• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 25 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Unta Rasulullah saat Hijrah

Oleh Yudi
3 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 5 menit baca
A A
0
Keutamaan Utsman bin Affan, unta Rasulullah, Quraisy, Hadits

Foto: Freepik

0
BAGIKAN

PARA pembesar Quraisy gusar. Rasulullah yang mereka kepung kini lepas dari jangkauan mereka. Beliau lolos dari persekongkolan pembunuhan. Mereka geram bukan main. Tiap-tiap tempat diawasi dengan ketat. Mereka kirimkan para pencari jejak untuk mengikuti jejak-jejak beliau. Unta Rasulullah berperan sangat luar biasa dalam perjalanan hijrah ke Madinah ini.

Di langit Makkah, matahari musim panas memancarkan sinarnya. Orang-orang di jazirah Arab lebih senang berada di rumah ketimbang menembus hawa yang terik menyengat. Akan tetapi, para pemimpin Quraisy tak peduli. Di bawah komando Abu Jahal, mereka terus menggasak setiap jejak. Namun gagal. Jangankan Nabi ﷺ., jejak Abu Bakar yang menemani beliau pun tak terlacak.

Lolosnya Nabi ﷺ dari kepungan musuh bermula dari musim haji tahun kesebelas sejak turunnya wahyu. Sekelompok orang dari Yatsrib datang menemui Rasulullah di Mina dekat Aqabah. Mereka membenarkan beliau. Mereka agaknya tahu bahwa inilah sosok Nabi yang ditunggu-tunggu seperti gambaran para pemuka Yahudi di Yatsrib. Itulah Baiat Aqabah Pertama.

BACA JUGA: 5 Ayat Al-Quran tentang Hijrah

ArtikelTerkait

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

Nabi Muhammad ﷺ dan Permusuhan Abu Jahal

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

Unta Rasulullah saat Hijrah, Mush’ab ibn Umair Duta ke Madinah

Berita itu kemudian mereka bawa pulang dan disampaikan kepada penduduk Yatsrib (Madinah). Mush’ab ibn Umair lantas ditunjuk untuk mengajarkan dan mendakwahkan Islam di sana dan berhasil. Tahun berikutnya mereka kembali naik haji dengan jumlah orang cukup banyak. Dalam pertemuan itu mereka mengajak beliau untuk pindah dan bersedia membantu berdakwah. Terjadilah Baiat Aqabah Kedua.

Pada detik-detik terakhir pertemuan itu terdengarlah teriakan dari salah seorang musyrik Makkah, “Saudara-saudara! Tahukah kalian apa yang sedang dilakukan Muhammad bersama sejumlah orang? Mereka telah berkumpul untuk memerangi kalian!”

Mendengar hal tersebut, penduduk Yatsrib tersinggung. Kata mereka, “Demi Allah, Zat yang mengutusmu dengan benar wahai Rasulullah, jika kau mau, besok akan kami ayunkan pedang ke leher mereka yang berada di Mina ini!”

Nabi ﷺ dengan tenang lalu menjawab, “Kita tak diperintahkan begini. Kembalilah kalian!”

Abu Dzar Al-Ghifari, Umar bin Khattab, Nabi Sulaiman, Amalan Malam Jumat, Umar bin Abdul Azis, Nabi Yusuf, Fakta Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Nabi Adam, Keutamaan Amalan di Bulan Rajab, Nabi Idris, unta Rasulullah
Foto: PInterest

Nabi tak ingin periode awal dakwah ini diwarnai tindak kasar kepada siapa pun. Saat itu belumlah tiba waktunya untuk mengangkat senjata. Inilah tahun-tahun yang terasa lamban dan penuh resah. Tahun-tahun ketika mereka bersabar menghadapi berbagai tipu daya elit Quraisy.

Akan tetapi semua itu berubah tatkala perintah Nabi untuk hijrah berkumandang.

