• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 12 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tahukah Anda

Fibonacci, Islam dan Sistem Angka Modern

Oleh Ari Cahya Pujianto
4 tahun lalu
in Tahukah Anda
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Math Is Fun

Foto: Math Is Fun

0
BAGIKAN

Oleh: Aditya Budi
adityabudi82@gmail.com

MENJADI Menjadi hal yang wajar pada saat itu bahwa para ulama Islam bukan hanya menguasai ilmu-ilmu ke-Islaman semata – yang notabene sudah hal yang wajib dan biasa bagi pada saat itu – namun juga menguasai ilmu-ilmu eksak, filsafat, astronomi, sejarah, serta berbagai disiplin ilmu lainnya.

Embrionya pada masa Dinasti Umayyah dan mencapai puncaknya pada rentang waktu Dinasti Abbasiyah. Masa puncak-puncaknya adalah saat masa Kekhalifahan Harun ar-Rasyid (w. 809 M) dengan membangun Bait al-Hikmah (House of Wisdom) di Baghdad.

Berbagai institusi untuk kepentingan masyarakat didirikan. Mulai dari rumah sakit, sekolah, lembaga farmasi, hingga kesusastraan, serta digairahkannya iklim literasi umat. Putra mahkota Harun ar-Rasyid, yaitu al-Ma’mun (w.833 M) yang menggantikannya juga tak kalah hebat menjadi penerus semangat visi ayahandanya.

ArtikelTerkait

Ciri-ciri Orang yang Culas

Dari Mana Saja Sumber Uang Haram di Zaman Ini?

6 Kemungkinan Dampak Buruk Tambang Nikel bagi Alam

Umur Dunia Ternyata Hanya 1500 Tahun?

BACA JUGA: Rumus Matematika Sedekah, Ini Dia

Al-Ma’mun adalah pemimpin yang cinta ilmu, berbagai sumber literatur Yunani diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab dengan menggaji penerjemah-penerjemah non-muslim sekalipun.

Para bangsawan Abbasiyah memang menaruh apresisasi pada ide-ide (ilmu) dari berbagai wilayah di dunia. Karya-karya dari Yunani, China, Persia ataupun dengan bahasa Sansekerta semuanya berusaha diterjemahkan.

Para penerjemah bebondong-bondong menuju Baghdad untuk digaji tinggi atas setiap kompetensinya menerjemahkan suatu buku. Konon mereka digaji 500 dinar atau sekitar 2 kg emas untuk setiap buku yang mereka terjemahkan.

Kepopuleran Baitul Hikmah pada kisaran abad ke-8 Masehi bukan saja milik peradaban Islam semata, melainkan milik dunia. Meski keberadaan remah-remah bangunan fisiknya belum bisa dipastikan, jejak warisan keilmuannya masih nyata dan dirasakan hingga saat ini.

Ketika pusat-pusat studi dunia pada saat itu mulai remang-remang tenggelam, peradaban Islam justru sebaliknya, menjadi awal episentrum keilmuan dunia (Islamic Golden Age).

Hari ini, diakui atau tidak siapa yang tak kenal Ibnu Sina (Avicena), Ibnu Rusyd (Averos), Ibnu Haytham, Al-Kindi, Al-Khawarizmi, Ibnu Hayyan, dan yang lainnya. Mereka dikenal sebagai punggawa-punggawa ilmu filsafat, astronomi, kedokteran, matematika, kimia dan sebagainya yang berasal dari dunia Islam.

Mereka lahir dari tradisi kelimuan yang begitu pekat pada zamannya yaitu tradisi yang dibangun oleh Kalifah Harun ar-Rashid. Baitul Hikmah menjadi titik awal berkecambahnya ilmu-ilmu matematika, astronomi, astrologi, kedokteran, filsafat, sastra hingga kimia.

Advertisements

Diketahui bersama, awalnya Baitul Hikmah dibangun hanya sekedar untuk koleksi bacaan pribadi Khalifah Harun ar-Rashid. Sang Khalifah memang begitu keranjingan dengan berbagai literatur peradaban Islam maupun Yunani (Helenistik).

Akhirnya sekitar 30 tahun setelah berdiri, Harun ar-Rashid menjadikan Baitul Hikmah sebagai milik publik dan digunakan untuk pusat kajian akademis. Bukan hanya para ilmuwan muslim saja, khalifah juga dengan tangan terbuka memberi akses kepada siapapun, para akademisi Yahudi maupun Nasrani untuk datang dan mengkaji ilmu di Baitul Hikmah

Hal tersebut membuat nama Baghdad semakin moncer bak putik bunga yang menarik sekawanan lebah. Para akademisi dunia terdorong untuk berbondong-bondong menuju Baitul Hikmah di Baghdad. Efek dari hal tersebut, di masa yang akan datang ternyata mampu memberi sumbangsih bagi sistem angka yang dikenal dan digunakan oleh dunia saat ini.

Kegemilangan Baitul Hikmah berlangsung cukup lama. Hingga pada kisaran abad ke-12 Masehi, Leonardo Pisano atau populer disebut Leonardo Fibonacci seorang yang dikenal sebagai akademisi matematika asal Italia berkunjung ke dunia timur. Dimana embrio gelombang renaissance di Eropa pada saat itu mulai nampak.

BACA JUGA: Inilah Nomor-nomor yang Diciptakan oleh Al-Khawarizmi

Fibonacci yang saat itu baru berusia 20 tahunan sempat melakukan perjalanan ke Timur Tengah.

