KEPERAWANAN bukan sekadar persoalan fisik, melainkan simbol kehormatan, kesucian, dan komitmen seorang Muslimah terhadap nilai-nilai Islam. Dalam Islam, hubungan antara laki-laki dan perempuan hanya dibenarkan dalam ikatan pernikahan. Maka, menjaga diri dari pergaulan bebas dan zina adalah bagian dari ibadah dan ketaatan kepada Allah.
Berikut ini adalah cara-cara bijak yang bisa dilakukan para gadis Muslimah untuk menjaga keperawanan hingga pernikahan:
1. Menanamkan Niat dan Komitmen dari Dalam Diri
Semua perbuatan dimulai dari niat. Jika seorang Muslimah sudah menanamkan niat untuk menjaga kehormatan dirinya karena Allah, maka ia akan lebih mudah menolak ajakan maksiat.
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keperawanan bukan sekadar warisan budaya, tetapi bagian dari akhlak Islam yang menjunjung tinggi kehormatan dan kesucian.
2. Menjaga Pandangan dan Pikiran
Islam memerintahkan baik laki-laki maupun perempuan untuk menundukkan pandangan. Pandangan adalah gerbang pertama menuju godaan syahwat. Begitu juga pikiran, jika dibiarkan liar, bisa menjerumuskan ke dalam khayalan dan tindakan yang tidak terpuji.
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya…” (QS. An-Nur: 31)
Menjaga pandangan berarti menjaga hati dan kehormatan.
3. Menghindari Pacaran dan Pergaulan Bebas
Pacaran bukan jalan menuju cinta yang halal, melainkan membuka celah untuk maksiat. Islam tidak mengenal konsep pacaran sebelum menikah. Bahkan, berkhalwat (berduaan dengan lawan jenis di tempat sepi) saja sudah dilarang karena bisa membuka pintu zina.
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pergaulan bebas bukan tanda kemodernan, tapi tanda kelalaian. Maka, seorang Muslimah hendaknya membatasi interaksi dengan lawan jenis sesuai kebutuhan dan tetap menjaga adab serta jarak.
4. Memakai Pakaian yang Menutup Aurat dan Tidak Menggoda
Pakaian adalah bentuk perlindungan diri. Ketika seorang gadis menutup auratnya sesuai syariat, maka ia sedang menjaga diri dari pandangan buruk dan gangguan syahwat.
“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (QS. Al-Ahzab: 59)
Berpakaian syar’i bukan berarti ketinggalan zaman, melainkan bentuk kehormatan dan ketaatan.
5. Meningkatkan Iman dan Ilmu Agama
Iman adalah benteng paling kuat dari godaan syahwat dan dunia. Muslimah yang rajin mengaji, beribadah, dan belajar ilmu agama akan lebih mudah menahan diri dari godaan.
-
Rajin salat dan membaca Al-Qur’an.
-
Ikut kajian atau komunitas Muslimah yang positif.
-
Hindari tontonan, bacaan, dan media sosial yang merusak akhlak dan merangsang hawa nafsu.
Semakin kuat iman, semakin kuat pula pertahanan diri terhadap godaan zina.
6. Memilih Lingkungan dan Teman yang Baik
Teman sangat berpengaruh dalam membentuk karakter dan kebiasaan. Seorang gadis Muslimah sebaiknya berada dalam lingkungan yang mendukung dirinya untuk tetap taat.
“Seseorang itu berada di atas agama temannya, maka hendaklah kalian memperhatikan siapa yang menjadi teman kalian.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Jauhi teman-teman yang mengajak ke arah maksiat atau gaya hidup bebas.
7. Menghindari Situasi yang Mengundang Fitnah
Seorang Muslimah harus cerdas dalam menjaga dirinya. Hindari bepergian sendirian dengan laki-laki yang bukan mahram, menginap campur, atau nongkrong larut malam. Bahkan dalam dunia digital pun, hindari chat pribadi dengan lawan jenis yang mengarah ke godaan.
8. Segera Menikah Jika Sudah Mampu
Islam tidak melarang cinta, tetapi menyalurkannya lewat jalan yang halal: pernikahan. Jika seorang gadis sudah siap mental dan fisik, menikah lebih menenangkan hati dan menjaga diri dari maksiat.
“Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah, karena itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Penutup: Menjaga Diri, Menjaga Harga Diri
Keperawanan bukan hanya soal selaput dara, tetapi soal komitmen menjaga kehormatan diri dan mentaati Allah. Gadis Muslimah yang menjaga keperawanannya bukan berarti kuno, tapi justru cerminan dari wanita mulia yang tahu nilai dirinya.
Di tengah dunia yang semakin permisif, menjaga diri bukan hal mudah. Tapi di situlah letak kemuliaannya. Karena surga tidak dijanjikan untuk yang mengikuti hawa nafsu, melainkan untuk yang sabar menahan diri demi ridha Ilahi.
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya… kecuali terhadap istri-istri mereka…” (QS. Al-Mu’minun: 5–6)
Semoga Allah menjaga semua gadis Muslimah dan memudahkan mereka dalam jalan yang suci dan diberkahi. []