HUBUNGAN intim atau jima’ dalam pernikahan bukan hanya bentuk pemenuhan kebutuhan biologis, tetapi juga merupakan aspek penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga, stabilitas emosi, dan kesehatan fisik. Jika hubungan ini diabaikan dalam jangka panjang tanpa alasan medis yang jelas, maka bisa timbul sejumlah gangguan kesehatan baik secara fisik maupun mental, baik pada suami maupun istri.
Berikut adalah beberapa penyakit atau gangguan yang mungkin timbul jika suami istri terlalu lama meninggalkan hubungan intim:
1. Stres dan Gangguan Kecemasan
Secara ilmiah, hubungan intim dapat meningkatkan hormon endorfin dan oksitosin yang berperan dalam menurunkan stres serta mempererat ikatan emosional antar pasangan. Jika jima’ ditinggalkan terlalu lama, kadar hormon ini bisa menurun, dan berpotensi meningkatkan kecemasan, rasa tertekan, hingga depresi ringan.
BACA JUGA: Benarkah Istri yang Menopause Sudah Tidak Ada Keinginan untuk Jima?
Dampak:
-
Mood yang mudah berubah
-
Merasa cepat lelah atau sensitif
-
Hilangnya kehangatan emosional dengan pasangan
2. Disfungsi Ereksi dan Penurunan Libido
Pada pria, lama tidak berhubungan intim bisa menyebabkan menurunnya respons seksual, termasuk kemungkinan terjadinya disfungsi ereksi. Ini karena penis adalah organ yang sangat bergantung pada sirkulasi darah dan rangsangan berkala agar tetap sehat secara fisiologis.
Pada wanita, penurunan libido juga bisa terjadi, dan dalam jangka panjang bisa menyebabkan kondisi seperti vaginal atrophy, di mana jaringan vagina menjadi lebih tipis, kering, dan mudah terasa sakit saat disentuh.
3. Masalah Kesuburan (Infertilitas Sekunder)
Meskipun tidak langsung menyebabkan infertilitas, terlalu lama tidak berhubungan intim bisa mengganggu peluang pasangan untuk memiliki anak, terutama jika frekuensi hubungan sangat jarang. Ketidakteraturan aktivitas seksual bisa memengaruhi kualitas sperma dan ovulasi.
4. Melemahnya Sistem Imun
Beberapa penelitian menyatakan bahwa pasangan yang aktif secara seksual cenderung memiliki sistem imun yang lebih kuat. Sebaliknya, lama tidak berjima’ bisa membuat tubuh rentan terhadap infeksi ringan seperti flu, batuk, dan masalah pencernaan akibat melemahnya daya tahan tubuh.
5. Risiko Penyakit Jantung dan Metabolik
Aktivitas seksual termasuk salah satu bentuk olahraga ringan yang dapat melatih jantung dan sirkulasi darah. Tidak adanya aktivitas ini dalam waktu lama dapat mengurangi pembakaran kalori, meningkatkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, dan gangguan metabolik lainnya.
6. Gangguan Psikologis dalam Hubungan
Lama tidak melakukan hubungan intim dapat menimbulkan jarak emosional antara suami dan istri. Hal ini bisa menyebabkan:
-
Meningkatnya rasa curiga
-
Merasa tidak dicintai atau tidak diinginkan
-
Timbulnya konflik rumah tangga yang lebih besar
Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi penyakit psikosomatik, yaitu keluhan fisik yang muncul akibat tekanan psikologis, seperti nyeri kepala, nyeri dada, atau gangguan pencernaan yang tidak ditemukan penyebab medisnya.
7. Meningkatnya Risiko Perselingkuhan
Walaupun bukan penyakit dalam pengertian medis, kurangnya hubungan intim yang sehat dalam pernikahan sering menjadi faktor pemicu perselingkuhan. Ketidakpuasan secara seksual dapat mendorong salah satu pasangan mencari pelarian secara emosional atau fisik di luar rumah tangga.
Kapan Tidak Berjima’ Itu Masih Wajar?
Tidak berjima’ dalam beberapa waktu bisa jadi normal jika disebabkan oleh:
-
Kondisi kesehatan salah satu pasangan
-
Masa nifas atau haid
-
Jarak karena pekerjaan
-
Kesepakatan bersama dalam rangka ibadah (misalnya i’tikaf atau puasa)
Namun, jika alasan-alasan tersebut tidak ada dan hubungan intim ditinggalkan terlalu lama, hal ini patut diperhatikan sebagai masalah yang harus dibicarakan bersama secara terbuka dan dewasa.
BACA JUGA: Yang Tidak Disukai Istri dari Suami Ketika Jima
Solusi: Menjaga Keharmonisan dan Kesehatan Seksual
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah dampak negatif dari tidak berjima’ terlalu lama:
-
Membangun komunikasi yang terbuka tentang kebutuhan dan perasaan masing-masing
-
Menjaga kondisi fisik dan kebersihan tubuh
-
Mengatasi stres bersama
-
Konsultasi dengan dokter atau terapis jika muncul gangguan fisik atau psikis
Jima’ bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi bagian penting dari hubungan suami istri yang saling melengkapi. Mengabaikan aspek ini terlalu lama bisa menimbulkan gangguan kesehatan dan konflik emosional. Maka dari itu, menjaga hubungan intim yang sehat dan berkualitas adalah bagian dari menjaga keutuhan rumah tangga, kesehatan jiwa, dan tubuh. []