Unta Rasulullah saat Hijrah, Yatsrib Sudah Tak Sabar Menunggu

Lama sudah orang-orang di tanah Yatstrib menunggu. Matahari kala itu betul-betul terik.  Karena letih menunggu, orang-orang banyak yang kembali ke rumahnya. Namun tiba-tiba, seorang Yahudi berteriak dari loteng rumahnya. “Bani Qailah! Bani Qailah! Itu kakekmu datang!”

Sontak semua orang-orang berhamburan keluar dan berteriak-teriak, “Rasulullah datang! Rasulullah datang!”

Para tetua di Yatsrib berkata, “Belum pernah Yatsrib mengalami peristiwa seperti hari ini. Belum pernah terjadi momentum sedahsyat ini. Semua hati bergembira. Seluruh wajah berbinar cerah. Sungguh sebuah perjumpaan yang menggentarkan dan mengharukan.”

BACA JUGA: Kisah Hijrah Sahabat Nabi, Meninggalkan Segalanya saat Pindah ke Madinah

Rombongan Nabi ﷺ bergerak dari kejauhan. Ada sekitar tujuh puluh orang yang ada di situ. Semua menaiki tunggangan, membawa bendera. Mereka berhenti di luar Yatsrib, berteduh di bawah pohon kurma. Di situ telah menunggu kerumunan orang banyak. Tapi yang mana Rasulullah?

Ada dua orang pria yang berteduh di bawah sebatang pohon kurma.

“Di antara dua pria itu yang mana Rasulullah?”

“Tidak tahu.”

Tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan jawabannya. Seorang dari pria itu bangkit lalu melindungi temannya dari terik matahari dengan menggunakan selendangnya. Tahulah kami orang yang duduk itu Rasulullah.

Beberapa orang Yatstrib datang mendekat memberikan salam kepada Rasulullah, “Selamat datang Rasulullah, salam sejahtera untukmu.”

Unta Rasulullah saat Hijrah, Quba

Setelah penyambutan tadi, menjelang siang Rasulullah beranjak pergi. Diikuti beberapa rombongan. Beliau bergerak ke arah Quba. Kami semua berjalan mengikuti. Nabi kemudian membangun masjid di Quba.

Setelah empat hari Nabi di Quba, dan kami bolak-balik mengunjungi Nabi. Sekitar Jum‟at siang, Nabi menaiki untanya bersama Abu Bakar. Orang-orang berebut memegang dan saling tarik tali kekang unta yang ditungganginya. Mereka bersama-sama mengawal keberangkatan Nabi.

Hari itu hari Jum‟at dan telah menjelang siang. Maka shalatlah Nabi di jantung lembah Ranuna‟. Nabi kemudian berpidato/khutbah.

“Saudara-saudara, majulah ke depan biar kalian semua mendengar. Demi Allah, kalian semua pasti mati dan tidak akan meninggalkan ternak kalian tanpa penggembala. Kalian akan ditanya oleh Allah. Dia akan bertanya kepada kalian, bukankah sudah datang kepada kalian utusan-Ku penyampai risalah? Bukankah sudah Kuberi kalian harta dan Kubuat berlimpah? Tapi, kenapa kalian tak mau maju?‟

”Menoleh ke kiri dan ke kanan, kalian tak melihat apa-apa. Memandang ke depan dan belakang, kalian juga tak melihat apa-apa selain Jahannam. Maka, barangsiapa mampu menjaga dirinya dari neraka meski hanya dengan separuh biji kurma, lakukanlah! Siapa yang tidak mampu, hendaklah berkata-kata baik. Sebab dengan berkata-kata baik kebaikan dibalas sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Keselamatan semoga atas kalian dan Rasulullah, juga rahmat Allah dan berkah-Nya.”

Kemudian beliau berpidato lagi.

“Segala puji bagi Allah. Kepada-Nya aku memuji dan meminta tolong. Kami berlindung kepada Allah dari diri yang jahat dan amal yang bejat. Siapa diberi hidayah oleh Allah, tak ada yang bisa menyesatkannya. Dan, siapa yang disesatkan oleh Allah, tak ada yang bisa memberinya hidayah. Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah yang Esa dan tiada bersekutu. Sesungguhnya, ucapan terbaik adalah Kitabullah yang Mahabaik dan Mahatinggi. Sungguh beruntung orang yang hatinya dihiasi iman oleh Allah, dirangkul ke dalam Islam setelah kekafiran, dan memilih kitab Allah di atas segenap ucapan manusia. Dialah ucapan terbaik dan terindah.

