• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 29 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Dari Nabi Adam hingga Dilahirkan, Kehinaan Tidak Pernah Menimpa Rahim Nasab Rasulullah

Oleh Yudi
5 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Kemuliaan Abu Bakar

Ilustrasi: Pexels

0
BAGIKAN

SOSOK yang agung dan pemimpin yang hebat akan terlihat dari sejak masa awal kelahirannya. Dan itulah yang terjadi pada sosok Nabi Muhammad. Dalam sebuah hadits riwayat Tabrani, Nabi bersabda: “Aku terlahir dari sebuah pernikahan. Bukan hasil perzinahan. Dari sejak Nabi Adam sampai ibu melahirkanku. Perzinahan jahiliyah tidak pernah menimpaku.”

Yang dimaksud Nabi dalam hadits ini adalah bahwa seluruh nenek moyang Nabi tidak pernah melakukan hubungan lawan jenis kecuali melalui ikatan perkawinan yang sah.

BACA JUGA: Mimpi Shafiyah binti Huyay Sebelum Bertemu Rasulullah

Di sisi lain, orang bijak mengatakan, bahwa semakin banyak seseorang mendapat cobaan, maka akan semakin matang dan kuat kepribadian orang tersebut. Dan cobaan pertama menimpa Nabi jauh sebelum beliau lahir ke dunia ini. Baru saja ibunda Aminah binti Wahab mengandung dua bulan, ayahanda Abdullah bin Abdul Muttalib meninggal dunia saat sedang dalam perjalanan ke Syam untuk melakukan hubungan dagang. Abdullah meninggal dan dimakamkan di Madinah.

ArtikelTerkait

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

Inilah Kisah Perang Badar antara Kaum Muslim dan Kaum Quraisy

Kejahatan-kejahatan Musailamah Al-Kadzdzab, Apa Saja?

Sering Tidak Dianggap, Padahal Inilah Jasa-jasa Besar Muawiyah bin Abi Sufyan untuk Islam

Hari dan bulan terus berjalan, akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba. Nabi Muhammad lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal yang disebut juga dengan Tahun Gajah. Dalam kalender masehi, itu bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. Ibunda Aminah mengabarkan berita ini pada mertuanya yaitu Abdul Muttalib. Berita gembira ini disambut dengan suka cita. Dan berdasarkan mimpi yang didapatnya, maka cucu tersayangnya ini diberi nama Muhammad. Sebuah nama yang tidak umum di Iingkungan suku Quraisy bahkan di kalangan bangsa Arab secara umum.

Abdul Muttalib lalu membawa cucu kesayangannya ini ke dalam Ka’bah . la berdiri di sana berdoa dengan khusyu’ dan mensyukuri anugerah yang diberikan-Nya. Setelah itu sang kakek menyerahkan Nabi untuk disusui oleh wanita lain yang bernama Halimah binti Abu Dzuaib As-Sa’diyah.

Menyerahkan bayi pada ibu susuan atau radha’ah adalah tradisi yang berkembang saat itu di tanah Hijaz, Arabia. Tradisi ini kemudian mendapat legitimasi dalam syariah islam di mana ibu radha’ah memiliki hubungan kekerabatan dengan anak yang disusuinya. Namun masa-masa bahagia itu tidak lama. Musibah dan cobaan kembali menimpa Nabi. Baru menginjak usia enam tahun ibunda Nabi, Aminah binti Wahab, meninggal dunia pada tahun 47 sebelum hijriah yang bertepatan dengan tahun 577 masehi. Rasulullah pun menjadi anak yatim piatu dalam usia yang begitu belia. Sekarang, Nabi berada di bawah pengasuhan langsung dari sang Kakek Abdul Muttalib yang merawatnya dengan penuh kasih sayang melebihi sayangnya pada putranya sendiri.

Dua tahun berlalu, pada usia Nabi menginjak delapan tahun, sang kakek pun meninggal dunia. Pengasuhan Nabi diteruskan oleh pamannya yang bernama Abu Thalib yang merawatnya dengan penuh cinta dan melindungi Nabi dengan penuh tanggung jawab tidak hanya saat masa kecil Nabi tapi juga berlanjut sampai Nabi dewasa bahkan saat Nabi sudah diangkat Allah sebagai Rasul dan mendapat penentangan dari kalangan suku Quraisy dan yang lainnya.

Kesedihan, musibah dan cobaan yang menerpa adalah dinamika kehidupan yang harus dilalui Nabi saat masa kecilnya. Berbagai kesedihan dan kesulitan hidup yang dideritanya adalah kehendak Allah yang di dalamnya terkandung hikmah terpendam tak ternilai. Musibah dan penderitaan memang seharusnya di hindari. Namun apabila itu terjadi, tidak perlu menjadi pengalaman yang traumatis. Karena, apabila manusia dapat mengelolanya dengan baik, maka ia dapat menjadi pemicu yang kuat untuk mengembangkan kepribadian menjadi lebih tangguh, lebih sensitif kepada sesama, lebih bijaksana, memiliki rasa empati lebih tinggi dan akhirnya akan mampu mencetak kepribadian dan akhlak yang ideal. Dan itu juga telah terbukti secara ilmiah.

