• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 10 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Fiksi

Cerai

Oleh Dini Koswarini
5 tahun lalu
in Fiksi
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Perilaku Durhaka terhadap Suami, Berpuasa tapi Tidak Berjilbab

Foto: Pexels

0
BAGIKAN

Oleh: Mawar Dani

Cintakah yang membuatnya membiarkan luka itu menimbun airmata?

AKU  baru saja mengecek file dokumen yang akan segera dikirim ke pusat. Jam masih lumayan pagi, beberapa hari ini matahari sudah tampak tersenyum menyapa kampung kami. Maklum, beberapa waktu terakhir asap memang menyelimuti hari yang kami jalani.

Mataku yang sudah mulai bermasalah dengan jarak pandang jauh menjadikan diri sebagai orang yang semakin cuek dengan lingkungan. Aku mendengar suara kereta – sebutan untuk sepeda motor bagi orang Medan – berhenti di parkiran kantor yang tak seberapa luas. Aku sempat melirik sekilas, lalu menundukkan pandangan. Khawatir jika tamu itu tersenyum, namun karena pandangan yang kurang jelas ini hanya berbalas tatapan wajahku yang jutek.

ArtikelTerkait

Tapi Ini Tanah Kami, Meski Duka dan Mati Tertanam di Sini

Hidup Itu Seperti UAP… Puisi Terakhir WS Rendra

Suamiku Mantan Majikanku

Gadis Cantik Sebagai Anugerah Tuhan

Semakin dekat aku mendengar langkah itu masuk. Ah, ternyata dia teman sekolahku, sejak SD hingga SMA satu kelas. Anaknya kini sudah dua. Dia menikah ketika aku masih menjalani semester tiga masa kuliah.

“Ada apa, Lis?”

“Aku mau minta buatkan surat talaq, bisa?”

Aku menggelengkan kepala. Sebenarnya masalah ini sudah kudengar dua tahun lalu.

“Aku panggil Ibu saja ya.” Maksudnya memanggil Ibu yang senior bekerja di kantor ini.

Dua anaknya terlihat sehat dan lincah. Aku bahkan gemas dengan anaknya yang kecil, badannya begitu montok, mirip dengan bintang iklan sufor.

“Ada masalah apa?” tanya Bu Boru.

KUA bukan hanya menangani masalah pendaftaran nikah, di sini juga terdapat BP4 yang mencakup ruang lingkup menangani perselisihan keluarga. Memang lebih baik menceritakan masalah pada tempatnya agar tidak timbul masalah baru.

Advertisements

“Aku mau cerai, Bu. Bisa minta buatkan surat talaq?”

Lalu Bu Boru menjelaskan, bahwa kami tidak menangani mengenai perceraian. Hanya membantu mencari solusi terhadap pernikahan yang sedang dilanda masalah.

“Masalahmu sebenarnya apa? Mungkin kita bisa cari penyelesaian yang lebih kekeluargaan sifatnya.”

Lisna, nama temanku tadi, menceritakan bahwa suaminya sudah sering melakukan KDRT. Sering keluar malam untuk minum maupun judi. Pulang menjelang subuh sehingga siang hari dijadikan sebagai waktu beristirahat.

Aku tak tega melihat dia menahan sesak atas perlakuan suaminya. Aku mengenal betul temanku ini. Wanita manapun takkan kuat bila lahir batinnya tersiksa begini. Aku memutar ingatan ke beberapa waktu sebelum dia lamaran dulu. Siang itu dia menelpon mengabarkan akan segera menikah.

“Kenapa terlalu cepat, Lis?”

“Untuk apa menunggu lagi jika sudah ada yang mau,” jawabnya kala itu.

“Apa alasanmu memilih dia?” tanyaku diplomatis. Aku memang terbiasa cerewet jika bercerita soal pasangan hidup.

“Dia ingin aku mengajarinya shalat juga mengaji. Bukankah ini baik? Katamu menjadi ladang amal.”

Saat itu aku cuma tertawa kecil menanggapinya. Sekarang terbukti menikah itu bukan seberapa cepat, tapi waktu dan dengan orang yang tepat. Sekalipun sudah ada dan niatnya baik, bukankah lebih baik melibatkan Allah dulu? Lelaki itu telah melupakan alasan yang diungkapkannya ketika memilih temanku sebagai calon istri.

Aku masih mendengarkan semua keluhannya. Yang tak bisa kubayangkan adalah bagaimana kondisi kejiwaan anaknya kelak jika mereka benar akan berpisah, tapi pernikahan yang di dalamnya terjadi kedzoliman juga hukumnya haram.

Ah, wajah itu sungguh kasihan. Kami dua sisi yang saling iri satu sama lain. Mungkin dia ingin sepertiku yang masih bisa tertidur tenang dan punya penghasilan. Sedang aku pernah juga merasa iri dengannya yang mendahuluiku menikah dan menjadi ibu rumah tangga. Hari ini dia membuka mataku lewat airmata yang kian mengalir. Lewat dua bocah yang tak bersalah dan mungkin akan menjadi korban keegoisan lelaki tak bertanggung jawab.

Aku bermain-main dengan pikiranku seraya tangan tetap mengecek file. Pernikahan adalah rumah impian yang semestinya dibangun atas dasar penuh harap ridha-Nya. Bangunan yang didirikan dengan tanggung jawab. Di dalamnya terdapat kisah tentang cinta, kasih sayang dan rasa yang nyaman. Di mana letak sakinah jika tangan itu sanggup melukai wajah wanita yang menjadi pasangannya dalam buku kembar hijau-merah?

