• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 17 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Fiksi

Sesuatu Bernama Syukur: Puisi-puisi Karya Supadilah Iskandar

Oleh Dini Koswarini
2 tahun lalu
in Fiksi
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
keajaiban, Hal Penting yang Sering Dianggap Sepele, Orang yang Tidak Diajak Bicara oleh Allah, kebersihan, Orang yang Tak Dapat Mencium Bau Surga, Imam Hassan Al-Basri, takdir

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

Sesuatu Bernama Syukur: Puisi-puisi Karya Supadilah Iskandar 1 SyukurPuisi-puisi Karya Supadilah Iskandar
(Pengamat dan penikmat sastra milenial, menulis puisi dan prosa di berbagai media nasional luring dan daring) supadilahiskandar@gmail.com

Berpegang pada Kata

Leluhurku memberi pesan agar aku tetap bersabar
meski tak mudah kata “sabar” itu dalam mengamalkannya.
Pun ketika sumur itu melahap tubuhku
dan aku nyaris tenggelam di dalamnya,
tak berapa lama aku menemukan seutas tali
yang dapat kumanfaatkan untuk keluar dari lubang sumur itu.
Orang-orang tak mengenali aku setelah terpisah dari keluargaku,
terombang-ambing nasib dalam pusaran pasar budak
sebagaimana Abdulrazak Gurnah menggambarkan
dalam Paradise hasil gubahannya.

BACA JUGA: 7 Puisi Supadilah Iskandar tentang “Sufi dan Penyair Tua”

Aku pun terseret ke jurang peradaban baru,
menjadi pelayan di istana kerajaan Mesir.
Kau menamakan itu tragedi, tapi aku berusaha bersabar
dan menganggapnya sebagai bagian dari proses hidup.
Kau bahkan tersenyum menyeringai kembali
ketika aku difitnah melakukan pelecehan seksual terhadap istri raja,
hingga harus mendekam dalam penjara selama bertahun-tahun.
Tapi aku tak mau menyebutnya sebagai “mendekam”
karena aku masih leluasa mengekspresikan potensi
dan keahlianku di dalam jeruji besi.
Kau menyebutnya sebagai kehidupan yang “tragis”,
tetapi aku tetap bersabar
dan menganggapnya sebagai bagian dari proses hidup.
Bertahun-tahun aku tak mengetahui suasana di luar penjara,
hingga musim berganti musim, hujan berganti kemarau,
dan pemerintahan Mesir telah rapuh dan menua
serta membutuhkan ide-ide kreatif dari generasi baru
yang dapat mengendalikan tampuk kekuasaan.
Sejak saat itulah, aku yang semula menjadi pemimpin di penjara,
kini dipercayakan sebagai pengelola ekonomi bagi kemakmuran rakyat,
hingga pada gilirannya diangkat menjadi pemegang tongkat estafet.
Lalu, masihkah kau mengatakan ini sesuatu yang absurd?
Sampai kemudian aku merancang rekayasa dan agenda terselubung
untuk berjumpa dan bersatu kembali dengan seluruh keluargaku,
yang kemudian masing-masing kami posisikan di istana kerajaan Mesir.
Adakah semua ini serba kebetulan belaka?
Bukankah kita diperintahkan untuk berpegang pada kata “sabar”
hingga sampai pada keyakinan:
“Tak ada sehelai daun pun yang jatuh di kegelapan malam,
baik yang basah maupun yang kering
kecuali Yang Maha Pengasih dan Pemilik jagat raya ini
tak pernah lengah sedetik pun untuk merawat dan mengelolanya.”
Masihkan kau ragu dan bimbang dengan kekuatan kata? ***

