• Redaksi
  • Iklan
  • Disclaimer
  • Copyright
Kamis, 26 Mei 2022
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result
Home Ramadhan Fiqh Ramadan

Bolehkah Qadha Puasa Ramadhan Dilakukan pada Akhir Sya’ban?

Redaktur Eneng Susanti
3 bulan lalu
in Fiqh Ramadan
Waktu Baca: 3 mnt
0
Tips untuk Persiapan Ramadhan, qadha, ilustrasi piring puasa ramadhan

ilustrasi piring puasa ramadhan (Source: Eid Creations)

RAMADHAN akan tiba dalam waktu dekat. Siapa yang belum qadha atau masih memiliki utang puasa? Hm, bulan Sya’ban bisa dijadikan momen untuk melunasinya. Namun, bolehkan mengganti utang puasa di akhir Sya’ban yang sangat mepet dengan Ramadhan?

Hukum puasa qadha atau mengganti utang puasa Ramadhan adalah sebuah kewajiban. Namun, tentunya Allah SWT juga memberikan keringanan. Puasa Qadha boleh dilakukan kapan saja di luar bulan Ramadhan. Alangkah baiknya jika hal itu dilakukan sesegera mungkin, yakni di bulan Syawal. Namun, di luar itu pun masih dibolehkan.

Eh, ternyata malah ada fenomena yang kemudian membuat seorang muslim mengganti puasanya pada waktu seminggu sebelum Ramadhan atau di penghujung bulan Sya’ban.

BACA JUGA: Perhatikan, Ini Batas Qadha Puasa Ramadhan

Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:

لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدٌ الشَّهْرَ بِيَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ أَحَدٌ كَانَ يَصُومُ صِيَامًا قَبْلَهُ فَلْيَصُمْهُ

“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka puasalah.” (HR. Abu Daud no. 2335, An Nasai no. 2173, Tirmidzi no. 687 dan Ahmad 2: 234. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Berdasarkan hadis di atas, terdapat larangan berpuasa pada waktu 1-2 hari sebelum puasa ramadhan. Larangan ini dimaksudkan kepada mereka yang tidak memiliki kebiasaan berpuasa sunnah seperti puasa daud atau puasa senin kamis. Selain itu, dikhawatirkan bahwa hal ini dapat mengganggu dari esensi masuknya awal bulan ramadhan sebagai syarat sah puasa ramadhan.

Larangan ini tidak berlaku bagi yang ingin mengganti puasanya, sebab Aisyah itu membayar utang puasa (qadha’ puasa) di bulan Sya’ban artinya ‘Aisyah menunda qadha’ puasanya hingga bulan Sya’ban.

Sebagaimana wanita pada umumnya, Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha memiliki uzur sehingga tidak berpuasa di bulan Ramadhan, entah karena datang bulan (haid) atau alasan lainnya. Ia menunda pembayaran utang puasanya (qadha’ puasanya) hingga bulan Sya’ban. ‘Aisyah menunaikan qadha-nya sebelum Ramadhan berikutnya tiba. Oleh karena kesempatan yang tersisa hanya di bulan Sya’ban, ‘Aisyah pun segera membayar utang puasanya pada waktu tersebut.

BACA JUGA: Belum Tunaikan Puasa Qadha Tahun Lalu hingga Ramadhan Datang, Bagaimana?

Dari Abu Salamah, ia mendengar ‘Aisyah mengatakan,

كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ

“Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidaklah bisa membayar utang puasa tersebut kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, no. 1950; Muslim, no. 1146).

Loading...

Dalam sebuah hadist berbunyi:

انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلاَ تَصُومُوا

“Jika tersisa separuh bulan Sya’ban, janganlah berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 738 dan Abu Daud no. 2337). Hadits ini tidak menunjukkan keharaman. Ditambah lagi hadits tersebut adalah hadits dho’if. Imam Ahmad telah mengingkari hadits tersebut namun ulama lainnya ada yang menshahihkan atau menghasilkannya, serta dijadikan juga sebagai dalil.

Hadis ini seakan-akan bertentangan dengan hadis yang menyatakan larangan berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan. Sebenarnya, hadis ini pun terdapat perselisihan pendapat mengenai keshahihannya.

Jika hadis tersebut shahih, maka yang dimaksudkan adalah larangan puasa sunnah mutlak yang dimulai dari pertengahan bulan Sya’ban. Adapun jika seseorang punya kebiasaan puasa seperti puasa Senin-Kamis, puasa Daud, atau ingin menyambung puasa Sya’ban karena separuh pertama melakukannya, begitu pula karena ingin mengqodho’ puasa Ramadhan, maka seperti itu tidaklah masuk dalam larangan berpuasa setelah pertengahan Sya’ban.