Kisah tentang Salman Asiyah Fakta Bilal bin Rabbah, Sifat Para Sahabat Nabi, unta Rasulullah
Foto: Pinterest

”Cintailah apa yang dicintai oleh Allah, cintailah Allah sepenuh hati. Jangan bosan terhadap kalam Allah dan membacanya, jangan biarkan hati mengeras karena berpaling darinya. Dialah yang dipilih Allah dari seluruh ciptaan-Nya. Dialah yang ditetapkan-Nya sebagai yang terbaik dari semua jenis amal dan ibadah, yang paling sempurna dari segala macam ucapan dan ketetapan manusia tentang halal-haram.

“Sembahlah Allah dan jangan sekutukan dengan apa pun. Bertakwalah kepada-Nya dengan sebenar-benar takwa. Berkatalah jujur dan benar kepada Allah, niscaya Dia akan membaikkan perkataan mulut kalian. Jalinlah cinta di antara kalian dengan semangat dan ruh Allah. Sesungguhnya Allah akan murka jika janji-Nya dilanggar. Wassalamualaikum!”

Semua yang mendengar pidato tadi tertunduk khidmat. Para wanita mulai menitikkan air mata. Semua menjelma wajah asing seolah tak dikenal sebelumnya. Wajah-wajah bening yang memijarkan sinar cahaya!

Unta Rasulullah saat Hijrah, Memasuki Madinah

Terdengar teriak kebahagiaan di sepanjang jalan, “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Telah datang Sang Utusan.. Telah datang Sang Utusan…!”

Untuk menyemarakkan penyambutan, beberapa gadis imigran dari Abisinia menyanyikan salawat Badar yang semenjak saat itu menjadi fenomenal,

Telah terbit bulan purnama Dari celah bukit ke tengah-tengah kita

Kita wajib bersyukur senantiasa

Selama penyeru Allah masih ada

Bocah-bocah putra Bani Najjar memukul rebana sambil bersya‟ir dengan suara lantang dan ceria.

Kami tetangga dekat Bani Najjar

Aduhai, dengan Muhammad kini berjajar 

Tali-tali kekang diturunkan, pria-pria maju ke depan, tak henti menawari Nabi singgah di rumah mereka.

“Biarkan, unta ini ada yang menuntun. Aku akan tinggal di mana Allah menempatkanku.” Begitu tutur Baginda Nabi kepada orang-orang di sana.

BACA JUGA: 8 Pesan Rasulullah ﷺ kepada Muslimah

Unta itu akhirnya terdiam di suatu area penjemuran kurma, tepat di depan rumah Abu Ayyub Khalid bin Zaid. Nabi tidak langsung turun, unta itu kemudian berjalan lagi sementara tali kekang tetap dilepas oleh Nabi. Tiba-tiba unta itu menoleh ke belakang dan kembali ke tempat tadi. Di sana unta itu duduk dan menjatuhkan lehernya. Nabi lalu turun, Abu Ayyub tergopoh-gopoh menyambut. Tak terlukis betapa girang Abu Ayyub mendapat kehormatan seperti ini.

Unta Rasulullah saat Hijrah, Dakwah Nabi di Madinah

Bendera Nabi telah berpindah ke Madinah. Di Makkah beliau telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, dan memberi nasihat kepada umat, namun mereka tuli dan tak mau beriman. Orang-orang itu mengira mereka akan dapat menaklukkan Nabi di medan perang. Beginilah orang-orang sombong yang hanya mampu menimbang kebenaran tanpa berdasarkan kenyataan sehingga menelan kerugian nantinya.

