• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 12 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Puasa Sebagai Puncak Kebahagiaan Tertinggi Manusia

Oleh Ari Cahya Pujianto
5 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
syarat qadha puasa, adab makan, Hal yang Harus Dihindari Orang Berpuasa, Kiat Mengobati Penyakit

Foto: Pixabay

0
BAGIKAN

Oleh: Arbar Wijaya
Kabid Kemahasiswaan HMJ BSA UIN Jakarta
Bidang P3A HMI KOFAH Cabang Ciputat
ar.baruwaa@gmail.com

BEBERAPA hari mendatang orang-orang yang beriman akan berjumpa dengan suatu bulan yang penuh keberkahan, yakni bulan Ramadhan atau sering disebut sebagai bulan puasa. Sebagai bagian dari rukun Islam, maka seyogyanya bagi kalangan umat Islam, puasa merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan.

Sebagaimana yang difirmankan oleh-Nya dalam Surat al-Baqarah ayat 183 yang mewajibkan orang-orang beriman untuk berpuasa, sebagaimana ‘orang-orang terdahulu’ yang telah diperintahkan oleh Tuhan untuk berpuasa, dengan tujuan agar puasa menjadikan orang-orang yang melakukannya tergolong sebagai orang-orang yang bertakwa.

Takwa menurut Nurcholis Madjid adalah semangat atau rasa ketuhanan pada diri seorang manusia beriman. Sikap apresiatif kepada Tuhan merupakan inti pengalaman keagamaan seseorang dan sikap itulah yang disebut sebagai takwa. Maka perintah berpuasa adalah untuk orang-orang yang beriman, bukan hanya sekadar berislam.

ArtikelTerkait

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

Rahasia Tiga Ratus Sembilan Tahun: Tafsir dan Hikmah QS. Al-Kahfi ayat 25

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

Puasa menjadi sebuah bentuk apresiasi hamba kepada Tuhannya sebagai bentuk kerinduan, sebagaimana hadits qudsi yang menyatakan “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, sebab ia hanyalah untuk-Ku dan Akulah yang akan memberikan ganjaran padanya secara langsung”.

Surat al-Baqarah ayat 183 menjelaskan bahwa perintah puasa tidak hanya untuk kalangan umat Islam saja melainkan Tuhan juga memberikan sebuah perintah kepada umat-umat sebelum Islam untuk berpuasa agar mereka bisa masuk ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa.

Istilah yang paling umum dari perintah berpuasa selalu berupa ibadah yang dilakukan dengan berupaya untuk menahan diri dari makan, minum, memasukkan sesuatu ke rongga badan, dan menahan seksualitas pada waktu yang sudah ditentukan, yakni sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

Siapa Saja yang Berpuasa?

Cak Nur (sapaan akrab Nurcholis Madjid) dalam bukunya yang berjudul Kontektualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah, menjelaskan bahwa terdapat ibadah puasa yang berbeda dengan pengertian di atas dan itu dilakukan oleh orang-orang tertentu saja. Maryam misalnya, ibunda dari Nabi Isa as.

Tuhan memerintahkannya untuk melaksanakan puasa yang berbeda dari istilah puasa pada umumnya, yakni puasa dalam hal berbicara. Kisahnya yang sangat fenomenal tentang kelahiran Nabi Isa as yang dilahirkan tanpa seorang bapak, menjadilakan kisah tersebut sebagai latar belakang bunda Maryam menjalankan ibadah puasa berbicara ini. Bahkan hal ini diabadikan dalam surat Maryam ayat 26 :

“… Lantaran itu, makanlah dan minumlah (wahai Maryam), serta tenangkanlah dirimu. Dan jika terjadi engkau melihat seseorang maka katakan kepadanya, “Sesungguhnya aku berjanji (nazar) untuk melakukan puasa (shawm) kepada Yang Maha Pengasih. Karena itu hari ini aku tidak akan berbicara kepada siapa pun jua,” (QS. 19:26)

Puasa berupa penahanan diri dari berbicara ini dituturkan dalam al-Quran dan pernah dijalankan oleh Maryam, ibunda Nabi Isa as, karena terancam akan diejek oleh masyarakatnya bahwa ia telah melakukan suatu perbuatan keji (sebab ia telah melahirkan seorang putra tanpa ayah).

Maka Allah Swt. memerintahkannya untuk melakukan puasa (shawm) dengan tidak berbicara kepada siapa pun. Dan hal ini dilakukan oleh Maryam selama tiga hari tiga malam lamanya, hingga kemudian Isa kecil, yang masih seumur bayi yang baru lahir, menampilkan kemukjizatannya, yakni berbicara dan memberikan penjelasan tentang kehamilan ibundanya.

Advertisements

Terdapat pula perbedaan waktu berpuasa pada umat sebelum Islam dengan umat Islam sekarang ini. Umat sebelum Islam (khususnya Yahudi dan Nasrani saat itu) melaksanakan puasa dengan durasi waktu hanya untuk sebagian siang, atau seluruh siang, atau bahkan siang dan malam sekaligus.

Adapula yang menjalankan ibadah puasa hanya untuk malam hari. Namun pada akhinya, Islam menyempurnakan dan menetapkan durasi waktu untuk melaksanakan ibadah puasa ini, yakni dimulai sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Al-Jurjawi berpandangan bahwa puasa dengan durasi waktu ini jauh lebih utama (afdhol) dibandingkan dengan berpuasa yang hanya dilakukan di malam hari dikarenakan ibadah puasa di siang hari, lebih menantang dan benar-benar penuh dengan cobaan dibandingkan dengan berpuasa di malam hari. Al-Jurjawi merujuk keutamaan ini kepada sebuah hadits Nabi yang mengatakan bahwa “Ibadah yang paling utama adalah ibadah yang paling menggigit”.

