PERANG Badar terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau 17 Ramadan tahun kedua Hijriah. Perang Badar melibatkan 314 pasukan umat Islam yang melawan lebih dari 1.000 orang dari kaum Quraisy. Perang badar merupakan perang pertama yang dijalani umat Islam sejak peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad ﷺ pada 622 Masehi.
Ramadan bukan hanya bulan suci bagi umat Islam. Di bulan ini, umat Islam diwajibkan untuk menahan diri dari lapar dan haus serta menghindari amarah. Ramadan juga bulan suci saat Al-Quran diturunkan. Namun, di bulan suci ini pula, pernah terjadi peperangan yang sangat dahsyat dan berarti bagi umat Islam.
Salah satu peperangan tersebut adalah perang badar.
Perang Badar Al-Kubra terjadi pada bulan Ramadan tahun kedua sesudah Hijrah. Umat Islam berhasil memenangi perang ini. Dalam sejarah, inilah kemenangan agung pertama pejuang-pejuang Islam menentang kemusyrikan dan kebatilan. Kisah Perang Badar adalah peristiwa yang paling terkenal dan sangat banyak terdapat hikmah dan pelajaran di dalamnya.
Perang Badar juga disebut sebagai peristiwa besar karena merupakan awal perhelatan senjata dalam kapasitas besar yang dilakukan antara pembela Islam dan musuh Islam. Saking hebatnya peristiwa ini, Allah namakan hari terjadinya peristiwa tersebut dengan Yaum Al Furqan (hari pembeda) karena pada waktu itu, Allah hendak membedakan antara yang haq dengan yang batil.
Di saat itulah Allah SWT mengangkat derajat kebenaran dengan jumlah kekuatan yang terbatas dan merendahkan kebatilan meskipun jumlah kekuatannya tiga kali lipat.
Dalam peristiwa ini keimanan kaum muslimin betul-betul diuji. Dengan akidah yang kokoh tersebut merupakan modal untuk meraih kemenangan. Sehingga Allah menurunkan pertolongan yang besar bagi kaum muslimin dan memenangkan mereka di atas musuh-musuh Islam.
Padahal saat itu bilangan pasukan kaum muslim sedikit, mereka hanya terdiri atas 313 orang dua orang di antara mereka berkuda dan tujuh puluh orang berunta, sedangkan yang lainnya adalah pasukan jalan kaki. Mereka tidak memiliki semua senjata dan perlengkapan yang diperlukan.
Pasukan musuh pada hari itu terdiri atas kurang lebih antara sembilan ratus sampai seribu personel. Semuanya memakai baju besi, bertopi baja disertai dengan senjata lengkap dan kuda-kuda yang terlatih dengan semua perhiasan yang berlebih-lebihan.
Kemudian Allah SWT memenangkan Rasulnya dan menampakkan wahyu serta bala tentara yang diturunkannya, dan membuat wajah Nabi serta bala tentaranya putih berseri.
Allah membuat setan serta bala tentaranya terhina. Karena itulah Allah Swt. berfirman dalam Surat Ali Imran seraya menyebutkan anugerahnya kepada hamba-hambanya yang mukmin dan bala tentaranya yang bertakwa:
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ بِبَدْرٍ وَّاَنْتُمْ اَذِلَّةٌۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukurinya.”. (QS. Surat Ali Imran: 123).
BACA JUGA: Doa Nabi saat Perang Badar
Yang dimaksud dengan adzillah ialah jumlah pasukan kaum muslim sedikit. Allah SWT sengaja berbuat demikian kepada kalian agar kalian mengetahui bahwa kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah, bukan karena banyaknya pasukan dan persenjataan.
Karena itu, dalam ayat yang lain disebut melalui firmannya:
Dalam ayat lain diterangkan, Allah SWT berfirman:
اِذْ تَقُوْلُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ اَلَنْ يَّكْفِيَكُمْ اَنْ يُّمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلٰثَةِ اٰلَافٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُنْزَلِيْنَۗ
(Ingatlah) ketika kamu mengatakan kepada orang-orang mukmin, “Apakah tidak cukup bagi kalian Allah membantu kalian dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?”
