• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 22 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Aku Cemburu pada Binatang Ini

Oleh Saad Saefullah
8 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Pxleyes

Foto: Pxleyes

286
BAGIKAN

Oleh: Hendriyan Rayhan
Alumni Ma’had Khairul Bariyyah
rayhanmuslim@gmail.com

Barangkali agak berlebihan jika saya menyebut kata cemburu. KBBI memaknai cemburu sebagai rasa kurang senang melihat orang lain beruntung. Akan tetapi dalam hal ini sebenarnya cemburu saya lebih kepada keinginan menjadi dia, si anjing itu. Meskipun secara umum –bagi umat islam—anjing sering diidentikan dengan konotasi negatif serta kehinaan. Apalagi ketika berbicara seputar bab thaharah, maka pembahasan najis mughaladzah (kategori berat) cenderung dicontohkan dengan liur anjing yang mesti disucikan tujuh kali.

Belum sampai di situ, al-Qur’an dalam surat al-A’raf [7] ayat 176 menjadikan anjing sebagai amtsal (perumpamaan). Yaitu perumpamaan bagi orang yang cenderung kepada dunia dan memperturutkan hawa nafsunya. Mereka ini diumpamakan dengan anjing yang jika dihalau ia mengulurkan lidahnya, jika dibiarkan juga tetap mengulurkan lidahnya. Semakin bertambahlah kehinaan anjing ini karena menjadi perumpamaan bagi manusia yang hina. Lantas, mengapa saya cemburu pada anjing?

Jadi begini ceritanya, saat saya mencari kata kunci ‘anjing’ dalam terjemahan al-Qur’an, ternyata ada di tiga tempat. Satu ayat menyebut anjing dalam posisi terhina, yaitu pada surat al-A’raf ayat 176 yang telah disinggung di atas. Dua ayat lainnya–sepertinya—menyebut anjing dalam posisi mulia, yaitu pada ayat ke 18 dan 22 dari surat al-Kahfi [18].

ArtikelTerkait

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

Leasing, Benarkah Mengandung Praktik Riba?

Ihwal Perilaku Shadenfreude

Hebatnya, kisah si anjing—dalam posisi mulia ini—bahkan tidak seperti kisah burung ababil yang jelas kontribusinya, yaitu melemparkan batu kepada pasukan bergajah (lih. Surat al-Fiil [105]: 1-5), ataupun kisah hewan-hewan lainnya. Coba kita perhatikan bagaimana al-Qur’an mengisahkan si anjing ini:

“Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka.” (Al-Kahfi [18]: 18)

Nah, coba perhatikan lagi. Anjing itu hanya mengunjurkan (berselonjor) kedua lengan—kaki depan—nya di muka pintu gua. Hanya melakukan hal sepele begitu, namun diabadikan dalam al-Qur’an. Perbuatan yang sekilas tampak tidak penting, bahkan kita pun—sebagai manusia—sering melakukannya setiap hari. Ketika kita mengunjurkan kaki (atau lengan), adakah koran yang berminat memuatnya sebagai berita? Bahkan, perbuatan yang jauh lebih bermutu dari itu pun belum tentu ada yang berminat mendokumentasikannya.

Apa yang membuatnya istimewa? Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar menyebutkan bahwa anjing yang mengunjurkan kaki depannya itu sebagai isyarat bahwa ia tidak mati. Anjing itu berperan sebagai penjaga, sehingga membuat orang takut untuk mendekati gua itu karena ada anjing galak di pintu gua. Nah, anjing galak pun ketika berpihak pada kebenaran akan menjadi istimewa. Di sini saya cemburu atas keberpihakan anjing ittu pada kebenaran. Meskipun, sebagaimana dituturkan Buya Hamka, ini sudah disediakan Allah.

Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa anjing mereka berlutut, sehingga tertidur seperti mereka. Inilah hikmah mengikuti kebaikan, sehingga anjing itu disebut dan diceritakan. Selanjutnya pada surat al-Kahfi ini kembali disebut kata anjing (kalb) pada ayat 22. Berikut terjemahan dari ayat tersebut: “Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: “(Jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjingnya”, sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: “(Jumlah mereka) tujuh orang, dan yang kedelapan adalah anjingnya”. Katakanlah: “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit”. Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka.” (Al-Kahfi [18]: 22)

Tafsir al-Misbah menyebut bahwa ayat ini berkenaan dengan orang-orang yang berselisih tentang jumlah mereka. Maka Prof. M. Quraish Shihab dalam tafsirnya ini, menyatakan sementara ulama memperoleh kesan bahwa jumlah mereka adalah tujuh orang, delapan dengan anjingnya. Ini karena dua ucapan sebelumnya yang mengatakan mereka tiga orang (empat dengan anjingnya) dan lima orang (enam dengan anjingnya) diiringi dengan kalimat ‘sebagai terkaan terhadap barang yang gaib’. Sementara ucapan ini (tujuh orang, delapan dengan anjingnya) dipisahkan dari dua ucapan sebelumnya. Ini mengesankan bahwa ucapan ketiga bukan menerka-nerka. Namun, di tempat lain Buya Hamka menyatakan penaksiran ahli tafsir itu belum juga dapat dijadikan kepastian.

