• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 15 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Keluarga

Dari Sinilah Perempuan Memetik Surganya

Oleh Aldi Rahadian
7 tahun lalu
in Keluarga
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Orang yang Dekat dengan Surga

Foto: Aldi/Islampos

3.6k
BAGIKAN

Oleh: Fatih Zam

ENGKAU tidak bisa protes, hai lelaki. Bahwa perempuan memang lebih tinggi ketimbang kita. Barangkali engkau pernah mendengar bahwa Nabi Saw. menyebut sosok perempuan (ibu) sebanyak tiga kali sementara lelaki (ayah) hanya satu kali. Itu jawab Nabi kala ada sahabat yang bertanya, tentang siapakah yang mesti didahulukan penghormatannya.

Ragam kisah pun sudah menggambarkan kepada kita, betapa permata seorang ibu. Mungkin engkau pernah menyimak, bagaimana seorang lelaki menggendong ibunya untuk bertawaf di ka’bah. Lelaki itu menggendong ibunya dari tempat yang sangat jauh. Bertemulah dia dengan Nabi Saw, lalu bertanya, “Apakah sudah lunas utang budiku kepada ibuku?”

BACA JUGA: Masuklah ke Surga beserta Istri Kamu

ArtikelTerkait

Apa Ciri-ciri Suami yang Ingin Poligami tapi Tidak Mampu namun Selalu Ngomong ke Sana ke Mari?

Fireworks in Your Eyes (Sebuah Puisi Cinta dari Seorang Suami kepada Istrinya)

Besarnya Pahala Istri yang Selalu Siap Melayani Suami di Ranjang

Cara Bikin Es Kopi Enak Gunakan Indocafe Coffeemix

Lelaki tersebut tidak mendapatkan pengaminan dari sang Nabi. Karena apa yang dilakukannya belumlah seujung kuku.

Lalu, kita pun akan menjumpai kisah kontemporer. Tentang citra-citra anak yang durhaka dan mendapatkan kutukan mengerikan. Salah satunya barangkali Malin Kundang. Atau, Al Qamah di zaman Rasulullah. Mereka adalah aktor-aktor yang berperan sebagai manusia durhaka yang mengalami kesakitan di akhir hayat, tersebab oleh hal yang sama; mendurhakai ibunya, mendurhakai perempuan.

Sebuah tanya besar lantas menggantung dalam benak kita; kenapa Nabi Saw. mewartakan bahwa kaum perempuanlah terbanyak di neraka?

Mungkin, karena fitrah perempuan adalah bengkok. Karena dia tercipta dari rusuk Adam.

Hal ini pun lalu menjadi sebuah informasi yang banyak disalahguna para lelaki. Para lelaki mengklaim bahwa kebengkokan perempuan ini mestilah diluruskan. Siapa yang meluruskan, tentu para lelaki (karena mereka yang memiliki klaim). Untuk mengesahkan klaim ini, para lelaki lalu menambahkan bahwa tabiat rusuk memang bengkok dan mesti pelan-pelan meluruskannya. Karena tulang rusuk begitu rapuh, dan semacamnya. Itulah klaim lelaki, yang lalu disulap menjadi klaim dunia. Kesepakatan bersama.

Klaim ini terus mengambang di angkasa dunia. Klaim bahwa tugas lelaki adalah sebagai arsitek yang meluruskan kebengkokan rusuk perempuan. Klaim yang ternyata membutakan mata para lelaki, bahwa kebanyakan mereka bukannya meluruskan tapi malah mematahkan. Tidak terpikir oleh para lelaki, bahwa bengkok itu tidak akan pernah lurus. Ya, bengkok itu selamanya tidak akan pernah lurus.

BACA JUGA: Orang yang Pernah Berbuat Dosa Apakah akan Masuk Surga?

Satu pertanyaan besar untuk pernyataan saya “bahwa bengkok itu tidak akan pernah lurus” adalah; apa yang salah dengan ‘bengkok’? Apakah keindahan itu mesti selalu lurus?

