• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 15 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tahukah Anda

Sejarah Azan dan Iqamat

Oleh Eneng Susanti
7 tahun lalu
in Tahukah Anda
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Adam/Islampos

Foto: Adam/Islampos

2
BAGIKAN

SEBELUM Nabi saw. berhijrah ke Madinah, Allah telah memerintahkan kepada beliau dan umatnya supaya mengerjakan shalat setiap sehari semalam sebanyak lima kali dalam lima waktu yang telah ditetapkan, yaitu subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya.

Selain untuk menuntut kaum muslimin agar selalu ingat terhadap kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya, shalat juga bertujuan supaya mereka menjadi manusia yang utama. Selain itu, perintah shalat juga dimaksudkan untuk membimbing kaum muslimin supaya menjadi umat yang bersatu, seia dan sekata.

Oleh sebab itu, Nabi saw. memberikan teladan kepada para pengikutnya supaya mereka mengerjakan shalat itu bersama-sama (berjamaah). Maksudnya, agar per-satuan dan rasa persaudaraan kaum muslimin makin meresap dan mendalam, satu sama lain dapat mengetahui hajat mereka masing-masing, dan berkeyakinan bahwa yang mereka tuju itu tunggal, tidak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin, si kuat dan si lemah, si hitam dan si putih, masing-masing mengaku menjadi hamba Allah Yang Maha Esa, dan seterusnya.

Guna menyerukan shalat, ada sebuah cara yang dilakukan, yaitu dengan mengumandangkan azan. Bagaiaman sejarah azan hingga ‘gaung’-nya tetap menggema sampai saat ini?

ArtikelTerkait

Tanda-tanda Kiamat yang Disebutkan oleh Rasulullah namun Belum Terjadi

8 Perbedaan Mencolok antara Orang Kaya dan Orang Miskin di Indonesia

7 Tanda Kebahagiaan Seorang Muslim, Apa Saja?

Ciri-ciri Orang yang Culas

Ketika jumlah kaum muslimin sudah banyak dan tersebar luas, ada sebuah kesulitan untuk mengumpulkan mereka pada waktu shalat. Nabi lalu bermusyawarah dengan para sahabat untuk merundingkan bagaimana cara yang termudah dan ringan untuk mengumpulkan kaum muslimin di masjid setiap datang waktu shalat.

Ada yang berpendapat untuk menndai setiap waktunya shalat itu dengan menaikkan dan mengibarkan bendera. Seorang lainnya mengusulkan dengan cara  menyalakan api. Seorang lainnya mengusulkan meniup terompet.  Ada pula yang berpendapat memukul genta (lonceng). Kemudian, ada pula yang berpendapat bahwa untuk memanggil shalat cukup dengan menetapkan seorang untuk berseru, “ash-Shalah “. Nabi menyetujui pendapat yang terakhir ini.

Pendapat siapkah itu?

Sahabat yang mengusulkan agar ada seseorang yang menyerukan shalat itu adalah Umar bin Khattab.

Setelah menerima ide tersebut, Nabi bersabda kepada sahabat Bilal, “Hai Bilal, bangunlah, maka panggillah dengan ash-shalah.” Oleh sebab itu, selanjutnya bila tiba waktu shalat, sahabat Bilal berseru-seru, “Shalat bersama-sama! Shalat bersama-sama!”

Sampai pada suatu malam sahabat Abdullah bin Zaid sedang berada di antara tidur dan jaga, tiba-tiba terlihatlah olehnya ada seorang lelaki memakai dua pakaian yang serba hijau sedang berkeliling, di tangankanan dan kirinya membawa sebuah genta. Sahabat Abdullah bertanya kepada orang itu, “Hai hamba Allah! Apakah engkau hendak menjual genta itu?”

Orang itu menyahut, “Apakah yang akan kauperbuat dengannya?”

Sahabat Abdullah menjawab, “Akan kami pergunakan untuk memanggil shalat.”

Advertisements

Orang itu berkata, “Maukah engkau saya perlihatkan kepada yang lebih baik dari itu?”

Sahabat Abdullah menjawab, “Baiklah. Cobalah tunjukkan!”

Orang itu berkata, “Berserulah engkau dengan ucapan, ‘Allahu Akbar Allahu Akbar. Asyhadu alla ilaha illallah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Hayya ‘alash sholah (2 kali). Hayya ‘alal falah (2 kali). Allahu Akbar Allahu Akbar. La ilaha illallah.”

Kemudian, orang itu mengundurkan diri ke tempat yang tidak seberapa jauh dari tempat semula, lalu ia berkata kepada Abdullah bin Zaid, “Bila engkau hendak berdiri shalat maka ucapkanlah, ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar. Asyhadu alla ilaha illallah. Asyhadu anna Muhammadarrasullulah. Hayya ‘alash sholah. Hayya ‘alal falah. Qod qomatish sholah (2 kali). Allahu Akbar, Allahu Akbar. La ilaha illallah.”

