• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 28 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Amalan-Amalan 10 Hari Awal Dzulhijjah

Oleh Saad Saefullah
3 tahun lalu
in Kolom
Waktu Baca: 6 menit baca
A A
0
Nama Bulan Hijriah, Mahabbah Ilahiyyah, Keutamaan Amalan di Bulan Rajab, Waktu Terlarang Shalat Dhuha, Dilarang ketika Menghadap Kiblat, Dzulhijjah, Dzulhijjah, Keistimewaan Hari Jum'at, Waktu Shalat Fajar

Foto: Pixabay

0
BAGIKAN

Amalan-Amalan 10 Hari Awal Dzulhijjah 1 Dzulhijjah

Oleh karena itu, pada hari-hari ini kita dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih.

Amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini dilipat gandakan pahalanya dan menjadi amalan paling utama serta paling dicintai oleh Allah sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits shahih. Inilah keutanaan amal shalih pada hari-hari ini. Maka, perbanyaklah amal shalih pada hari-hari ini.

Di antara amal shalih yang disyariatkan dan dianjurkan pada sepuluh hari awal Dzulhijjah yaitu:

ArtikelTerkait

Karakter Bani Israil, Pasca Kezaliman dan Kebangkitan

Kelak, Tidak Ada Tempat Bagi Penjajah Israel

Saat Seluruh Dunia Telah Memperingatkan Penjajah Israel

Periode Mekah: Model Keteguhan Ideologis Penghancur Penjajah Israel

Pertama; Melaksanakan ibadah haji dan Umrah.

Amalan ini merupakan amalan yang paling utama, berdasarkan hadits-hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu “anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umrah ke umrah (berikutnya) menghapus (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga“. (Muttafaqun ‘alaih).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallahu ‘alaihi wa salam pernah ditanya, “Amalan apa yang paling utama?”. Beliau menjawab, “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Lalu ditanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Jihad fi sabilillah.” Lalu ditanya lagi, “Kemudian apa?”. Beliau menjawab, “Haji yang mabrur.” (HR. Al-Bukhari).

Kedua; Berpuasa sembilan hari dari hari-hari tersebut mulai dari tangal 1 sampai 9 Dzulhijjah, atau pada sebagiannya, terutama pada hari Arafah.

Dari Huwaidah bin Khalid, dari istrinya, dari sebahagian istri Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di sembilan hari (awal) dari bulan Dzulhijjah, hari ‘Asyura, dan tiga hari setiap bulan yaitu awal Senin dan dua Kamis.” (HR. An-Nasa’i dan Abu Daud)”.

BACA JUGA: 5 Amalan Khusus di Bulan Dzulhijjah

Dari Hafsah radhiyallahu ‘anha ia berkata, “Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu puasa ‘Asyura, sembilan hari (awal) bulan Dzulhijjah, tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum shubuh” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).

Tidak diragukan lagi bahwa puasa adalah amalan yang paling utama, karena yang dipilih Allah ta’ala untuk diri-Nya.

Disebutkan dalam hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah ta’ala berfirman, “Setiap amalan manusia itu untuknya kecuali puasa, karena puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku“. (HR. Al-Bukhari, Musliim, At-Tirmizi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad).”

Advertisements

Puasa yang paling utama pada hari sembilan hari di awal Zhuhijjah adalah puasa ‘Arafah. Keutamaanya adalah menghapus dosa dua tahun yaitu setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Dari Abu Qatadah rahimahullah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah memghapus dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya”. (HR. Muslim)

Dari Abi Qatadah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa hari ‘Arafah menghapus dua tahun (yaitu) yang lalu dan yang akan datang. Puasa ‘Asyura menghapus setahun yang lalu.” (HR. Al-Jama’ah kecuali Al-Bukhari dan At-Tirmizi).

Disunnatkan puasa ‘Arafah bagi orang yang tidak berhaji. Adapun bagi orang yang berhaji di Arafah, tidak disunnatkan berpuasa, bahkan dilarang (makruh).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi saw melarang puasa hari ‘Arafah di ‘Arafah. (HR. Abu daud).

Ketiga: Menghidupkan malam-malam sepuluh awal Dzulhijjah dengan ibadah sunnat seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, shalat dua rakaat sebelum tidur, shalat tahajud, shalat witiir dan zikir.

Imam Ibnu Rajab berkata, “Adapun menghidupkam malam-malam sepuluh awal Dzulhijjah mustahab (dianjurkan). Telah ada hadits dalam hal itu. Ada hadits-hadits yang menjelaskan kekhususan menghidupkan dua malam pada dua hari raya namun tidak shahih, dan disebutkan dikabulkan doa pada kedua malam itu. Imam Syafi’i dan para ulama lainnya menganjurkannya (menghidupkan malam-malam sepuluh Dzulhijjah). Sa’id bin Jubair yang meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, “Jika masuk sepuluh hari awal Dzulhijjah ia bersungguh-sungguh dalam ibadah sehingga hampir saja tidak mampu lagi melakukannya.” Diriwayatkan pula darinya, ia berkata, “Jangan kamu padamkan lampu pada malam sepuluh hari awal Dzhulhijjah”, ibadah itu menarik hatinya.” (Lathaif Al-Ma’arif: 339).

