• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 24 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Keluarga Pena Wanita

Kenapa Kita Harus Tawadhu?

Oleh Saad Saefullah
10 bulan lalu
in Pena Wanita
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Lailatul Qadar, tawadhu

Foto: Freepik

0
BAGIKAN

KENAPA kita harus tawadhu dalam hidup?

Apakah kita yakin merasa bebas dari sombong? Menggunakan selendang Allah yang tidak layak kita gunakan. Tidak merasa bodoh di hadapanNya, saat membaca ayat-ayat dan hadit NabiNya masih saja menimbang dan mempertanyakannya.

Begitupun kepada manusia, meremehkan orang lain dan menganggap diri lebih baik dari mereka. Sehingga sulit mendapatkan ilmu bermanfaat karena tabiat ilmu itu sulit mengalir kepada hati yang tinggi.

Biasanya orang sulit tawadhu adalah karena kelebihan yang dimilikinya. Saat keluar memakai mobil mewah, pakaian yang branded, punya popularitas, darah biru atau kelebihan lainnya maka timbul ujub, sombong dan meremehkan orang lain.

ArtikelTerkait

Musibah Itu Ujian, Teguran, Hukuman, ataukah Azab?

Keutamaan dan Amalan di Hari Arafah

Menaati Ulil Amri, Siapa Ulil Amri?

Siapa sebenarnya Ulil Amri dalam Al-Qur’an?

Ada tahap yang akan dilalui penuntut ilmu yakni ketika ia merasa lebih baik dari orang lain. Pada tahap ini seseorang selalu merasa benar sendiri.

Bagi orang yang beriman kondisi seperti ini ibarat lampu kuning, karena ia akan kesulitan menjaga hatinya (sulit tawadhu). Ilmu baginya ternyata tidak membuatnya takut kepada Allah, melainkan membuatnya ujub dan sombong. Bukankah ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang membuat seseorang takut kepada Allah?

BACA JUGA:  Tawadhu-nya Umar bin Khattab, Berbagi Unta dengan Pembantunya

Hingga pada sebuah titik saat tergelincirnya ia kepada dosa dan kelalaian maka saat itu pula ia mendapatkan pelajaran baru bahwa Taufik adalah milik Allah. Ia mampu beramal bukan karena dirinya yang hebat tapi karena Allah yang memudahkan.

Maka adakalanya dosa akan menyadarkan dan memberi pelajaran berharga untuk kemudian menjadi pribadi tawadhu (rendah hati) yang tidak merasa diri lebih baik.

Pengertian Tawadhu

Kata tawadhu berasal dari bahasa Arab dengan asal kata وضع (wadha’a) yang memiliki banyak arti: meletakkan, melepaskan, dan menghinakan. Kemudian, dalam Lisanul Arab وضع (wadha’a) lawan katanya adalah رفع (rafa’a) yang artinya mengangkat.

Secara istilah: merendahkan hati/ meletakkan diri pada posisi bawah.

Secara syariat: merendahkan hati karena Allah bukan karena yang lain.

Karena terkadang ada orang merendahkan hati supaya disebut rendah hati maka ini bukan tawadhu melainkan Riya.

Ibnu Hajar berkata, “Tawadhu’ adalah menampakkan diri lebih rendah pada orang yang ingin mengagungkannya. Ada pula yang mengatakan bahwa tawadhu’ adalah memuliakan orang yang lebih mulia darinya.” (Fathul Bari, 11: 341)

Menurut Ulama salaf, Hasan Bashri, “Tawadhu adalah tidaklah seseorang bertemu dengan orang lain kecuali menganggap semua lebih baik darinya. Ketika bertemu orang yang lebih tua menganggap bahwa ia lebih banyak amalnya, dan ketika melihat yang lebih muda berpikir bahwa ia lebih sedikit dosanya. Dan inilah yang menjadi puncak ketawadhuan.

Dalil Tawadhu

Dalil AlQur’an

وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلْجَٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَٰمًا

Artinya: “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (Al-Furqan Ayat: 63).

وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ

(الشعراء: 215)

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (Qs. asy-Syu’araa’: 215)

Dalil Hadits

أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَد

Artinya: “Dan Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada seorangpun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorangpun berlaku zhalim pada yang lain.” (HR.Muslim no. 2865).

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

“Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.”
(HR. Muslim no. 2588).

Yang dimaksudkan di sini, Allah akan meninggikan derajatnya di dunia maupun di akhirat. Di dunia, orang akan menganggapnya mulia, Allah pun akan memuliakan dirinya di tengah-tengah manusia, dan kedudukannya akhirnya semakin mulia. Sedangkan di akhirat, Allah akan memberinya pahala dan meninggikan derajatnya karena sifat tawadhu’nya di dunia (Lihat Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 16: 142)

Keutamaan Tawadhu

Pernahkah kita merasakan koneksi dengan Allah tidak berjalan lancar. Terkadang bagus, tapi terkadang eror. Atau sulit konsisten dalam mengamalkan ilmu. Baik setelah menerimanya ataupun menyampaikan kembali ilmu tersebut kepada orang lain.