Advertisements

Hal yang tidak mungkin bisa disangkal adalah bahwa lelaki adalah pemimpin perempuan. Itu sudah terukir di kitab suci. Tetapi, tidak serta-merta bahwa lelaki adalah pemimpin perempuan, lantas lelaki naik tahta menjadi sosok raja yang mesti “iya” segala inginnya. Sampai-sampai, sang pemimpin itu melakukan pemaksaan bahwa kebengkokan harus gegas diluruskan. Kepemimpinan yang membutakan sang raja, bahwa tangan besi pun adalah halal adanya.

Tidakkah kita, para lelaki, berpikir bahwa—sadar maupun tidak—kitalah yang memiliki andil menjebloskan perempuan itu ke liang neraka? Tidakkah kita berpikir bahwa akan selalu ada resiprokal di dunia ini. Tidak ada akibat tanpa sebab. Mungkin, perempuan itu tidak tahan dengan “tangan besi” sang raja.

Sedangkan ketidakpatuhan perempuan (istri) kepada lelaki (suami) mampu mengundang marah malaikat. Kita (para lelaki) kadang tidak menyadari bahwa mereka punya batas kapasitas. Pemaksaan kitalah yang menyebabkan mereka berada pada satu pilihan yang memang satu-satunya; memberontak. Dan imbalan dari pemberontakan itu adalah laknat malaikat.

Oya, saya tidak sedang menjadi seorang feminis. Bukan pula seorang yang sudah berpengalaman “menangani” perempuan. Sama sekali bukan. Ini tersebab karena saya pun adalah aktor yang telah beberapa kali membuat kecewa perempuan, khususnya ibu saya.

Waktu kecil bahkan hingga kini—tanpa saya sadari—saya masih saja menanam duri kepada ibu saya. Saya selalu mengeluh dengan “pelayanan” ibu saya, mulai dari cucian yang tidak bersih, makanan yang tidak enak (sesuai lidah saya tentunya), dan lain-lain. Saya pun lalu menjumpai ibu saya marah, meski lebih banyak diamnya. Saya tidak berpikir, bahwa ulah saya itu pelan-pelan telah menempatkan ibu saya di posisi yang sulit, yakni—mungkin—mendapat laknat malaikat. Itu saya lakukan terus-menerus, hingga barangkali kejengkelan ibu saya sudah bertumpuk dan beranak pinak.

Beberapa waktu terakhir ini, saya selalu menyempatkan diri memasak. Meskipun masakan yang saya buat masih sederhana, dan baru lidah saya yang mengatakan bahwa masakan itu layak disebut sedap. Dari aktivitas ini, saya lalu menemukan pelajaran permata. Bukan semata pelajaran tata boga, tetapi lebih dari itu. Dari dapur inilah, saya menemukan bahwa adalah cinta yang membuat perempuan (istri sekaligus ibu) bertahan dan menghabiskan separuh usianya untuk berada di dapur; memasak makanan.

Di dapur, saya kadang mengiris bawang, cabai, dan bumbu lainnya. Bawang merah mampu memedihkan mata, bawang putih baunya luar biasa, cabai pun takayal memedihkan segala. Belum lagi cipratan minyak goreng panas, baunya terasi, asap yang menyergap. Mata memerah, keringat keluar, belum bau-bauan yang menusuk hidung sampai menimbulkan bersin, terkadang jari teriris pisau, adalah pengalaman yang saya dapatkan ketika beraktivitas di dapur. Luar biasa besar pengorbanan yang mesti disajikan hanya untuk mendapatkan satu atau dua porsi makanan.

Saya lantas bertanya kepada diri sendiri, bagaimana bisa seorang perempuan (istri sekaligus ibu) melakukan ini semua? Bahkan bukan sekali dua, melainkan separuh masa usia! Saya pun bertanya kepada diri saya sendiri (mewakili kaum lelaki), bagaimana bisa saya marah-marah seenaknya tersebab makanan yang tidak sesuai dengan keinginan saya? Bagaimana bisa saya mengeluh sampai berpeluh? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa?

Gampang saja bagi lelaki (anak atau suami) untuk memberikan penilaian tentang masakan. Gampang saja bagi lelaki untuk mengatakan bahwa masakan itu belum layak dikatakan enak, dan lain-lain. Dan secara manusiawi, kita pun seharusnya memaklumi, jengkel atau marahnya seorang perempuan (istri sekaligus ibu) ketika mendapati diri kita sebagai sosok yang tidak memiliki kepekaan menghargai.

