Oleh: Minah, S.Pd.I
Penulis Buku “Catatan Hati Muslimah Perindu Surga
PEREMPUAN dalam sebuah pernikahan mempunyai peran sebagai seorang istri dan menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya. Salah satu kewajiban istri adalah menjadi ummun wa rabbatul bait yakni menjadi ibu sekaligus manajer rumah tangga. Maksudnya seorang ibu untuk anak-anaknya (ummu) dan pengurus rumah tangga (rabbatuil bait).
Rasulullah SAW bersabda: “Seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya.” (HR Muslim)
BACA JUGA: Korban Gempa, Ibu Asal Donggala Ini Melahirkan Di Pengungsian
Peran seorang ibu sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Karena apa? karena peran ibu akan menentukan kualitas generasi muda. Loh kog bisa? karena ibu adalah pendidik utama bagi anak-anaknya. Ibu yang melahirkan (mempertaruhkan nyawa).
Rasa sakit seorang ibu saat melahirkan, sakitnya luar biasa, antara hidup dan mati, mempertaruhkan nyawa demi anak yang diharap-harapkan. Luar biasa perjuangan seorang ibu dalam melahirkan. Sakit yang mendatangkan bahagia yakni hadirnya seorang anak. Pahala bagi seorang ibu, apalagi meninggal saat melahirkan, dia mendapatkan pahala setara syuhada.
Peran ibu yang lain yakni pendidik pertama (sejak dalam kandungan), sehingga Islam memuliakan peran seorang ibu. Oleh karena itu, kita kudu bangga menjadi ibu.
Kenapa kita harus bangga menjadi ibu? karena peran ibu adalah peran yang mulia, dimuliakan oleh Allah dan Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wassalam serta dimuliakan oleh anak-anaknya. Beruntunglah wanita yang mengambil peran sebagai ibu. Allah berikan jalan seluas-luasnya untuknya menuju surga dengan mudah, disisi lain Allah berikan tanggung jawab yang agung bagi ibu mengantarkan anak-anaknya menuju surga. Setiap langkah kaki ibu di rumah tangganya dan dalam mengasuh serta mendidik anak-anaknya, apapun yang dilakakukan ibu untuk anaknya bernilai pahala yang agung.
Dibandingkan posisi bagi ibu, semisal posisi menjadi pekerja, tidak sebanding amal sholeh yang diraih ketika seorang ibu menghabiskan tenaga, harta dan waktunya hanya untuk suami dan anak-anaknya. Bekerja bagi perempuan hukumnya boleh, sedangkan menjadi ibu, mendidik anak sekaligus mengurus rumahtangga adalah suatu kewajiban.
Tanggung jawab ibu terhadap anak tidak akan pernah terganti oleh siapapun dan tanggung jawab ini dipertanyakan sampai akhirat. Tidak ada yang lebih berat amal seorang ibu untuk dimintai pertanggungjawaban selain urusan anak-anaknya. Maka pengabaian terhadap anak-anak sama artinya kehancuran sebuah generasi.
Nasihat Rasulullah SAW kepada putrinya Fathimah Az-Zahra:
“Wahai Fathimah, wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan setiap biji gandum, melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.
Wahai Fathimah, tiadalah seorang wanita yang meminyaki rambut kepala anak-anaknya lalu menyisirnya dan memcucikan pakaiannya, melainkan Allah pasti menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberikan pakaian seribu orang yang telanjang.”
BACA JUGA: Kisah Suratno: Doa Ibu Menyelamatkannya dari “Isapan” Lumpur
Selain itu juga, istri harus bisa mengurus rumah tangga bagi suaminya, karena dia juga wajib taat pada suaminya.
“Maukah engkau aku beri tahu sesuatu yang (paling berguna) ditimbun oleh seseorang, wanita shalihah apabila ia (suami) memandangnya ia (isteri) menjadikannya senang, apabila memerintahkannya ia pun mentaatinya, dan apabila ia tidak ada maka ia (isteri) menjaganya.” (HR. Abu Daud)
Ketaatan istri pada suami adalah jaminan surgaNya. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan shaum pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya).
MasyaAllah peran seorang istri dan sekaligus ibu bagi anak-anaknya. Islam memuliakannya bahkan jika dia ikhlas dan ridho dengan amanah itu, maka balasan dari Allah berupa pahala yang jaminannya adalah surga. Jadi, asyikkan menjadi ummun wa rabbatul bait.
Memang perlu disadari, menjadi ibu sekaligus mengurusi rumah tangga bagi suaminya itu tidak mudah, harus pandai dalam membagi waktunya untuk mengurus itu semua. Yang terpenting adalah butuh ilmu. Karena dengan Ilmu Islam kita akan tahu bagaimana mendidik dengan benar dan menjadi istri sholehah bagi suaminya. Sungguh, ibu hebat di mata Allah SWT adalah ibu yang dapat mendidik anak-anaknya menjadi generasi pejuang Islam yang tangguh.
Sosok ibu yang mulia tentu saja menjadi dambaan setiap wanita. sebagai agama yang sempurna, Islam telah mengatur peran ibu sedemikian mulia dan tak tergantikan siapapun. ia sebagai hamba Allah yg senantiasa mentaatiNya, ia adalah seorang istri yg berbakti kepada suaminya karana keridhoan RobbNya bergantung kepada keridhoan suaminya. Peran ibu tidak hanya mengandung, melahirkan, menyusui, merawat dan mendidik supaya buah hatinya tumbuh besar dan cerdas. Akan tetapi, ia juga mempunyai kewajiban untuk mendakwahkan Islam ke tengah masyarakat supaya terwarnai dengan Islam serta untuk tegaknya syariat Allah di muka bumi. []