• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 20 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Wacana

Konflik Seiman

Oleh Saad Saefullah
7 tahun lalu
in Wacana
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Pinterest

Foto: Pinterest

0
BAGIKAN

 

Konflik Seiman 1 konflik seiman, Sultan Muhammad ibn Yusuf Abul HajjajYusuf Maulana

SEMASA Granada diperintah oleh Sultan Muhammad ibn Yusuf Abul Hajjaj, tersebutlah nama sang menteri sekaligus penulis dan penyair terkemuka di negerinya. Namanya Lisanuddin Muhammad al-Khatib. Ibn al-Khatib ini sosok yang berpengaruh. Karyanya mampu membuat hadirin yang mendengarkan pembacaan karyanya meneteskan airmata. Setidaknya ini yang disaksikan dan dirasakan langsung orang besar semasanya, Ibn Khaldun.

Ibn Khaldun juga sosok penting yang pernah mewarnai Granada dalam babak hidupnya. Semasa Granada diperintah Sulatn Muhammad ibn Yusuf, Khaldun berkiprah di tanduk Afrika, Tunisia dan sekitarnya kini. Di Afrika Utara, namanya melambung dan sering dipersandingkan dengan kebesaran nama Ibn al-Khatib.

ArtikelTerkait

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

Ga Bisa Baca Hadist

Gendong Ala Drakor

Kedua sosok ahli ilmu itu saling mengagumi. Baik dalam karya tulisnya ataukah korespondensi di antara mereka. Tapi sayang, kata Muhammad Abdullah Enan dalam Biografi Ibnu Khaldun (2013), keduanya harus terpisah akibat adanya kecemburuan dan persaingan.

Kita yang terpisah jauh dari jarak peradaban, waktu, dan tempat, akan menilai kritis konflik yang memisahkan kedua ahli ilmu itu. Amat disayangkan hanya karena ingin merapat pada kekuasaan, saling curiga mendera. Hanya saja, kita belum tentu bisa merasakan bagaimana menjadi pelaku, atau yang mendukung keduanya. Mengapa harus ada konflik yang remeh?

Sayangnya, kejadian itu, dan lebih luas di sekitar Andalusia, sering diwarnai pertikaian yang “remeh-temeh” sampai kemudian daulah ini bubar di tangan Muslimin sendiri—alih-alih menyalahkan pihak Kristiani Aragon atau Castille yang memang sudah mengincar kita lengah.

Sejatinya, bukan konfliknyalah yang mesti dituding, melainkan manusia yang menjalaninya. Adakah kita berani memberikan bukti bahwa konflik tiada dalam perjalanan dakwah saat dirintis Rasulullah? Berbeda dan menyimpan curiga dan prasangka itu lumrah adanya. Iri dan menuduh yang tidak-tidak itu juga biasa. Tinggal bagaimana manusia yang menggenggam rasa ini mengelolanya.

Konflik antar saudara seiman itu fakta sejarah yang ada dalam bentangan masa. Bukan semata soal kekuasaan dan materi, sebagaimana analisis banyak orientalis, namun juga keyakinan pihak yang berseteru pada hujjah syar’i. Tak memadai membicarakan soal Ali versus Aisyah semata soal klan dan kesumat masa silam keduanya bahkan semenjak Nabi masih ada—yakni dalam kasus fitnah terhadap Aisyah (haditsul ifk).

Jadi, seyogianya kita biasa saja dalam bersikap manakala ada konflik semacam itu. Ini bukan berarti kita menyetujui perpecahan; bukan begitu melihatnya. Konflik adalah ruang melapangkan pemikiran dan keadaban dalam berilmu. Sebanyak apa pun ilmu kita, kala konflik mendera itulah medan pembuktiannya. Konflik tak berarti ukhuwah harus berpecah. Dalam beda yang sangat tajam, tetap harus ada kejujuran menilai pihak seteru.

Konflik juga sebentuk “anugerah”, bila disaksamai jujur. Kita yang besar dalam tubuh harakah Islam acap membaca sirah dan tarikh dengan normatif; menihilkan konflik atau bahkan menolak kemungkinan konflik berlangsung pada orang-orang saleh. Dus, kita pun dibiasakan dalam habitat ilmu yang meletakkan konflik seperti barang haram. Padahal, dalam konflik ada kesempatan belajar dan melatihkan adab. Lihat bagaimana al-Bukhari dipaksa berkonflik dengan Imam an-Naisaburi, guru dan koleganya sesama ahlu hadits yang menyimpan ghil (iri) pada sang murid. Dan lihat bagaimana Muslim mengatasi perseteruan dua gurunya itu.