Istighfar, Istighfar Pembuka Rezeki, Hal yang Bisa Mengubah Takdir, Istighfar Setelah Shalat
Foto: Aldi/Islampos

Keempat: Memperbanyak zikir seperti takbir, tahlil, tahmid dan lainnya pada hari-hari tersebut.

Ini sebagaimana firman Allah Ta’ala., “… dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan …”. [al-Hajj: 28]. Mayoritas ulama tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah. (Lathaif Al-Ma’arif: 329).

Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma. “Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid“. (HR. Ahmad)

Ibnu Mas’ud pernah mengucapkan, “Allahu akbar, Allahu akbar, Laa Ilaha Ilallah, wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamdu.” (Ibnu Abi syaibah dengan sanad shahih)

Ibnu Abbas juga pernah mengucapkan, “Allahu akbar Allahu akbar, Allahu akbar, wa lillahil hamd, Allahu akbar wa ajal, Allahu akbar ‘aala ma hadana.” (HR. Al-Baihaqi dengan sanad shahih)

Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha’, tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan : Allahu akbar, Allahu akbar, Laa Ilaha Ilallah, wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamdu.

Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah., “Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu …”. [Al-Baqarah: 185].

Imam Al-Bukhari rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya.

Kempat; Taubat serta meninggalkan segala maksiat dan dosa sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat.

Allah berfirman, “Dan segeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang bertakwa.” [Ali ‘Imran: 133].

Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah ta’ala, dan keta’atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah ta’ala kepadanya.

Kelima; Memperbanyak amal shalih seperti: shalat sunnat, sedekah, membaca Al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar, menoling orang lain, dan lain sebagainya.

Sebab, amalan-amalan tersebut pada hari-hari ini dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya yakni mati syahid.

BACA JUGA: Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjah

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada hari-hari di mana amal shalih padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari (awal Dzulhijjah). Mereka (para sahabat) bertanya, “Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?”. Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun (mati syahid).” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmizi, Ibnu Majah dan Abu Daud).

Hukum Jual Beli Utang, Kesalahan saat Bersedekah, istri boros, akad ijarah, Dzulhijjah
Foto: Freepik

Keenam: Berkurban pada Hari Raya kurban dan hari-hari Tasyriq.

Kurban merupakan sunnah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Yakni ketika beliau melaksanakan perintah Allah ta’ala untuk menyembelih putranya Ismail yang masih kecil, lalu Allah ta’ala menggantikannya dengan sembelihan yang agung berupa seekor domba pada saat ia hendak menyembelihnya. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an dalam surat Ash-Shaffat ayat 102-107.

Sunnah Nabi Ibrahim ini dilanjutkan oleh Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam sehingga ibadah kurban ini menjadi syariat dan syiar Islam yang terus diamalkan sampai hari Kiamat.

Allah ta’ala dan Rasul-Nya shallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umat Islam untuk berkurban. Allah ta’ala firman-Nya: “Maka shalatlah karena Rabb-mu dan berkurbanlah.” (Al-Kautsar: 2).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallahu ‘alaihi bersabda, “Barangsiapa memiliki keluasan (rizki) namun ia tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ad-Daruquthni, dan Al-Hakim)

Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkurban dengan menyembelih dua ekor domba yang bagus lagi bertanduk. Beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri, Beliau menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau pada lambung keduanya“. (Muttafaqun ‘Alaihi).

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Kami pernah berkurban seekor unta di Hudaibiyah bersama Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam untuk tujuh orang dan sapi untuk tujuh orang pula. (HR. Muslim).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seluruh hari Tasyriq adalah hari penyembelihan (kurban).” (HR. Ahmad)

Ketujuh; Dilarang mencabut atau memotong rambut dan kuku bagi orang yang hendak berkurban.

Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu ‘anha bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya..” Dalam riwayat lain :“Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban“.

Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah, “…. dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan…”. (Al-Baqarah: 196).

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.

Kedelapan; Melaksanakan shalat Iedul Adha dan mendengarkan khutbahnya.

Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebaikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan. Janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti nyanyi-nyanyian, mendengar dan main nusik, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya.

Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebaikan yang dilakukan selama sepuluh hari di bulan ini. Karena, dosa-dosa yang dilakukan pada bulan ini dilipat gandakan, terlebih lagi pada sepuluh hari awal bulan ini.

Hadist Shahih Bulan Ramadhan, Tata Cara Shalat Idul Adha, Dzulhijjah
Foto: Islam For Kids

Kesembilan:  Melakukan ketaatan.

Selain hal-hal yang telah saya sebutkan, hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan, memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.

BACA JUGA: 5 Cara Meraih Berkah di 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Allah ta’ala berfirman, “Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (Al-Baqarah: 185).