Dalam Perang Badar, pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy dari Mekkah yang berjumlah 1.000 orang.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, kaum muslim mendengar berita menjelang Perang Badar, bahwa Kurz ibnu Jarir memberikan bantuan kepada pasukan kaum musyrik. Hal tersebut membuat pasukan kaum muslim merasa berat.
Maka Allah Swt. menurunkan firmannya: Apakah tidak cukup bagi kalian Allah membantu kalian dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)? (Ali Imran: 124) sampai dengan firmannya: yang memakai tanda. (Ali Imran: 125) .
Ar-Rabi ibnu Anas mengatakan bahwa Allah membantu pasukan kaum muslim dengan 1.000 malaikat, kemudian bantuan menjadi 3.000 malaikat, lalu ditambah lagi menjadi 5.000 malaikat.
Kedatangan ribuan malaikat lainnya menyusul mereka yang seribu itu secara berturut-turut. Peristiwa tersebut terjadi dalam Perang Badar, seperti yang dikenal bahwa para malaikat ikut perang hanya dalam peperangan Badar.
Said ibnu Abu Arubah mengatakan bahwa pasukan kaum muslim mendapat bala bantuan lima ribu malaikat dalam Perang Badar.
Abu Ishaq As-Subaii meriwayatkan dari Harisah ibnu Mudarrib, dari Ali ibnu Abu Talib ra yang telah mengatakan bahwa tanda malaikat dalam Perang Badar ialah memakai kain bulu berwarna putih, dan tanda yang lainnya terdapat pada ubun-ubun kuda mereka. Demikian menurut riwayat Ibnu Abu Hatim. Maka 313 tentara Islam mencegat kafilah itu sebelum sampai Makkah di dekat sebuah sumur milik Badar.
BACA JUGA: Huwaithib bin Abdul Uzza, Melihat Malaikat di Perang Badar
Mengetahui hal ini Abu Sufyan minta bantuan dari Makkah sebanyak 950 tentara. Peperangan diawali adu tanding perorangan, yaitu Ali bin Abi Tholib, Hamzah bin Abdul Mutholib dan Ubaidah bin Harits dari pihak Islam, melawan Walid bin Utbah, Syaibah bin Robi’ah dan Utbah bin Robi’ah dari pihak Quroisy. Akhirnya 3 jagoan Quroisy itu terbunuh.
Berkobarlah peperangan dan dimenangi pihak Islam. 70 orang terbunuh dari pihak musuh termasuk Abu Jahl bin Hisyam dan tertawan 70 orang termasuk sepupu Rasulullah SAW, Uqoil bin Abi Tholib.
Sedangkan dari pihak Islam gugur 14 orang termasuk Ubaidah bin Harits. Adapun tawanan perang dibagi menjadi 2 kelompok, bagi yang kaya harus menebus dengan uang lalu dibebaskan. Tawanan yang tidak mampu harus mengajar membaca dan menulis kepada anak-anak Muslim masing-masing 10 anak.
Perang Badar: Mereka Termasuk Penghuni Surga.
Anas bin Mâlik RA menceritakan bahwa Haritsah bin Suraqah gugur dalam Perang Badar. Kemudian, ketika Rasulullah ﷺ kembali ke Madinah, ibu Haritsah datang menghadap Rasulullah ﷺ dan mengatakan:
“Wahai Rasulullah ﷺ , anda sudah tahu kedudukan Haritsah dalam diriku. Kalau ia berada dalam surga, saya pasti bisa sabar dan akan tabah, tetapi kalau tidak, maka engkau akan melihat apa akan saya perbuat!” Rasulullah ﷺ menjawab : “Celakalah engkau, apakah surga itu hanya satu ? Sesungguhnya surga itu banyak dan sesungguhnya Haritsah itu berada di surga Firdaus.” (HR. Bukhari) []