Jadi, bersikap wajar saja manakala menghadapi para tokoh umat berkonflik. Asal jaga adab, insya Allah konflik tak sampai meruntuhkan kerja dakwah. Siapa pun itu. Kita sendiri malu? Wajar, tapi tak perlu meniru, toh masih banyak sosok lain yang mampu mengelola konflik tanpa harus bergaduh di ruang publik. Tak ada saling seret pengikut dalam arus konflik hingga membesar. Tak pula melibatkan barisan penyetia dalam komentar tak adil pada lawan. Hal semacam ini berlaku pada kapan dan di mana pun. Orang-orang hebat saja berkonflik, apa lagi kita, kemungkinan terseret di dalamnya sebagai pelaku, amatlah mungkin. Tinggal bagaimana kita berpikir waras. Tak sampai memendam dendam apalagi memutuskan silaturahim.

Advertisements

Konflik berlarut sekalipun panas sangat, bila hanya melibatkan personal maka bangunan dakwah masih utuh. Tugas kita mempertemukan keduanya dalam proses mediasi yang adil dan beradab. Kalau tidak mampu menjadi penengah, setidaknya tidak menjadi bagian dari yang mengompori kelangsungan konflik tersebut. []

Tags: konflik seimankurasiSultan Muhammad ibn Yusuf Abul Hajjaj
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ingatlah Hari Penyesalan, Segala Perkara Diputus

Next Post

Terkait Polemik antara Luhut dan Amien Rais, Ini Saran dari SBY

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Nggak Ada Obat, Potongan Rambut Laki-laki yang Tidak Diperbolehkan dalam Islam

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

13 Desember 2024
Damaskus

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

8 Desember 2024
Kitab Taurat, Hadist, Bani Israil

Ga Bisa Baca Hadist

10 Agustus 2024
Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri, , Nikah, Tips yang Harus Dikuasai Istri Agar Suami Betah di Rumah, Sifat Istri yang Mendatangkan Rezeki bagi Suami, Drakor

Gendong Ala Drakor

10 Agustus 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Penyebab Badan Cepat Lelah, 30 Tahun

Yang Harus Diperhatikan oleh Orang yang Sudah Berusia 30 Tahun Lebih Agar Sehat Mental

Oleh Saad Saefullah
19 Mei 2025
0

Diabetes pada Anak

Daftar Makanan Tinggi Gula yang Sering Dikonsumsi Anak-anak, Apa Saja?

Oleh Haura Nurbani
19 Mei 2025
0

Rezeki, Sunnah, Pintu Surga, malaikat, Muslim yang Bersyukur, Miskin, Rezeki

Manfaat Mencari Rezeki dan Memberi Nafkah

Oleh Dini Koswarini
19 Mei 2025
0

Malaysia

Berapa Gaji Rata-rata di Malaysia?

Oleh Yudi
19 Mei 2025
0

Surat An Nisa, aurat berat, wanita, neraka, keperawanan

8 Cara Muslimah Menjaga Keperawanan: Fitnah Akhir Zaman

Oleh Yudi
19 Mei 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Berapa Lama Idealnya Memanaskan Motor di Pagi Hari?

Oleh Dini Koswarini
19 Mei 2025
0
Anak Gadis, Cara Hadirkan Berkah saat Naik Kendaraan, Hukum Meminjam, Motor

Ada beberapa akibat yang bisa terjadi jika motor tidak dipanaskan terlebih dahulu.

Lihat LebihDetails

7 Jenis Pakaian yang Tak Boleh Dipakai saat Shalat: Panduan dari Syariat Islam

Oleh Yudi
19 Mei 2025
0
wanita, shalat, pakaian

Pakaian yang tipis hingga memperlihatkan warna kulit atau bentuk tubuh secara jelas tidak memenuhi syarat menutup aurat.

Lihat LebihDetails

Berapa Banyak Jumlah Pasukan yang Dibawa oleh Muhammad Al-Fatih ketika Menaklukan Konstantinopel?

Oleh Haura Nurbani
18 Mei 2025
0
Konstantinopel

Konstantinopel pasti akan ditaklukkan. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya.

Lihat LebihDetails

4 Raja Dunia yang Pernah Berkuasa

Oleh Yudi
20 Juni 2021
0
Foto: Unsplash

Raja dunia keempat ini bernama Bukhtanshar, raja kafir yang menjajah Bani Israil dan membunuh banyak kaum muslimin di kalangan bani...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.