Salah satu penyebabnya adalah karena Allah belum memberikan taufik kepadanya. Yakni kemampuan untuk melaksanakan ketaatan kepadaNya.

BACA JUGA:  Tidak Tawadhu, Inilah Sebab Allah Tidak Selalu Beri Kemampuan Seseorang dalam Menjalankan Ketaatan

Kunci mendapatkan taufik adalah tawadhu. Sifat mudah menerima kebenaran dan rendah hati kepada manusia. Tidak merasa lebih baik dari orang lain sehingga mau menerima kebenaran dari siapapun. Tak sakit hati saat dikritik dan tidak baper bila diremehkan.

Tawadhu hanya dimiliki oleh orang mulia. Yang membuat manusia mencintainya.

Urwah bin Al Warid berkata, “Tawadhu’ adalah salah satu jalan menuju kemuliaan. Setiap nikmat pasti ada yang merasa iri kecuali pada sifat tawadhu’.”

Abu Bakr Ash Shiddiq berkata, “Kami dapati kemuliaan itu datang dari sifat takwa, qona’ah (merasa cukup) muncul karena yakin (pada apa yang ada di sisi Allah), dan kedudukan mulia didapati dari sifat tawadhu’.” []

Tags: tawadhu
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

MasyaAllah, Inilah Keutamaan Doa di Akhir Sepertiga Malam

Next Post

Ciri Orang Munafik: Ingkar Janji

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Keutamaan Berjima di Malam Jumat, Tempat Duduk Penghuni Surga, Nasihat, Nabi Luth, Posisi Duduk yang Dimurkai, Manusia, Hasan Al-Bashri, ujian

Musibah Itu Ujian, Teguran, Hukuman, ataukah Azab?

12 Juni 2025
REPORTER: RHIO ATMA P. | ISLAMPOS, Haji, Golongan Umat Islam yang Akan Masuk Surga, Larangan di Bulan Dzulhijjah, Hari Arafah

Keutamaan dan Amalan di Hari Arafah

5 Juni 2025
Ulil Amri

Menaati Ulil Amri, Siapa Ulil Amri?

2 Juni 2025
Sakaratul Maut, amal, Penghalang Rezeki, Arwah, Shalat Malam, renungan ramadhan, PMO, Keutamaan Pemimpin yang Adil, Shalat Malam, Orang yang Dibenci oleh Allah SWT, Kesabaran, Ulil Amri, Ibnu Abbas

Siapa sebenarnya Ulil Amri dalam Al-Qur’an?

23 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Penyebab Datangnya Rezeki, Hukum Arisan, Nafkah yang Haram

Orang yang Mudah Didatangi Rezeki

Oleh Haura Nurbani
24 Juni 2025
0

Keutamaan Berbakti kepada Orangtua, Anak

Berapa Usia Anak dari Bapak Ini?

Oleh Haura Nurbani
24 Juni 2025
0

Syirik, Bahaya Vape untuk Kesehatan, Rokok, Kentut

Suami Suka Kentut Depan Istri, Istri Ga Suka, Bagaimana Hukumnya?

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

JISc

Banyak Diterima di UI, JISc Ungguli SMA Negeri Meski Terapkan 3 Kurikulum

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

fakta menarik tentang indonesia, fakta kopi indonesia, kopi

Inilah Negara yang Pertama Kali Temukan Kopi Sebelum Menyebar ke Seluruh Dunia

Oleh Yudi
24 Juni 2025
0

Terpopuler

11 Adab Jima yang Harus Diketahui Pasangan Suami Istri

Oleh Saad Saefullah
18 Juni 2023
0
Adab Jima

ISLAM telah mengajarkan kita segala sesuatu, bagaimana kita makan, memakai pakaian. Apakah disana ada sunah yang menjelaskan bagi orang Islam...

Lihat LebihDetails

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

Berikut ini lima  negara yang dianggap paling aman jika terjadi perang dunia — dan ya, Indonesia termasuk di dalamnya!

Lihat LebihDetails

Jangan Dianggap Sepele, Ini 10 Dampak Perang Dunia Ketiga Jika Pecah

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0
perang dunia, perang, kiamat

Seperti yang terjadi setelah Perang Dunia I dengan flu Spanyol, perang besar sering diikuti oleh pandemi mematikan.

Lihat LebihDetails

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

Apa Ciri-Ciri Ginjal yang “Kotor” atau Tidak Sehat?

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0
Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal, ginjal

Dalam istilah medis, ini bisa merujuk pada gangguan fungsi ginjal atau penyakit ginjal kronis.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.