Keesokan harinya, Abdullah bin Zaid menghadap kepada Nabi saw. dan mengabarkan kepada beliau tentang mimpinya itu. Setelah Nabi saw. mendengar segala apa yang dikatakan oleh Abdullah kepada beliau, beliau bersabda, “Sesungguhnya mimpi itu benar. Insya Allah. Maka, berdirilah (pergilah) kau kepada Bilal karena Bilal itu suaranya lebih tinggi dan lebih panjang, lalu ajarkan Bilal akan segala apa yang telah diucapkan orang itu kepadamu; dan hendaklah bilal memanggil orang bershalat dengan sedemikian itu.”

Abdullah lalu menemui Bilal dan mengajarkan kepada Bilal lafaz azan dan iqamat tersebut Kemudian, setelah datang waktu shalat, Bilal memanggil orang bershalat dengan mengucapkan azan dan iqamat yang diajarkan oleh Abdullah tersebut.

Mendengar suara azan Bilal itu, Umar bin Khaththab r.a. datang dengan sangat tergopoh-gopoh sambil menguraikan kainnya menemui Nabi saw. Ia lalu berkata, “Ya Rasulullah, demi zat yang telah mengutus engkau dengan benar, sungguh samalam saya telah bermimpi sebagaimana yang diucapkan Bilal.”

Nabi bersabda, “Maka semua puji bagi Allah, maka demikian itulah yang lebih tetap.”

Demikianlah singkatnya riwayat asal mulanya azan dan iqamat di dalam Islam yang hingga kini masih dikerjakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Kemudian, terdapat riwayat yang disebutkan dalam kitab-kitab tarikh dan kitab-kitab hadits bahwa setelah berlaku pada setiap tiba waktu shalat, Bilal berdiri mengucapkan azan dan iqamat.

Beberapa hari kemudian pada azan di waktu shalat shubuh, bilal menambahkan pada azan itu ucapan, “Ash shalatu khairum mina naum.”

Mendengar ucapan Bilal itu, Nabi saw. lalu menetapkan kebaikannya, tetapi beliau tidak memperkenankan ucapan itu diucapkan pada tiap-tiap azan di waktu shalat yang bukan shalat subuh. Hal ini pun tetap berlaku hingga masa sekarang dan seterusnya. []

SUMBER: KELENGKAPAN TARIKH ED. ISTIMEWA JILID 2 | MOENAWAR CHOLIL |GEMA INSANI

Tags: Azniqamatsejarah
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

MUI Minta Kasus Puisi Sukmawati Segera Ditangani, Potensi Timbulkan Keresahan

Next Post

Terkait Polemik Puisi Sukmawati, Guntur dan Guruh Buka Suara

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Ciri Kiamat Besar, Hari Kiamat, Akhir Zaman, Tanda Kiamat

Tanda-tanda Kiamat yang Disebutkan oleh Rasulullah namun Belum Terjadi

15 Juni 2025
kemiskinan ekstrem, masyarakat miskin, kaya, miskin

8 Perbedaan Mencolok antara Orang Kaya dan Orang Miskin di Indonesia

15 Juni 2025
Beli Baju Lebaran, Tanda Kebahagiaan

7 Tanda Kebahagiaan Seorang Muslim, Apa Saja?

14 Juni 2025
Penyebab Siksa Kubur, Aib, Ciri Orang yang Culas

Ciri-ciri Orang yang Culas

11 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Ciri Kiamat Besar, Hari Kiamat, Akhir Zaman, Tanda Kiamat

Tanda-tanda Kiamat yang Disebutkan oleh Rasulullah namun Belum Terjadi

Oleh Saad Saefullah
15 Juni 2025
0

Damaskus, Hajjaj bin Yusuf

Kejahatan-kejahatan Hajjaj bin Yusuf

Oleh Dini Koswarini
15 Juni 2025
0

ngupil, hidung

Dampak Buruk Ngupil bagi Kesehatan dan Tips Aman Bersihkan Hidung

Oleh Yudi
15 Juni 2025
0

Cinta, Fireworks

Fireworks in Your Eyes (Sebuah Puisi Cinta dari Seorang Suami kepada Istrinya)

Oleh Saad Saefullah
15 Juni 2025
0

kemiskinan ekstrem, masyarakat miskin, kaya, miskin

8 Perbedaan Mencolok antara Orang Kaya dan Orang Miskin di Indonesia

Oleh Yudi
15 Juni 2025
0

Terpopuler

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.

Lihat LebihDetails

10 Hal yang Sebaiknya Kamu Lakukan di Pagi Hari

Oleh Haura Nurbani
12 Juni 2025
0
Sunnah, Marah, Pagi Hari

Dalam Islam dan kehidupan sehari-hari, kerja cerdas dan kerja keras memiliki keutamaan masing-masing, namun keduanya saling melengkapi. Berikut penjelasannya:

Lihat LebihDetails

5 Pekerjaan Haram yang Jarang Disadari

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0
hati, jin, api, murtad, pekerjaan

Bekerja di bank konvensional atau lembaga keuangan yang berbasis bunga (riba) juga termasuk dalam pekerjaan yang haram menurut banyak ulama.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Besarnya Pahala Istri yang Selalu Siap Melayani Suami di Ranjang

Oleh Yudi
14 Juni 2025
0
sleep paralysis, jima, suami, istri

Kesiapan istri untuk memenuhi kebutuhan suami secara lahir dan batin adalah salah satu pilar utama keharmonisan rumah tangga.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.