• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 28 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Keluarga

Ketika Kecewa pada Orangtua, Jalan mana yang Kamu Ambil?

Oleh Sodikin
5 tahun lalu
in Keluarga
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
orangtua

Ilustrasi. Foto; Kompasiana

0
BAGIKAN

Oleh: Taufik Ginanjar

DARI sekian banyak masalah anak usia remaja yang sering ditangani, seringkali kuat sekali kaitannya dengan kondisi di internal keluarganya. Konflik masalah di rumahnya ternyata menjadi beban berat, melebihi beratnya masalah yang terjadi di luar baik itu dengan teman, pelajaran, atau pun masalah lainnya.

Bagi sebagian orang, mereka harus menerima kenyataan pahit di keluarganya. Ada perlakuan-perlakuan orangtua yang tak sesuai  harapannya. Banyak remaja yang merasa sakit hati karena mereka selalu dibanding-bandingkan. Mereka juga ada yang merana karena perlakuan yang dirasa tak adil. Ada juga yang mesti menelan kepahitan karena ayah ibunya berpisah. Ibunya nikah lagi, ayahnya juga nikah lagi. Dia akhirnya diurus oleh nenek atau pamannya, bahkan ada juga yang benar-benar hidup sendirian.

BACA JUGA: Istri, Dahulukan Suami atau Orangtua?

ArtikelTerkait

Suami Tidak Mau Kasih Tahu soal Besaran Gaji, Istri Harus Gimana?

Benarkah Istri yang Menopause Sudah Tidak Ada Keinginan untuk Jima?

4 Hal yang Harus Anak Lihat dari Ayahnya

Siapa sebenarnya Ulil Amri dalam Al-Qur’an?

Tak jarang juga, di antara mereka yang malam malam harinya tak bisa tidur karena telah melihat ayah ibunya cekcok bertengkar. Ada juga yang meratapi nasib dirinya karena kondisi ekonomi orangtua tak sebagus orangtua temannya. Tak jarang juga, sebagian yang lain harus menanggung perih karena seolah ayah ibu tak peduli terhadap hidupnya, ia sering dikata-katai negatif hampir jarang dipuji atau diapresiasi.

Munculah sebuah rasa kecewa terhadap ayah ibunya. Rasa ini mendorong seseorang untuk berontak sebagai alasan bertahan hidup. Sebab, nyaris terlintas dalam benaknya untuk mengakhiri penderitaan atas kekecewaan tersebut dengan sebuah aksi yang namanya bunuh diri.

Jalan Gelap

Rasa kecewa yang terus menerus diperbesar dengan kemarahan dan ketidakterimaan, akan mengantarkan orang itu pada jalan hidup yang gelap. Marah karena ia merasa menjadi korban atas perilaku perilaku menyakitkan dari kedua orangtuanya. Tidakterima mendapati kondisi ayah ibunya tak sesuai keinginannya.

Kekecewaan, kemarahan dan ketidakterimaan atas kondisi yang ada, membuka celah setan untuk mengintervensi dan memprovokasi dirinya. Bisikan bisikan jahat mulai bergelimpangan di pikirannya. Dan seolah olah ia berhak melakukan hal tersebut, karena merasa punya alasan kuat.

Akhirnya jalan gelap mulai ia tempuh. Kenakalan demi kenakalan ia lakukan. Kewajiban ibadah mulai malas dikerjakan hingga berani ia tinggalkan. Ia turuti bisikan setan untuk melampiaskan kekecewaannya selama ini dengan hidup bebas dan serampangan, ikut komunitas tertentu yang penting asyik, minum obat-obatan, melakukan cutting (menyayat-nyayat kulit sendiri), hingga menenggak minuman keras.

Yang sebenarnya terjadi, ia bukannya bahagia, tetapi malah tambah menderita dan merusak dirinya sendiri. Dosa demi dosa yang terus dikerjakan hanya akan menghadirkan kesengsaraan, baik di dunia dan pasti lebih lebih lagi ketika di akhirat. Ia mulai tertipu oleh setan. Setan sudah mampu membuatnya memandang baik jalan hidup yang ia pilih.

Jalan Terang

Advertisements

Jalan hidup yang gelap itu akan berakhir manakala ia sampai pada titik sadar. Penderitaan dan pahitnya kekecewaan itu akan benar benar berganti dengan kedamaian, manakala ia sampai pada sebuah titik kesadaran yang disebut keinsyafan.