Maksud penyebutan anjing mereka bersama mereka, menurut Dr. Shaleh al-Khalidy, karena ia dipilih untuk menjaga mereka. Anjing itu mendapat berkah dan kenikmatan karena membersamai para pemuda, sehingga ia disebut bersama mereka sebagai pengkhususan dan penghormatan.

Imam al-Qurthubi juga berkata, “Kalau ada anjing yang memperoleh derajat setinggi ini, karena menemani dan mengiringi orang-orang yang saleh dan para wali, sehingga Allah SWT menyebut ia dalam al-Qur’an. Lalu bagaimana kedudukan orang mukmin yang mendekatkan diri, bergaul, dan mencintai para wali dan orang saleh?

Advertisements

Tentu lebih dari itu. Ini merupakan kesenangan dan hiburan bagi orang-orang mukmin yang mendaki jalan kesempurnaan dan mencintai Rasulullah saw.”

Maka, cemburu kepada anjing ini diiringi dengan usaha menempuh jalan yang pernah dilaluinya, yaitu berpihak kepada kebenaran dan berhimpun bersama mereka. Kiranya hal tersebut dapat menguatkan iman serta meninggikan derajat di sisi Allah SWT. Aku cemburu padamu, wahai para pelaku kebaikan dan pendukungnya.

Wallahu a’lam. []

Tags: Al Kahfial-qurananjing
Share286SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Jika yang Kau Cintai Tidak Mencintaimu, Berjuang atau Move On?

Next Post

Teknologi tanpa Edukasi

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

wanita bekerja, manfaat menulis dengan tangan, Freelancer

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

16 Mei 2025
Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Yahudi

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

13 Mei 2025
Leasing

Leasing, Benarkah Mengandung Praktik Riba?

23 April 2025
Musailamah al-Kazzab, Tipe Manusia di Akhir Zaman, ibadah, Sifat Sumber Dosa, Orang yang Tidak Diajak Bicara Allah, Paradoks, syahwat, Muhammadiyah, InsyaAllah, takdir, Nasihat Ibnul Qayyim, Hisab, Buruk, Keutamaan Tauhid, Macam Cemburu, Tauhid, sumpah palsu, Politik, Fitnah, Perkara Akhir Zaman, dosa, pengangguran, Maksiat, Sebab Murtad, Larangan, Maksiat, Jiwa, Ulama, Musuh, Dosa Besar, Kaum Khawarij, Cara Rasulullah Redakan Amarah,Kemaksiatan, Dosa Besar, Rasulullah, Kejahatan Abu Lahab, Bahaya Hasad, Perkara yang Mendatangkan Keburukan, Dampak Buruk Maksiat, Shadenfreude, Ciri Penjilat di Dunia Kerja, Suami yang Ringan Tangan

Ihwal Perilaku Shadenfreude

15 April 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Perusak Amal, Larangan Allah, Anak Durhaka pada Orangtua, Maksiat, Pembohong

Apa Hukuman Sosial untuk Seorang Pembohong?

Oleh Saad Saefullah
22 Mei 2025
0

Rezeki, Jalan Rezeki, pencuri

Jejak di Balik Bayangan: Siapa Pencuri Uang 5 Milyar di Rumah Pengusaha Ini?

Oleh Dini Koswarini
22 Mei 2025
0

hidup, orang baik, shalat

Orang Baik Tapi Tak Pernah Shalat, Bagaimana?

Oleh Yudi
22 Mei 2025
0

uban, usia 40

7 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Kamu Masuk Usia 40 Tahun

Oleh Yudi
22 Mei 2025
0

Anak Gadis, Cara Hadirkan Berkah saat Naik Kendaraan, Hukum Meminjam, Motor, Motor

Kenapa Motor Tidak Bisa Distarter?

Oleh Yudi
22 Mei 2025
0

Terpopuler

Rahasia Bisa Tidur Sejak Jam 21.00 di Malam Hari

Oleh Haura Nurbani
21 Mei 2025
0
Akibat Tidur dengan Lampu Menyala, Bahaya Tidur Lagi setelah Sahur, Tidur di Awal Malam

Berikut beberapa “rahasia” agar Anda bisa tidur lebih awal—sejak pukul 21.00—dengan lebih mudah dan berkualitas.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Siapa Penghuni Bumi Sebelum Nabi Adam? Ternyata Ada Makhluk Lain

Oleh Yudi
21 Mei 2025
0
bumi

Namun, tidak banyak informasi mengenai apakah makhluk-makhluk bercahaya ini pernah menghuni bumi atau tidak.

Lihat LebihDetails

5 Penyakit yang Bisa Ditimbulkan Akibat Banyak Cicak di Rumah

Oleh Yudi
20 Mei 2025
0
cicak

CICAK sering kali dianggap sebagai hewan yang tidak berbahaya karena mereka membantu mengurangi populasi serangga seperti nyamuk atau lalat.

Lihat LebihDetails

Doa Umar bin Khattab ketika Dilanda Kekeringan

Oleh Laras Setiani
9 Oktober 2019
0
ilustrasi.foto: idntimes

Bencana kekeringan semacam ini pun pernah terjadi di zaman ketika Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah di Madinah. Pada saat...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.