Demikianlan amalan-amalan shalih yang disyariatkan dan dianjurkan pada sepuluh hari awal Dzulhijjah. Amalan-amalan ini paling dicintai oleh Allah ta’ala melebihi hari-hari lain dalam setahun karena dilakukan pada hari-hari yang paling dan paling utama. Inilah keutamaan amal shalih pada hari-hari sepuluh Zhulhijjah.

Mengingat keutamaannya ini maka hendaklah kita memperbanyak amal shalih padanya. Sangatlah rugi jika momen hari-hari ini yang paling agung dan utama ini dibiarkan berlalu bergitu saja tanpa ada upaya meraih keutamaannya dengan memperbanyak amal shalih. Semoga kita bisa meraih keutamaannya sehingga menjadi orang yang beruntung. Aamiin! []

Penulis adalah Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh, anggota Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara, Dosen Fiqh dan Ushul Fiqh Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Doktor Fiqh dan Ushul Fiqh pada International Islamic University Malaysia (IIUM)

Tags: Amalan-Amalan 10 Hari Awal Dzulhijjahdzulhijjah
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Tata Cara Shalat Hajat, Lengkap dengan Niat dan Doanya

Next Post

Wudhu Batal Waktu Shalat Jumat di Shaf Pertama

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Mukjizat Nabi Sulaiman, Nasrulloh Baksolahar, Perbedaan Nabi dan Rasul,, Nabi Musa.,, Bani Israil,

Karakter Bani Israil, Pasca Kezaliman dan Kebangkitan

28 Mei 2025
Israel, Yahudi

Kelak, Tidak Ada Tempat Bagi Penjajah Israel

26 Mei 2025
Genosida, Nasrulloh Baksolahar, Palestina, Israel

Saat Seluruh Dunia Telah Memperingatkan Penjajah Israel

24 Mei 2025
Antisemit, Yahudi, Israel, Israel

Periode Mekah: Model Keteguhan Ideologis Penghancur Penjajah Israel

22 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Akibat Menahan Buang Air Kecil, Tempat Kerja, Kopi

Apakah Sering Minum Kopi Bisa Merusak Ginjal?

Oleh Saad Saefullah
28 Mei 2025
0

Limfoma, Demam

Cara Mudah Mengatasi Tubuh Demam, Cukup di Rumah Saja

Oleh Haura Nurbani
28 Mei 2025
0

10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah, haji, haji mabrur, Dzulhijjah

Keutamaan Siang Hari pada 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah bagi Umat Islam

Oleh Yudi
28 Mei 2025
0

hewan peliharaan, kucing, bulu kucing

Hukum Bulu Kucing yang Rontok, Suci atau Najis?

Oleh Yudi
28 Mei 2025
0

Nuaiman bin Amr, Maisun binti Bahdal, Umar bin Khattab, Jasa Utsman bin Affan untuk Islam, Utsman Bin Affan, Muawiyah bin Abi Sufyan, Munafik

Mengapa Orang Munafik Sulit Bangun Shubuh?

Oleh Dini Koswarini
28 Mei 2025
0

Terpopuler

7 Cara Suami Menerima Istri yang Ternyata Sudah Tidak Perawan

Oleh Yudi
23 Mei 2025
0
suami, istri, seksual, perawan

Menerima istri yang tidak perawan bukan tanda kelemahan, melainkan bukti kebesaran hati dan kedewasaan sejati.

Lihat LebihDetails

Penyebab Perempuan Terkena Kista di Usia 40 Tahun

Oleh Yudi
27 Mei 2025
0
kista

Namun, pada usia mendekati menopause, risiko kista berubah menjadi jenis yang lebih kompleks dan berpotensi ganas juga meningkat.

Lihat LebihDetails

Menguburkan Ari-ari Bayi, Bagaimana Hukumnya?

Oleh Rizka Kurniasari
4 Maret 2020
0
Foto: Mummy

ada sebuah kepercayaan yang berkembang jika ari-ari bayi tersebut tidak dikuburkan, maka sesuatu yang buruk akan terjadi pada si bayi

Lihat LebihDetails

Mengapa Orang Munafik Sulit Bangun Shubuh?

Oleh Dini Koswarini
28 Mei 2025
0
Nuaiman bin Amr, Maisun binti Bahdal, Umar bin Khattab, Jasa Utsman bin Affan untuk Islam, Utsman Bin Affan, Muawiyah bin Abi Sufyan, Munafik

Orang munafik akan berat untuk mendapatkan waktu shubuh. Kenapa?

Lihat LebihDetails

Hukuman Allah pada Manusia lewat Hal-hal yang Terlihat Sepele

Oleh Dini Koswarini
27 Mei 2025
0
Maksiat, Kesulitan, Kebiasaan Buruk di Bulan Ramadhan, Bahaya Kurang Tidur, Hukuman Allah

Kadang, hukuman Allah tidak datang dalam bentuk bencana besar atau musibah yang menggemparkan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.