Sebagaimana kata ‘Aisyah:

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

“Nabi ﷺ tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)

An-Nawawi berkata: ”Ungkapan;

كَانَ يَصُوم شَعْبَان كُلّه , كَانَ يَصُومُهُ إِلا قَلِيلا

“Rasulullah ﷺ sering berpuasa pada bulan Sya’ban, beliau berpuasa bulan Sya’ban kecuali sedikit saja.”

BACA JUGA: Ini Hukum Menunda-nunda Qadha Puasa Ramadhan

Hikmah larangan ini adalah supaya bisa membedakan antara amalan wajib (puasa Ramadhan) dan amalan sunnah sebagaimana shalat wajib dan shalat sunnat. Selain itu, supaya kita semakin semangat melaksanakan awal puasa Ramadhan.

Di samping itu, hukum puasa berkaitan dengan melihat hilal (datangnya awal bulan). Maka orang yang mendahului Ramadhan dengan sehari atau dua hari puasa sebelumnya berarti menyelisihi ketentuan ini.

Jadi sudah terjawab pertanyaan di atas. Seminggu sebelum Ramadhan masih boleh mengganti puasa sebagaimana rukun puasa ramadhan, apalagi punya kebiasaan puasa Senin Kamis atau Puasa Daud, atau hendak menunaikan qadha’ puasa. Selain itu, boleh menunda qadha’ puasa Ramadhan hingga bulan Sya’ban. Namun baiknya tetap tidak menunda kecuali karena ada uzur.

Sebagaimana Aisyah menyampaikan alasan kenapa sampai ia menunda sampai bulan Sya’ban. Itu karena beliau sangat sibuk melayani Rasulullah ﷺ sehingga baru bisa melaksanakan mengganti puasa ramadhan pada akhir bulan sya’ban. Selain itu juga mengakhirkan puasa hingga Ramadhan berikutnya adalah haram, karena itulah ‘Aisyah menjadikan bulan Sya’ban sebagai bulan terakhir untuk penunaian qadha’ puasa. []

SUMBER: DALAM ISLAM

Topik: mengganti utang puasaQadhaQadha puasa
BerbagiKirimBerbagiTweet



loading...
loading...
Sebelumnya

Nyatakan Dirinya telah Masuk Islam, Legenda AC Milan Clarence Seedorf Menjadi Mualaf

Selanjutnya

Menikah, Ini Kemudahan bagi Muslim yang Sudah Siap

Eneng Susanti

Eneng Susanti

RelatedTulisan

Ilustrasi. Foto:
Freepik

Puasa Ramadhan, Hindari 5 Hal Ini

5 Mei 2021
puasa rajab

Inilah Hal-Hal yang Makruh dalam Berpuasa

25 April 2021
mengulang shalat, menggunakan pakaian terbaik ketika shalat, ilustrasi shalat zhuhur

Adakah Zikir Khusus Usai Melaksanakan 2 Rakaat Shalat Tarawih

23 April 2021
fakta unik seputar tarawih, Macam Shalat Sunah, yang mengharuskan sujud sahwi, arah pandangan mata ketika shalat, keutamaan sujud shalat

Ini Surat Pilihan yang Umumnya Dibaca Ketika Shalat Tarawih

22 April 2021
Please login to join discussion
Advertisements

Ramadhan

iso.500px.com

Bagaimana Rasulullah SAW Melihat Tanda Lailatul Qadar?

Redaktur TIa
11:40 am
0

...

minum susu setelah makan durian

Benarkah Minum Susu setelah Makan Durian Berbahaya bagi Kesehatan?

Redaktur Yudi
12:17 pm
0

...

Foto: Aldi/Islampos

Perlu Diingat, Ini 3 Waktu Mustajab Berdo’a Saat Puasa

Redaktur Ari Cahya Pujianto
11:16 am
0

...

Setan Terbelenggu di Bulan Ramadhan, Mengapa Masih Ada maksiat? 1 qadha

Setan Terbelenggu di Bulan Ramadhan, Mengapa Masih Ada maksiat?

Redaktur Eppi Permana Sari
4:00 pm
0

...

Ilustrasi. Foto: Lovin Dubai

IMAAM center Gelar Pesantren Ramadhan di Washington DC

Redaktur Eneng Susanti
3:00 pm
0

...

ADVERTISEMENT
Facebook Twitter Youtube Pinterest

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.