Ia hentikan pelampiasan pelampian berdosanya dengan cara taubat. Mengimani Allah adalah satu-satunya alasan untuk meleburkan rasa kecewa terhadap orangtua.

Keimanan dan ketakutan terhadap Allah, akan membuat orang itu terarah hidupnya sekalipun harus dihadapkan pada sebuah rasa kecewa yang teramat mendalam di keluarga.

Ia menyadari, akan tiba suatu masa, dimana ia akan mempertanggungjawabkan amalnya sendiri. Ia lari dari saudaranya, ayah ibunya hingga pasangan dan anak-anaknya. Apapun perlakuan dan betapapun kondisi orangtua, itu hanya sebuah momentum (peristiwa). Yang membuatnya menjadi dosa atau pahala tergantung respons diri kita.

Jika kita melakukan respons yang dimurkai Allah, kita akan berdosa. Dosa tersebut yang menyeret kita ke ‘jalan hidup yang gelap’. Jika respons kita diridhoi oleh Allah, maka kita akan meraih karunia dan keberkahan di dunia, kelak berlipat lipat di akhirat.

Satu-satunya alasan kita bisa memaafkan dan ikhlas menerima kondisi orangtua, adalah keimanan kepada Allah dan hari akhir. Jangan munculkan alasan dan pertanyaan yang lain, lakukan saja.

Apa yang membuat seorang anak merasa kecewa berat terhadap kedua orangtuanya?

Jawabannya karena ia gagal memaknai dan mengambil kesimpulan yang salah.

Jangan menuntut ‘kesempurnaan’ ayah ibu, karena kita sebagai anak juga ‘tak sempurna’ bagi mereka. Kita tak tahu betapa sakitnya hati mereka, saat memarahi atau bahkan menghukum  diri kita. Kita juga tak memahami bahwa niat mereka baik, hanya saja kita terlalu naif karena memandang tak adil terhadap sikap mereka. Niatnya memotivasi, dengan cara membanding-bandingkan. Jika kita tak suka, ya bicarakan saja baik baik. Jaga terus adab kita kepada mereka. Takutlah kita kepada murka Allah.

BACA JUGA: Keajaiban Doa Anak untuk Orangtuanya yang Sudah Wafat

Ayah ibu boleh boleh saja memperlakukan kita secara buruk (menurut pandangan kita, meski kita tak tahu detail isi hati mereka), tapi kita tak pernah punya alasan untuk menyakiti perasaan mereka (terlebih ibu yang sudah mengandung diri kita selama 9 bulan lamanya).

Ayah ibu boleh-boleh saja kata katanya terasa menyakitkan, tapi kita tak pernah punya alasan kepada mereka yang telah mengasihi dan mengurus diri kita siang malam saat kita masih bayi dulu. Mereka yang terus terganggu tidurnya, ketika kita masih sangat bayi. Terlebih ketika kita sedang sakit kala itu.

Jangan salahkan ayah ibu kita, jika kondisi ekonomi sedang krisis. Jangan banyak menuntut ini itu kepada mereka. Karena kita tak tau apa apa tentang perjuangan kerasnya selama ini, menghidupi kebutuhan keluarga.

Tolong pandang sekali lagi wajah ayah dan ibu kita, pantaskan kita kecewa terhadap mereka? Yang begitu berjasa dalam hidupmu

Apakah pantas, kita membalas sakit hati ini kepada mereka? Padahal dulu engkau mungkin tak tau, ayah ibu begitu menyayangimu melebihi adik adikmu saat ini..

Seburuk buruknya jalan hidup seseorang, ia akan kembali membaik, selama ada setitik rasa untuk membahagiakan ayah ibunya yang dilandasi keimanan kepada Allah (meski keduanya sudah tiada, ia terus mendoakan ampunan bagi almarhum ayah ibunya).

Merasa kecewa terhadap orangtua, hingga pada akhirnya menyuguhkan pilihan berat; mau jalan gelap atau jalan terang yang akan kita tempuh?