Sekembalinya dari penjelajahannya dari Timur Tengah, ia kemudian menulis buku Liber Abbaci pada tahun 1202. Karya tersebut secara tak langsung merupakan bentuk refleksi keterpesonaanya terhadap gagasan-gagasan yang datang dari dunia timur.

Liber Abbaci merupakan karya pertama kali yang dikenalkan di Eropa yang menjabarkan tentang sistem angka Hindia-Arab. Dimana sistem angka tersebut pada saat itu hanya dikenal oleh sedikit dari kalangan akademisi dan intelektual Eropa.

Bahkan sebagian besar akademisi dalam sistem perdagangan masih nyaman dengan sistem angka Romawi yang tidak efisien.

Tak berselang lama, karya Fibonacci tersebut menjadi booming karena mengenalkan operasi teknik aritmatika yang sangat berguna bagi aktivitas perdagangan, bisnis, atau menghitung laba. Liber Abbaci mengenalkan bilangan angka dari 1 hingga 9 dan diakhiri dengan 0 (zephyr).

Akhirnya sistem angka tersebut menjadi standar baku yang diaplikasikan oleh hampir seluruh masyarakat Eropa hingga dunia.

Kejeniusan Fibonacci melalui Liber Abbaci, banyak pihak percaya bahwa karya terebut ada keterkaitan dengan ide-ide yang sebelumnya telah ditulis oleh ilmuwan besar Islam abad ke-9 Masehi yaitu Al-Khawarizmi.

BACA JUGA:  Tahukah, Beberapa Teori Matematika Ini Hasil Terobosan Ilmuwan Muslim

Pada kisaran Tahun 821 Masehi, Al-Khawarizmi selain seorang matimatikawan, ia saat itu juga merupakan seorang Kepala Baitul Hikmah. Salah satu risalah ringkas Al-Khawarizmi yang berjudul Al-Jabr wa Al-Muqabala menjelaskan tentang konsep Al-Jabar (Algebra).

Karya tersebut dianggap telah menjadi revolusi pertama kali konsep penyelesaian bilangan persamaan kuadrat.

Karena kejeniusannya tersebut, tak salah sistem penyelesaian persamaan kuadrat dinisbatkan atas namanya “Al-Jabar”.

Al-Khawarizmi memperkenalkan umat muslim dunia sistem penomoran desimal dan kemudian melalui “dakwah” Fibonacci, konsep angka dan matematika modern dikenal ke seluruh ke Eropa.

Jika demikian, maka tak salah bahwa sistem angka yang Eropa bahkan dunia kenal saat ini – yang diawali dengan karya Liber Abbaci – merupakan ide-ide dasar yang Fibonacci ambil dari dunia Islam, Baitul Hikmah di Baghdad. []

Tags: FibonacciIslamSistem Angka Modern
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Bolehkah Memaksa Orang Sakit untuk Makan?

Next Post

Mengenal Akad Investasi Syariah

Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Terkait Posts

Penyebab Siksa Kubur, Aib, Ciri Orang yang Culas

Ciri-ciri Orang yang Culas

11 Juni 2025
Rezeki, Jalan Rezeki, pencuri, Uang Haram

Dari Mana Saja Sumber Uang Haram di Zaman Ini?

10 Juni 2025
tambang nikel,tambang

6 Kemungkinan Dampak Buruk Tambang Nikel bagi Alam

10 Juni 2025
Beramal Mengharap Dunia, Akhir Zaman

Umur Dunia Ternyata Hanya 1500 Tahun?

10 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Itikaf, Ciri Malam Lailatul aQadar,, Munafik

Kenapa Shalat Shubuh Terasa Berat bagi Orang Munafik?

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0

hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0

Selingkuh dalam Islam, khilafiyah, perbuatan zalim, pacaran, zina

7 Cara Anak Muda agar Tak Terjerumus kepada Perilaku Zina

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0

Sunnah, Marah, Pagi Hari

10 Hal yang Sebaiknya Kamu Lakukan di Pagi Hari

Oleh Haura Nurbani
12 Juni 2025
0

Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Yahudi

Membangun Legitimasi dalam Menghadapi Yahudi Madinah

Oleh Saad Saefullah
12 Juni 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Ini 10 Jenis Sholat yang Tidak Diterima Allah

Oleh Saad Saefullah
8 Maret 2022
0
keutamaan sujud

Salah satunya adalah lelaki yang shalat sendirian tanpa membaca sesuatu.

Lihat LebihDetails

Rajin Sholat Tapi Maksiat Masih Jalan, Apa yang Salah?

Oleh Yudi
19 Mei 2024
0
3 Kali Tidak Shalat Jumat saat Pandemi, doa iftitah, keutamaan shalat berjamaah, shalat berjamaah, sholat, shalat, imam, masbuk

Justru ketika seseorang belum bisa meninggalkan maksiat, maka kewajiban sholat itu semakin dia butuhkan.

Lihat LebihDetails

14 Sifat Teladan Rasulullah ﷺ dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
Sebab Nabi Muhammad Diutus di Arab, Bukti Kenabian Muhammad

Salah satu karakter mulia Rasulullah ﷺ adalah tidak pernah mengasingkan diri dari kaumnya meski diperlakukan semena-mena.

Lihat LebihDetails

Apakah Di Usia 40 Tahun Gairah Seksual Suami Istri Menurun?

Oleh Yudi
2 Mei 2025
0
suami, istri, seksual, perawan

Salah satu alasan utama yang sering dikaitkan dengan penurunan hasrat seksual di usia 40-an adalah perubahan hormon.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.