Aku lalu membayangkan bagaimana hari-hari yang dia jalani lewat potongan dialog kesedihan. Melewati semuanya tanpa bisa berbagi meski dengan orangtua maupun mertua. Bagaimana jika hari yang harus dilewati makan nasi tanpa lauk?

“Tidak ada sayur, uang sudah habis.”

Sebuah umpatan keluar dari mulut suaminya, mengujarkan dia tak becus mengatur keuangan rumah tangga. Padahal dia tahu betul jumlah nominal yang diberikan itu tak cukup. Kemudian pekerjaan rumah yang lain juga tidak bisa terselesaikan.

“Sabun juga habis, aku tidak punya uang untuk membeli.”

Satu umpatan lagi dia terima, mengatakan kalau jangan hanya berdiam diri di rumah. Mestinya bekerja dan membantu suami yang pontang panting. Sementara menurut pengakuan, sang suami pulang subuh dan tidur siang hari. Maaf kata, ingin buang air saja dia tidak bisa menggantikan memomong anak kedua mereka yang sedang aktif belajar jalan. Bagaimana jika ditinggal bekerja?

Lewat sayu mata itu aku kembali belajar. Bahkan sebelum dia datang ke kantor tempatku menjemput rezeki, aku sudah banyak memetik hikmah dari pernikahan yang (mungkin) gagal. Aku memeluknya penuh iba, ada doa yang kulangitkan semoga saja menggemparkan hati milik para suami yang lupa janjinya dalam sighat taklik. Sebab kutahu, lelaki yang berakhlak tidak akan mendzolimi istrinya. []

“Nikahkanlah putrimu dengan yang paling bertakwa di antara mereka, karena jika orang yang bertakwa itu mencintai anakmu maka dia akan memuliakannya dan jika dia tidak mencintai putrimu maka dia tidak akan mendzoliminya.”

Asahan, 03/11/2015
Mawar Dani, pegiat tulis berdomisili di Asahan. Berjuang memuliakan hidup melalui jejakan pena.

Tags: Ceraicerpen
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, Cina Tutup Pasar Grosir Utama

Next Post

Setelah Shubuh, Inilah yang Dilakukan Rasulullah

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

Palestina, Semangka, tanah, Pelajaran dari Gaza, Palestina, Palestina

Tapi Ini Tanah Kami, Meski Duka dan Mati Tertanam di Sini

6 November 2023
Hadits tentang Sabar, Konsultasi Kesehatan, Puisi Terakhir WS Rendra

Hidup Itu Seperti UAP… Puisi Terakhir WS Rendra

10 Oktober 2023
KDRT, Balasan bagi Orang yang Suka Memaki dan Menyakiti Orang Lain, Suamiku

Suamiku Mantan Majikanku

17 Agustus 2023
cantik, Rukun Islam, Amal Penghapus Dosa

Gadis Cantik Sebagai Anugerah Tuhan

9 Maret 2023
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Cara Jaga Kesehatan di Musim Hujan, bicara, Anak, Ciri Anak yang Pintar , Ciri Anak yang Cerdas, Sunat

Sunat untuk Anak Lelaki, Berapa Tahun Sebaiknya?

Oleh Haura Nurbani
9 Juni 2025
0

Donasi

Selamatkan Media Islam: Saatnya Kita Bergerak untuk Islampos!

Oleh Dini Koswarini
9 Juni 2025
0

Zakat Fitrah, sayuran

Sayuran-sayuran yang Ternyata Mengandung Tinggi Gula

Oleh Haura Nurbani
9 Juni 2025
0

Shalat, Keutamaan Shalat Dhuha, Shalat yang Tidak Diterima oleh Allah SWT, Hukum Shalat tanpa Peci, shalat

Renungan: Mengapa Shalat Tidak Diterima oleh Allah SWT?

Oleh Yudi
9 Juni 2025
0

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Pagi Hari, Ciri Diabetes di Usia Muda, Muslim

Apa yang Terjadi Kalau Manusia Dewasa Tidur Malam Kurang dari 6 Jam?

Oleh Dini Koswarini
9 Juni 2025
0

Terpopuler

Kenapa Suami Sukanya Minta Jima Terus sama Istri?

Oleh Yudi
8 Juni 2025
0
Penyebab Suami Loyo di Tempat Tidur, Jima, nusyuz

Pertanyaan seperti “Kenapa suami sukanya minta jima terus sama istri?” seringkali muncul dari rasa penasaran, lelah, atau bahkan bingung di...

Lihat LebihDetails

Inilah 11 Keutamaan Surah Yasin yang Perlu Diketahui Muslim

Oleh Andika Murdanto
26 Oktober 2021
0
Keutamaan Surah Yasin

Keutamaan surah yasin dijelaskan dari beberapa hadist Rasulullah Muhammad ﷺ.

Lihat LebihDetails

Tips Ga Bayar Utang: Rahasia Sukses Para Ahli Kabur Amanah

Oleh Dini Koswarini
6 Juni 2025
0
Cara Mengelola Keuangan, Utang

Utang itu kan hanya angka—dan angka bisa dilupakan?

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Apa yang Terjadi Jika Seorang Pemuda Jadi Pengangguran?

Oleh Dini Koswarini
9 Juni 2025
0
Penyakit Lisan, Ciri Orang Dengki, Rezeki, Pengangguran

Jika seorang pemuda menjadi pengangguran, dampaknya bisa sangat luas.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.