ArtikelTerkait

Tapi Ini Tanah Kami, Meski Duka dan Mati Tertanam di Sini

Hidup Itu Seperti UAP… Puisi Terakhir WS Rendra

Suamiku Mantan Majikanku

Gadis Cantik Sebagai Anugerah Tuhan

Mengutuk Kegelapan

Rayap-rayap itu merembet dari dinding tetangga kananku,
dan aku pun merenungkan ciptaan Tuhan itu,
apakah benar tak memiliki arti sama sekali bagi hidup kita?
Tetanggaku sibuk pontang-panting mengobrak-abrik rayap
bahkan memakinya lantaran buku-buku puisinya bolong-bolong
termakan oleh rayap-rayap itu.
Namun, tetangga kiriku yang mengetahui kericuhan dan kegaduhan kami,
justru menyarankan biarlah rayap-rayap itu bersarang selama beberapa waktu, karena aku akan memanfaatkannya sebagai obat penurun tekanan darah,
mengendalikan kolesterol, serta mengontrol kadar gula dalam darah.
Bahkan sarang-sarangnya sangat bermanfaat
sebagai nutrisi yang baik bagi kesuburan tanaman di pekarangan.
Tapi bukankah rayap-rayap itu telah memusnahkan karya-karya puisi
dari penyair yang tinggal di sebelah kanan rumahku?
Dan jawabnya lagi, bukankah semua karyanya telah tersimpan
ke dalam flashdisc yang hanya sebesar kelingking jari kita?
“Bersyukurlah, karena rayap-rayap itu mengerogoti karya-karyanya
di era milenial ini, setelah teknologi mampu menghimpun
segudang karya-karya sastra dalam satu benda sekecil jari manis kita.”
Kini aku pun semakin memahami, tak ada yang sia-sia
pada setiap makhluk ciptaan Tuhan.
Bahkan dari ribuan ekor rayap itu aku masih bisa
berbagi dengan tetangga kiriku,
suatu amal kebaikan yang akan dilipatgandakan pahalanya,
baik di dunia maupun di akhirat nanti. ***

Sesuatu Bernama Syukur

Ketika aku menjenguk Fulan sahabatku di rumah sakit,
justru ia mengingatkan aku tentang pentingnya “rasa syukur”
karena hakikat nikmat dan musibah bukanlah sesuatu yang mutlak.
Bukankah kau sedang sakit (kataku kemudian),
namun ia tetap tenang sambil berujar
bahwa Tuhan bisa memberi sesuatu yang lebih
dari sekadar rasa sakit, jika Dia menghendaki.
Aku mengingat Fulan dulu, sewaktu di kampus perguruan tinggi,
beberapa teman melemparkan abu di kepalanya,
namun ia berusaha tenang bahwa yang terlempar bukanlah bara api,
dan masih tetap ia bersyukur.
Suatu hari, dua orang pembegal merampas ransel
dan membawa lari sepeda motornya.
Tak berapa lama, ia muncul kembali di dalam kelas,
seakan tak menampakkan rasa sedih maupun penyesalannya.
Ia terus menjalani hari-hari barunya di kampus dengan bersepeda,
dan menganggap segala yang telah dialami pasti memiliki makna.
Kenapa kau bersyukur atas nasib getir yang kau alami (kataku).
Ia menjawab, karena telah menyelesaikan satu beban
yang pasti merupakan giliran aku dalam hidup ini.
Bukankah musibah dan kesengsaran merupakan jalan lapang
menuju kebahagiaan akhirat (tegasnya lagi).
Penderitaan dunawi laiknya obat atau suntikan
untuk mengobati luka hati, maupun jiwa-jiwa yang sakit.
Setidaknya, ia akan mengurangi keterikatan
dan kecintaan yang berlebihan pada aksesoris dunia
yang bersifat semu dan fana ini.
Kemudian saat ini, ketika aku duduk di samping Fulan sahabatku

BACA JUGA: Terlena, Puisi oleh: Buya Hamka

dalam kendaraan Lexus miliknya, justru ia berujar tenang:
“Seorang hamba belum sampai pada hakikat iman yang sejati
sebelum ia menganggap musibah sebagai nikmat,
serta kemegahan harta sebagai musibah.”
Sejak saat itulah aku mulai menggoreskan pena
dan menulis puisi terbaruku:
“Malu aku menjadi penyair Indonesia,
yang hanya sibuk berkeluh-kesah ketika ditimpa musibah.
Sementara kelapangan dan kesenangan yang aku raih,
kadang menggelincirkan aku dalam keangkuhan dan kesombongan.
Kini, aku tak sanggup lagi
menanggung beban sebagai seniman pendendam!” []