Pastikan jangan salah jalan karena bisa sengsara di akhirat. Allahu A’lam. []

SUMBER: PERSIS

Tags: AnakdurhakaKecewaMarahorangtua
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Keutamaan Wudhu Bisa Mengapus Dosa dan Menambah Derajat

Next Post

Luar Biasa, Inilah Kecepatan Udara ketika Manusia Bersin

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Tips untuk Istri agar Suami Tambah Cinta, Solusi untuk Suami Cemburuan, Menaati Suami, Ciri Suami Idaman, Sebab Istri Harus Taat kepada Suami, Kriteria Istri Idaman, Nama Suami, Gaji

Suami Tidak Mau Kasih Tahu soal Besaran Gaji, Istri Harus Gimana?

26 Mei 2025
Jima, Sanggul, Jamilah binti Abdullah bin Ubay bin Salul, Potongan Rambut Perempuan yang Tidak Diperbolehkan dalam Islam

Benarkah Istri yang Menopause Sudah Tidak Ada Keinginan untuk Jima?

24 Mei 2025
Doa Memohon Rezeki kepada Allah, Niat Puasa Ramadhan, Anak

4 Hal yang Harus Anak Lihat dari Ayahnya

24 Mei 2025
Sakaratul Maut, amal, Penghalang Rezeki, Arwah, Shalat Malam, renungan ramadhan, PMO, Keutamaan Pemimpin yang Adil, Shalat Malam, Orang yang Dibenci oleh Allah SWT, Kesabaran, Ulil Amri, Ibnu Abbas

Siapa sebenarnya Ulil Amri dalam Al-Qur’an?

23 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Akibat Menahan Buang Air Kecil, Tempat Kerja, Kopi

Apakah Sering Minum Kopi Bisa Merusak Ginjal?

Oleh Saad Saefullah
28 Mei 2025
0

Limfoma, Demam

Cara Mudah Mengatasi Tubuh Demam, Cukup di Rumah Saja

Oleh Haura Nurbani
28 Mei 2025
0

10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah, haji, haji mabrur, Dzulhijjah

Keutamaan Siang Hari pada 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah bagi Umat Islam

Oleh Yudi
28 Mei 2025
0

hewan peliharaan, kucing, bulu kucing

Hukum Bulu Kucing yang Rontok, Suci atau Najis?

Oleh Yudi
28 Mei 2025
0

Nuaiman bin Amr, Maisun binti Bahdal, Umar bin Khattab, Jasa Utsman bin Affan untuk Islam, Utsman Bin Affan, Muawiyah bin Abi Sufyan, Munafik

Mengapa Orang Munafik Sulit Bangun Shubuh?

Oleh Dini Koswarini
28 Mei 2025
0

Terpopuler

7 Cara Suami Menerima Istri yang Ternyata Sudah Tidak Perawan

Oleh Yudi
23 Mei 2025
0
suami, istri, seksual, perawan

Menerima istri yang tidak perawan bukan tanda kelemahan, melainkan bukti kebesaran hati dan kedewasaan sejati.

Lihat LebihDetails

Penyebab Perempuan Terkena Kista di Usia 40 Tahun

Oleh Yudi
27 Mei 2025
0
kista

Namun, pada usia mendekati menopause, risiko kista berubah menjadi jenis yang lebih kompleks dan berpotensi ganas juga meningkat.

Lihat LebihDetails

Menguburkan Ari-ari Bayi, Bagaimana Hukumnya?

Oleh Rizka Kurniasari
4 Maret 2020
0
Foto: Mummy

ada sebuah kepercayaan yang berkembang jika ari-ari bayi tersebut tidak dikuburkan, maka sesuatu yang buruk akan terjadi pada si bayi

Lihat LebihDetails

Mengapa Orang Munafik Sulit Bangun Shubuh?

Oleh Dini Koswarini
28 Mei 2025
0
Nuaiman bin Amr, Maisun binti Bahdal, Umar bin Khattab, Jasa Utsman bin Affan untuk Islam, Utsman Bin Affan, Muawiyah bin Abi Sufyan, Munafik

Orang munafik akan berat untuk mendapatkan waktu shubuh. Kenapa?

Lihat LebihDetails

Hukuman Allah pada Manusia lewat Hal-hal yang Terlihat Sepele

Oleh Dini Koswarini
27 Mei 2025
0
Maksiat, Kesulitan, Kebiasaan Buruk di Bulan Ramadhan, Bahaya Kurang Tidur, Hukuman Allah

Kadang, hukuman Allah tidak datang dalam bentuk bencana besar atau musibah yang menggemparkan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.