Fakta Nabi Ishaq, Nabi Ilyas, unta Rasulullah
Foto: Pinterest

Memasuki Madinah, panji-panji Nabi berkibar tinggi dan megah. Di perbukitan, semalam sebelum mencapai pusat kota, Nabi berpapasan dengan sejumlah lelaki Bani Sham yang dipimpin Buraidah Ibn al-Kashib. Mereka menyatakan beriman lalu bergabung dengan Nabi. Mendekati Yatsrib, seraya memuliakan Nabi, Buraidah berkata, “Wahai Nabi Allah, jangan kaumasuki Madinah tanpa kibaran bendera!”

BACA JUGA: Kisah Nabi Saleh dan Untanya

Segera Buraidah melepas serban lalu mengikatkannya pada tombak. Ia lalu berjalan di depan Rasulullah. Ia angkat bendera itu tinggi-tinggi. Bendera pertama yang menandai lahirnya sebuah negara baru dan menjadi simbol perubahan bagi peradaban manusia kelak. Itulah penanda berubahnya Yatsrib menjadi Madinah-Nabi al-Munawarah atau secara bahasa kota tegaknya aturan Nabi yang bercahaya. []

Oleh: Iman Adipurnama/Dicuplik dan dirangkaikan dari buku-buku: Ketika Nabi di Kota dan Perang Muhammad buah karya dari Dr. Nizar Abazhah

Tags: Hijrahmadinahunta rasulullah
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

17 Hal yang Harus Diketahui Muadzin

Next Post

Apakah Mazi Membatalkan Wudhu?

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Penjagaan Allah terhadap Nabi, Abu Bakar

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

12 Juni 2025
Nabi, Utsman bin Affan, Unta, Abdullah bin Ubay, Abu Jahal

Nabi Muhammad ﷺ dan Permusuhan Abu Jahal

10 Juni 2025
Cara Cari Jodoh, Renungan, Khadijah binti Khuwailid

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

1 Juni 2025
Nabi Zakaria, Ibnu Abbas

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

23 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Umar bin Abdul Aziz

10 Ciri Orang yang Ga Mau Bayar Utang!

Oleh Dini Koswarini
25 Juni 2025
0

Penyebab Datangnya Rezeki, Hukum Arisan, Nafkah yang Haram

Orang yang Mudah Didatangi Rezeki

Oleh Haura Nurbani
24 Juni 2025
0

Keutamaan Berbakti kepada Orangtua, Anak

Berapa Usia Anak dari Bapak Ini?

Oleh Haura Nurbani
24 Juni 2025
0

Syirik, Bahaya Vape untuk Kesehatan, Rokok, Kentut

Suami Suka Kentut Depan Istri, Istri Ga Suka, Bagaimana Hukumnya?

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

JISc

Banyak Diterima di UI, JISc Ungguli SMA Negeri Meski Terapkan 3 Kurikulum

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

Terpopuler

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

Berikut ini lima  negara yang dianggap paling aman jika terjadi perang dunia — dan ya, Indonesia termasuk di dalamnya!

Lihat LebihDetails

11 Adab Jima yang Harus Diketahui Pasangan Suami Istri

Oleh Saad Saefullah
18 Juni 2023
0
Adab Jima

ISLAM telah mengajarkan kita segala sesuatu, bagaimana kita makan, memakai pakaian. Apakah disana ada sunah yang menjelaskan bagi orang Islam...

Lihat LebihDetails

Jangan Dianggap Sepele, Ini 10 Dampak Perang Dunia Ketiga Jika Pecah

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0
perang dunia, perang, kiamat

Seperti yang terjadi setelah Perang Dunia I dengan flu Spanyol, perang besar sering diikuti oleh pandemi mematikan.

Lihat LebihDetails

Pemuda Sering Istimta’, Bagaimana Menghentikannya?

Oleh Saad Saefullah
29 Mei 2022
0
Pokok Maksiat, Makna Kata Fitnah, luka

Segala sesuatu yang mendatangkan keburukan dan fitnah pada diri Anda, hendaknya Anda jauhi.

Lihat LebihDetails

Kisah 7 Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Miskin

Oleh Yudi
21 Juni 2025
0
kekayaan, terkaya, berpikir positif, negara

Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di Amerika Selatan, terutama karena cadangan minyak bumi yang sangat besar.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.