Tags: Puisisupadilah iskandarSyukur
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Pertahanan dan Pemanfaatan Bank Syariah dalam Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi

Next Post

Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Tembus 36.000 Orang

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

Palestina, Semangka, tanah, Pelajaran dari Gaza, Palestina, Palestina

Tapi Ini Tanah Kami, Meski Duka dan Mati Tertanam di Sini

6 November 2023
Hadits tentang Sabar, Konsultasi Kesehatan, Puisi Terakhir WS Rendra

Hidup Itu Seperti UAP… Puisi Terakhir WS Rendra

10 Oktober 2023
KDRT, Balasan bagi Orang yang Suka Memaki dan Menyakiti Orang Lain, Suamiku

Suamiku Mantan Majikanku

17 Agustus 2023
cantik, Rukun Islam, Amal Penghapus Dosa

Gadis Cantik Sebagai Anugerah Tuhan

9 Maret 2023
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Keutamaan Pembaca Quran, Orang yang Dirindukan Surga, Surat Al-BAqarah, Adab Membaca Al-Quran, Quran

Kenapa Kamu Teh Malas Baca Quran?

Oleh Dini Koswarini
16 Juni 2025
0

Ilmu, Ilahi Rabbi, sabar, manusia hebat, tingkatan sabar, Hal yang Harus Dihindari saat Hadapi Masalah, Kelelahan yang Disukai oleh Allah SWT, Cinta yang Harus Dihindari oleh Seorang Muslim, Cara Atasi Nafsu Syahwat, Niat, ujian hidup, Amalan yang Tak Terputus, Letak Kebahagiaan, Sabar, Cara Sehat ala Rasulullah, musibah, Orang Baik,Renungan Akhir Tahun, Obat Penyakit Hati, Cara Kendalikan Nafsu Syahwat, Sabar, pertanyaan dengan jawaban tidak terduga, Pertanyaan,, Pengetahuan Islami, pilih

10 Pilih Mana Dulu?

Oleh Haura Nurbani
16 Juni 2025
0

telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

Oleh Haura Nurbani
16 Juni 2025
0

Laporan Donasi Islampos: Terima Kasih Telah Menjadi Bagian dari Perjuangan Dakwah! 2 Syukur

Laporan Donasi Islampos: Terima Kasih Telah Menjadi Bagian dari Perjuangan Dakwah!

Oleh Dini Koswarini
16 Juni 2025
0

Palestina, Ismail Haniyeh, Lemah

Kenapa Orang-orang Eropa pada Membela Palestina?

Oleh Dini Koswarini
16 Juni 2025
0

Terpopuler

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.

Lihat LebihDetails

7 Alasan Mengapa Banyak Penderita Sakit Jantung Tidak Sadar

Oleh Yudi
15 Juni 2025
0
jantung, nyeri dada

Beberapa orang mengalami silent ischemia, yaitu kondisi saat aliran darah ke otot jantung terganggu tanpa menyebabkan rasa sakit.

Lihat LebihDetails

Apa Ciri-ciri Suami yang Ingin Poligami tapi Tidak Mampu namun Selalu Ngomong ke Sana ke Mari?

Oleh Saad Saefullah
15 Juni 2025
0
Kencing Batu, Poligami

Berikut adalah ciri-ciri suami yang ingin poligami tapi sebenarnya tidak mampu, namun sering membicarakannya ke sana ke mari!

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Mengapa Childfree Dilarang dalam Islam?

Oleh Dini Koswarini
14 Juni 2025
0
Ibrahim bin Rasulullah, childfree

Dalam perspektif Islam, keputusan childfree sebagai gaya hidup permanen dan disengaja tanpa alasan syar’i tidak dibenarkan dan bahkan dilarang.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.