BACA JUGA: Julukan Abu Turab untuk Ali bin Abu Thalib dari Rasulullah

Richard Tedeschi dan Lawrence Calhoun, dua orang psikolog asal Amerika, dalam bukunya Trauma and Transformation: Growing in the Aftermath of Suffering (SAGE Publications, 1995) menyimpulkan hasil penelitiannya: “Perkembangan kepribadian positif sering terjadi pada orang-orang yang mengalami kejadian traumatik. Beberapa di antaranya adalah hubungan antarmanusia yang lebih baik, apresiasi yang lebih tinggi atas kehidupan, meningkatnya kekuatan spiritual dan pengembangan personal.”

Dalam konteks ini, maka penderitaan yang dialami Nabi pada masa kecil beliau pada dasarnya bukanlah penderitaan yang harus ditangisi! melainkan sebuah proses panjang yang harus dilalui untuk menuju pembentukan karakter dan akhlak sempurna kenabian yang patut menjadi figur teladan umat manusia sepanjang masa. []

Advertisements

Sumber: Meneladani Akhlak Rasul dan Para Sahabat/ A. Fatih Syuhud/ Pondok Pesantren Al-Khoirot/ 2015

Tags: rasulullahsirahSirah Nabawiyah
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

8 Pelajaran dari Kisah Nabi Musa Bercakap dengan Allah SWT

Next Post

Doa dan Adab Safar, Bekal Ilmu buat Muslim yang Nge-trip di Akhir Tahun

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Nabi Zakaria, Ibnu Abbas

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

23 Mei 2025
Nabi Musa, Qabil dan Habil, Nabi Adam, Akhir Zaman, Perang Badar

Inilah Kisah Perang Badar antara Kaum Muslim dan Kaum Quraisy

8 Mei 2025
Musailamah Al-Kadzdzab

Kejahatan-kejahatan Musailamah Al-Kadzdzab, Apa Saja?

16 April 2025
Damaskus

Sering Tidak Dianggap, Padahal Inilah Jasa-jasa Besar Muawiyah bin Abi Sufyan untuk Islam

3 April 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Nikah di Bulan Syawal, Pengantin

Apakah Pengantin Wanita Boleh Menggunakan Gaun Warna Putih di Hari Pernikahan?

Oleh Dini Koswarini
28 Mei 2025
0

Cara Membuat Produk Digital, Sikap Tidak Terpuji di Tempat Kerja, Kerja

30 Cara Memperbaiki Kesalahan di Tempat Kerja

Oleh Haura Nurbani
28 Mei 2025
0

Akibat Menahan Buang Air Kecil, Tempat Kerja, Kopi

Apakah Sering Minum Kopi Bisa Merusak Ginjal?

Oleh Saad Saefullah
28 Mei 2025
0

Limfoma, Demam

Cara Mudah Mengatasi Tubuh Demam, Cukup di Rumah Saja

Oleh Haura Nurbani
28 Mei 2025
0

10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah, haji, haji mabrur, Dzulhijjah

Keutamaan Siang Hari pada 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah bagi Umat Islam

Oleh Yudi
28 Mei 2025
0

Terpopuler

7 Cara Suami Menerima Istri yang Ternyata Sudah Tidak Perawan

Oleh Yudi
23 Mei 2025
0
suami, istri, seksual, perawan

Menerima istri yang tidak perawan bukan tanda kelemahan, melainkan bukti kebesaran hati dan kedewasaan sejati.

Lihat LebihDetails

Penyebab Perempuan Terkena Kista di Usia 40 Tahun

Oleh Yudi
27 Mei 2025
0
kista

Namun, pada usia mendekati menopause, risiko kista berubah menjadi jenis yang lebih kompleks dan berpotensi ganas juga meningkat.

Lihat LebihDetails

Mengapa Orang Munafik Sulit Bangun Shubuh?

Oleh Dini Koswarini
28 Mei 2025
0
Nuaiman bin Amr, Maisun binti Bahdal, Umar bin Khattab, Jasa Utsman bin Affan untuk Islam, Utsman Bin Affan, Muawiyah bin Abi Sufyan, Munafik

Orang munafik akan berat untuk mendapatkan waktu shubuh. Kenapa?

Lihat LebihDetails

Hukuman Allah pada Manusia lewat Hal-hal yang Terlihat Sepele

Oleh Dini Koswarini
27 Mei 2025
0
Maksiat, Kesulitan, Kebiasaan Buruk di Bulan Ramadhan, Bahaya Kurang Tidur, Hukuman Allah

Kadang, hukuman Allah tidak datang dalam bentuk bencana besar atau musibah yang menggemparkan.

Lihat LebihDetails

Kuisioner Loyalitas Karyawan pada Tempat Kerja

Oleh Saad Saefullah
10 Mei 2025
0
percaya diri, malaikat, Tipe Karyawan Teladan, Kuisioner Loyalitas Karyawan

Pertanyaan-pertanyaan ini dirancang untuk menggali sikap, etika, integritas, loyalitas, dan kecocokan karyawan terhadap budaya perusahaan secara halus namun mendalam.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.