• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 13 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

Penentu Kebahagiaan yang Jarang Kita Sadari

Oleh Yudi
4 tahun lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Penentu Kebahagiaan, sombong, Pikiran positif

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

TAHUKAH kamu sebenarnya apa penentu kebahagiaan di dalam kehidupan seseorang? Dalam benak kita, kebahagiaan adalah sesuatu yang terasa menyenangkan dalam hati. Dan kita tahu, setiap insan pasti rela melakukan segala cara untuk menemukan kebahagiaan di dalam hidupnya.

Lalu apakah setiap kebahagiaan itu selalu memerlukan materi? Selain sebagai makhluk spiritual tentu kita juga merupakan makhluk fisik. Yang pada hakikatnya membutuhkan sarana dan prasana untuk menjalani hidup ini.

Sebagai makhluk fisik, kita akan memperoleh kebahagiaan minimum, jika dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan agar dapat hidup. Kita tidak perlu harus kaya. Kita pun tak perlu harus hidup secara berlebihan, memiliki simpanan dan tabungan, tak perlu hidup berkecukupan.

Penentu Kebahagiaan yang Jarang Kita Sadari

Kesehatan Mental, Perilaku Jujur dalam Islam, Penentu Kebahagiaan
Foto: Unsplash

BACA JUGA: Bahagia Kala Berbagi, 2 Kisah Kedermawanan

ArtikelTerkait

5 Pekerjaan Haram yang Jarang Disadari

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

7 Cara Anak Muda agar Tak Terjerumus kepada Perilaku Zina

Tapi, untuk mencapai suatu kebahagiaan itu, kita harus punya makanan untuk kita makan. Kita pun harus punya pakaian untuk kita gunakan. Begitu pula dengan tempat tinggal, itu pun harus kita miliki walau sederhana. Itulah yang dimaksud dengan pemilikan materi yang minimal untuk melanjutkan hidup.

Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martin Seligmen, seorang pelopor Psikologi Positif. Ia meneliti hubungan antara kekayaan dan kebahagiaan di berbagai negara. Ada beberapa kesimpulan menarik yang ia paparkan dalam buku Authentic Happines.

Menurut Seligmen, daya beli dan kepuasan hidup rata-rata di suatu negara berbanding lurus. Akan tetapi, begitu GNP melebihi 8.000 dolar per jiwa, korelasi ini sirna dan penambahan kekayaan tidak meningkatkan kepuasan hidup. Jadi, orang Swiss yang kaya lebih bahagia daripada orang Bulgaria yang miskin, tetapi susah untuk membandingkan orang Irlandia, Italia, Norwegia atau Amerika.

Yang menarik adalah di Jepang. Walaupun daya beli orang Jepang mencapai skor 87, tingkat kepuasan hidupnya hanyalah 6,53 (dari skala 1-10). Coba bandingkan dengan India (skor daya beli: 5, tetapi tingkat kepuasan hidupnya 6,70), Nigeria (skor daya beli 6: tingkat kepuasan hidupnya 6,59), atau Cina (skor daya beli 9, tetapi tingkat kepuasan hidupnya 7,29). Ini menunjukkan bahwa uang tidak lantas membeli kebahagiaan.

Penentu Kebahagiaan yang Jarang Kita Sadari

Penentu Kebahagiaan
Ilustrasi: Unsplash

Menurut Seligmen, di negara-negara yang sangat miskin, tempat kemiskinan bisa mengancam nyawa, menjadi kaya bisa berarti lebih bahagia. Namun, ketika garis kemiskinan suatu negara telah terlampaui, tingkat ekonomi bukan lagi penentu kebahagiaan dalam kehidupan kita.

Ini berarti, kita dapat hidup lebih bahagia daripada konglomerat. Kekayaan yang melimpah bukan lagi penentu kebahagiaan ketika kebutuhan minimal telah terpenuhi. Maka kaya tidak sepenuhnya menjadi sebuah faktor yang menentukan tingkat kebahagiaan kita.