Itu baru dari memasak, belum dari mencuci, menyetrika, membersihkan rumah, mengelola keuangan, dan sebagainya. Bisakah lelaki mengerjakan itu semua dalam satu waktu?  Patutkah kita marah-marah kepada mereka atas apa yang mereka kerjakan, sementara Nabi Saw berkata bahwa bentuk jihad perempuan adalah di rumahnya?

Tuhan, ampuni saya yang sudah menjelma lelaki durhaka. Lelaki yang sudah menyulap jihad mereka menjadi sesuatu yang tidak berharga. Lelaki yang telah menjungkalkan mereka ke liang neraka, dengan ingin dan pinta yang bahkan tidak sesuai realita.

Tuhan, muliakanlah para ibu, para istri, dan para perempuan. Tuhan, berikanlah kepekaan hebat kepada para lelaki. Jadikanlah kami lelaki yang selalu menghargai. Amiin.[]

Sumber: Penulis adalah CEO and Founder Taraje Foundation www.ranting-basah.blogspot.com

Tags: Dunia Wanitamuslimah
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ikhlas dan Sabar dengan Berdzikir (1)

Next Post

Ingin Mimpi Anda Menjadi Benar, Ikuti Langkahnya!

Aldi Rahadian

Aldi Rahadian

Terkait Posts

Kencing Batu, Poligami

Apa Ciri-ciri Suami yang Ingin Poligami tapi Tidak Mampu namun Selalu Ngomong ke Sana ke Mari?

15 Juni 2025
Cinta, Fireworks

Fireworks in Your Eyes (Sebuah Puisi Cinta dari Seorang Suami kepada Istrinya)

15 Juni 2025
sleep paralysis, jima, suami, istri

Besarnya Pahala Istri yang Selalu Siap Melayani Suami di Ranjang

14 Juni 2025
Es Kopi

Cara Bikin Es Kopi Enak Gunakan Indocafe Coffeemix

14 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Kencing Batu, Poligami

Apa Ciri-ciri Suami yang Ingin Poligami tapi Tidak Mampu namun Selalu Ngomong ke Sana ke Mari?

Oleh Saad Saefullah
15 Juni 2025
0

Ciri Kiamat Besar, Hari Kiamat, Akhir Zaman, Tanda Kiamat

Tanda-tanda Kiamat yang Disebutkan oleh Rasulullah namun Belum Terjadi

Oleh Saad Saefullah
15 Juni 2025
0

Damaskus, Hajjaj bin Yusuf

Kejahatan-kejahatan Hajjaj bin Yusuf

Oleh Dini Koswarini
15 Juni 2025
0

ngupil, hidung

Dampak Buruk Ngupil bagi Kesehatan dan Tips Aman Bersihkan Hidung

Oleh Yudi
15 Juni 2025
0

Cinta, Fireworks

Fireworks in Your Eyes (Sebuah Puisi Cinta dari Seorang Suami kepada Istrinya)

Oleh Saad Saefullah
15 Juni 2025
0

Terpopuler

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.

Lihat LebihDetails

10 Hal yang Sebaiknya Kamu Lakukan di Pagi Hari

Oleh Haura Nurbani
12 Juni 2025
0
Sunnah, Marah, Pagi Hari

Dalam Islam dan kehidupan sehari-hari, kerja cerdas dan kerja keras memiliki keutamaan masing-masing, namun keduanya saling melengkapi. Berikut penjelasannya:

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

5 Pekerjaan Haram yang Jarang Disadari

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0
hati, jin, api, murtad, pekerjaan

Bekerja di bank konvensional atau lembaga keuangan yang berbasis bunga (riba) juga termasuk dalam pekerjaan yang haram menurut banyak ulama.

Lihat LebihDetails

Besarnya Pahala Istri yang Selalu Siap Melayani Suami di Ranjang

Oleh Yudi
14 Juni 2025
0
sleep paralysis, jima, suami, istri

Kesiapan istri untuk memenuhi kebutuhan suami secara lahir dan batin adalah salah satu pilar utama keharmonisan rumah tangga.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.