Bahagia adalah Kesuksesan Berpuasa

Berbagai model puasa dilakukan oleh berbagai kalangan umat manusia. Hal ini merupakan bentuk kountinuitas dari adanya puasa yang dilaksanakan oleh umat-umat terdahulu sebelum Islam, dan masih berlangsung hingga saat ini. Puasa bukan hanya sebagai ibadah yang hanya dilaksanakan oleh umat Islam saja.

Berbagai umat juga melakukan puasa demi tercapainya sebuah kebahagiaan tertinggi dari setiap kepercayaannya.

Ajaran Islampun demikian, bulan Ramadhan merupakan momentum untuk menjadikan manusia kembali kepada fitrahnya, yakni dilahirkan dalam kesucian. Nabi Muhammad saw bersabda bahwa setiap anak cucu Adam, yaitu seluruh manusia ini, adalah pembuat kesalahan; namun sebaik-baiknya orang yang salah ialah mereka yang bertobat.

Walaupun pertaubatan dapat dilakukan kapan saja, akan tetapi Allah Swt menfasilitasi umat Islam dengan menghadirkan bulan Ramadhan agar dapat kembali suci sebagai bentuk Maha Pengampun dan Maha Penyayang karena Allah Swt memahami hamba-hambanya.

Jika kita kembali kepada hadits qudsi “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, sebab ia hanyalah untuk-Ku dan Akulah yang akan memberikan ganjaran padanya secara langsung”, maka kembalinya manusia kepada keadaan suci sebagaimana manusia dilahirkan yang tak mengenal dosa adalah bentuk jawaban dari ganjaran yang diberikan Tuhan secara langsung kepada umatnya yang menjalankan puasa. []

Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.

Tags: puasa ramadhan. ramadhan 2020taqwa
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ganjar Pranowo Sebut 7 Pemudik Naik Travel ke Cilacap Semua Positif Corona

Next Post

Jangan Tolak Jenazah Mereka

Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Terkait Posts

Batas Shalat 5 Waktu, Shalat Sunnah, Sunnah dalam Shalat, Shalat Tahajud

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

31 Mei 2025
Ashabul Kahfi, gua, Ashabul Kahfi

Rahasia Tiga Ratus Sembilan Tahun: Tafsir dan Hikmah QS. Al-Kahfi ayat 25

23 Mei 2025
wanita bekerja, manfaat menulis dengan tangan, Freelancer

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

16 Mei 2025
Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Yahudi

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

13 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Selingkuh dalam Islam, khilafiyah, perbuatan zalim, pacaran, zina

7 Cara Anak Muda agar Tak Terjerumus kepada Perilaku Zina

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0

10 Hal yang Sebaiknya Kamu Lakukan di Pagi Hari

Oleh Haura Nurbani
12 Juni 2025
0

Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Yahudi

Membangun Legitimasi dalam Menghadapi Yahudi Madinah

Oleh Saad Saefullah
12 Juni 2025
0

Rasulullah, Nabi Muhammad

Air Mata Rasulullah ﷺ: Ketika Allah Memanggil Anak-anaknya

Oleh Dini Koswarini
11 Juni 2025
0

Ciri Diabetes, Tubuh Penuh Gula, Asam Lambung

Kenapa Asam Lambung Lebih Sering Kambuh di Malam Hari?

Oleh Dini Koswarini
11 Juni 2025
0

Terpopuler

Kapan Rasulullah Baca Surat al-Ikhlas dan al-Kafirun dalam Shalat?

Oleh Irah
24 Mei 2022
0
Adab Membaca Al-Quran, Keutamaan Surat Al Kahfi, Surat Al Mulk, waqaf, Penghilang Stres dalam Islam, Tafsir Quran, Buya Hamka, Murajaah Al-Quran, Tips Mudah Menghafal Alquran, Cara Memuliakan Al-Quran, Adab Membaca Al-Quran, Khasiat Basmallah, Keutamaan Surat Al-Fath, Manfaat Membaca Surat Yasin, Kesulitan-kesulitan saat Menghafal Al-Quran, Keutamaan Membaca Al-Quran, Manfaat Baca Quran untuk Kesehatan, Langkah Memuliakan Al-Quran, Jumlah Ayat Alquran, Keutamaan Membaca Quran, Akhlaq Muslim terhadap Al Quran, Hukum Membacakan Al-Quran dengan Suara Merdu, Makna Kata Kami dalam Al-Quran, Ayat Terakhir Alquran, Sahabat Nabi Penghafal Al-Quran, Nabi, Hukum Bacaan Quran untuk Orang Lain

Lantas kapan Rasulullah biasa membaca surat al ikhlas dan al kafirun?

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Ini 10 Jenis Sholat yang Tidak Diterima Allah

Oleh Saad Saefullah
8 Maret 2022
0
keutamaan sujud

Salah satunya adalah lelaki yang shalat sendirian tanpa membaca sesuatu.

Lihat LebihDetails

Kenapa Kita Harus Berusaha Sekuat Tenaga Mendapatkan Rezeki Halal di Zaman Ini

Oleh Dini Koswarini
11 Juni 2025
0
Cara Mengendalikan Sifat Boros, Renungan tentang Rezeki, Keuangan Keluarga, Rezeki Halal

Di zaman yang penuh fitnah dan godaan ini, mencari rezeki halal bukan hanya kewajiban, tapi juga perjuangan.

Lihat LebihDetails

14 Sifat Teladan Rasulullah ﷺ dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh Yudi
9 April 2021
0

Salah satu karakter mulia Rasulullah ﷺ adalah tidak pernah mengasingkan diri dari kaumnya meski diperlakukan semena-mena.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.