Sebenarnya, untuk mencapai kebahagiaan harus ada faktor-faktor yang mempengaruhi, seperti kekayaan, kesehatan fisik yang baik dan persahabatan dengan orang lain. Namun, faktor-faktor penentu kebahagiaan tersebut tidak akan berarti bila tidak dibarengi dengan pikiran yang tenang dan damai. Ya, pikiran dapat menjadi penentu kebahagiaan dalam kehidupan setiap manusia di bumi.

BACA JUGA: Inilah 5 Syarat Kebahagiaan Dunia dan Akhirat, Muslim Harus Tahu!

Advertisements

Penentu Kebahagiaan yang Jarang Kita Sadari

Rasa Curiga, Penentu Kebahagiaan
Ilustrasi: Unsplash

Jika kita memiliki pikiran yang tenang dan damai, faktor-faktor pendukung penentu kebahagiaan itu akan berpengaruh. Orang kaya yang memiliki pikiran yang damai akan lebih bahagia dibandingkan dengan orang miskin yang memiliki pikiran damai.

Orang yang sehat dan memiliki pikiran damai, akan lebih bahagia daripada orang sakit dan memiliki pikiran damai. Begitu pula dengan orang yang memiliki sahabat banyak dengan pikiran yang damai, akan lebih bahagia daripada orang yang memiliki sedikit sahabat dengan pikiran yang damai.

Tanpa adanya pikiran yang damai itu, suatu kebahagiaan tidak mudah untuk diraih. Karena apa? Potensi dari ketiga hal itu hanya membantu melengkapi kebahagiaan kita. Maka, potensi itu akan terbuang sia-sia ketika kita tidak berhasil mencapai kedamaian pikiran.

Itulah penentu kebahagiaan yang mudah dicari dan ada di setiap individu. Semoga kita dapat mengolah pikiran dengan sebaik mungkin agar selalu menjadi penentu kebahagiaan dalam hidup. []

Sumber: The 7 Laws of Happines/Karya: Arvan Pradiansyah/Penerbit: Kaifa

Tags: bahagiaPenentu KebahagiaanSyukur
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Inilah 6 Manfaat Membaca Shalawat

Next Post

3 Hukum yang Berkaitan dengan Istihadoh, Muslimah, Kamu Wajib Tahu!

Yudi

Yudi

Terkait Posts

hati, jin, api, murtad, pekerjaan

5 Pekerjaan Haram yang Jarang Disadari

13 Juni 2025
Penjagaan Allah terhadap Nabi, Abu Bakar

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

12 Juni 2025
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

12 Juni 2025
Selingkuh dalam Islam, khilafiyah, perbuatan zalim, pacaran, zina

7 Cara Anak Muda agar Tak Terjerumus kepada Perilaku Zina

12 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

maen HP

Kenapa Sih Maen HP Pas Shalat Jumat?

Oleh Haura Nurbani
13 Juni 2025
0

diabetes

7 Tanda Tubuh yang Rentan Terkena Diabetes

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0

hati, jin, api, murtad, pekerjaan

5 Pekerjaan Haram yang Jarang Disadari

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0

Beli Baju Lebaran, Tanda Kebahagiaan

7 Tanda Kebahagiaan Seorang Muslim, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
13 Juni 2025
0

Donasi

UPDATE LAPORAN DONASI: Selamatkan Media Islam: Saatnya Kita Bergerak untuk Islampos!

Oleh Dini Koswarini
13 Juni 2025
0

Terpopuler

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Kenapa Shalat Shubuh Terasa Berat bagi Orang Munafik?

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
Itikaf, Ciri Malam Lailatul aQadar,, Munafik

Rasulullah ﷺ menyebut bahwa shalat Shubuh dan Isya adalah shalat yang paling berat bagi orang munafik.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Hilangnya Keberkahan Waktu

Oleh Ari Cahya Pujianto
30 Mei 2019
0
Foto: Aldi/Islampos

Oleh: Taufik Aulia Saat dulu masih kecil dan belum punya gadget, jeda waktu dari maghrib sampai isya terasa sangat cukup...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.