap roh nenek moyang dan berhala alam.
Praktik animisme sangat kental dalam kehidupan spiritual mereka.
BACA JUGA: Kisah Seorang Penyembah Berhala
Pandangan Islam tentang Penyembahan Berhala
Islam memandang penyembahan berhala sebagai bentuk syirik terbesar. Al-Qur’an dan hadits sangat mengecam tindakan ini karena menyekutukan Allah.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni dosa yang selain dari itu bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS. An-Nisa: 48)
Catatan:
Meski banyak dari praktik ini sudah punah atau berubah, sebagian tetap eksis dalam bentuk kepercayaan lokal, adat istiadat, atau agama politeistik modern. []