• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 6 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

Mengapa Seorang Mukmin Harus Kaya?

Oleh Yudi
4 tahun lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Unsplash

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

SETIAP manusia pasti tidak menginginkan dirinya menjadi orang yang termasuk golongan orang miskin atau orang yang serba kekurangan. Di mana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya itu serba susah.

Apalagi untuk membeli barang-barang mewah, itu hanyalah sebuah impian saja. Maka, dari itu, jangan posisikan diri kita sebagai orang miskin.

Ada sebuah kisah di Sidney, Australia, tentang seorang penjual roti. Suatu hari, seorang penjual roti kecil-kecilan didatangi oleh seorang ibu-ibu. Selesai memilih roti, si ibu ingin membayar, namun dicegah oleh si penjual roti.

BACA JUGA: Ini Kebiasaan yang Bakal Mengantarmu Jadi Orang Kaya atau Miskin

ArtikelTerkait

30 Perbuatan yang Merusak Amal Baik

Mana yang Lebih Mulia, Malaikat ataukah Manusia yang Shalih?

Kenapa Jadi Tetangga Suka Panasan?

7 Dahsyatnya Keistimewaan Hari Arafah: Hari Agung Penuh Ampunan

Sambil tersenyum, si penjual roti berujar, “Ambil saja, Bu. Anggap saja itu hadiah dari saya.” Si ibu pun senang. Keesokan harinya, si ibu menghadiahkan karangan Bunga untuk si penjual roti.

Kemudian, si penjual roti didatangi oleh seorang bapak-bapak. Selesai memilih roti, si bapak ingin membayar, namun dicegah oleh si penjual roti.

Si penjual roti berujar, “Ambil saja, Pak. Anggap saja itu hadiah dari saya.” Si bapak pun senang. Keesokan harinya, si bapak menghadiahkan gantungan kunci untuk si penjual roti.

Lalu, si penjual roti didatangi oleh seorang mahasiswa Indonesia. Selesai memilih roti, si mahasiswa ingin membayar, namun dicegah oleh si penjual roti.

Si penjual roti berujar, “Ambil saja, Dik. Anggap saja ini hadiah dari saya.” Si mahasiswa pun senang. Keesokan harinya apa yang terjadi?

Si mahasiswa langsung mengajak rekan-rekan Indonesia lainnya mendatangi si penjual roti. Yah, apalagi kalau berharap roti gratisan. Hehehe!

Kadang, miskin itu bukan hanya soal materi, tapi juga soal mental. Si penjual roti kecil-kecilan tadi, walaupun secara materi ia belum kaya, namun secara mental ia sudah kaya.

Si mahasiswa Indonesia, bisa jadi secara materi ia sudah kaya, tapi secara mental ia belum kaya. Ia masih miskin. Adalah kecelakaan besar apabila seseorang sudah jatuh pada miskin materi juga miskin mental.

Advertisements

Kalau miskin, jangan-jangan Anda malah:

– Dizakati dan disedekahi
– Dihajikan dan diumrahkan orang lain
– Susah untuk menuntut ilmu
– Membebani keluarga
– Membebani ekonomi umat
– Menelantarkan sarana umat
– Melemahkan bargaining position umat
– Melemahkan dakwah dan syiar agama

BACA JUGA: Kekayaan dan Kemiskinan Hakiki

Bayangkan, pemerintah berencana membangun perjudian di kota Anda.
-Apa yang bisa dilakukan oleh orang miskin? Yah, cuma 2D. Apa itu? Doa dan Demo. Tahukah Anda, ancaman ratusan demonstran terdengar bagaikan angina berlalu di telinga pemerintah dan penjudi?

-Apa yang bisa dilakukan oleh orang kaya? Juga 2D. Apa itu? Doa dan Duit. Cukup tiga orang kaya menemui walikota dan sedikit menekan, “Maaf Pak, saya dan teman-teman tidak setuju dengan rencana perjudian ini.

Sekiranya perjudian ini diizinkan juga, kami terpaksa menutup bisnis kami di kota ini dan mengalihkan investasi kami ke kota lain.”

Nah, kata-kata siapakah yang lebih didengar oleh walikota? Ratusan demonstran atau tiga orang kaya? Tentu saja, tiga orang kaya!

Lihatlah, apabila digunakan dengan benar, kekayaan itu dapat meningkatkan bargaining position umat. So practical, so powerful!

Bayangkan lagi, ada ustadz miskin, ada ustadz kaya.

Ustadz miskin berdakwah, “Pengen sukses? Rutinkan shalat dhuha.”

Ustadz kaya juga berdakwah, “Pengen sukses? Rutinkan shalat dhuha.”

Jelas, kata-kata mereka didengar oleh malaikat, akan tetapi kata-kata siapakah yang lebih didengar oleh umat? Tentu saja ustadz kaya!

BACA JUGA: Tips Kaya dan Berkah dalam Islam

Semestinya sih tidak boleh begitu. Siapa pun yang menyampaikan kebenaran, hendaklah didengar dan ditaati. Namun begitulah umat. Kadang umat lebih memperhatikan siapa daripada apa.

Dipesankan bahwa berdakwah itu sesuai bahasa kaumnya. Lha, apa bahasa kaum zaman sekarang? Yah, apalagi kalau bukan kekayaan!

Lihatlah, apabila digunakan dengan benar, kekayaan itu dapat memudahkan dakwah dan syiar agama. So practical, so powerful! []

Sumber: Percepatan Rezeki dalam 40 Hari dengan Otak Kanan/Karya: Ippho ‘Right’ Santosa/Penerbit: PT Elez Media Komputindo Kompas Gramedia

Tags: kayaKaya dalam IslamMukmin Harus Kayamuslim kaya
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kisah Sultan Murod dan Sesosok Mayit

Next Post

Pekan Kedua Februari 2021, IslamposAid Salurkan Nasi Kotak di Jambi

Yudi

Yudi

Terkait Posts

mayit, Perbuatan

30 Perbuatan yang Merusak Amal Baik

6 Juni 2025
Nasihat, Malaikat

Mana yang Lebih Mulia, Malaikat ataukah Manusia yang Shalih?

6 Juni 2025
Adab Bertetangga, percaya diri, tetangga, Akibat Berbuat Benar, Tetangga

Kenapa Jadi Tetangga Suka Panasan?

5 Juni 2025
hari arafah

7 Dahsyatnya Keistimewaan Hari Arafah: Hari Agung Penuh Ampunan

5 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Manfaat Daging Kambing, Khasiat Daging Kambing

Benarkah Bikin Suami Greng, Khasiat Daging Kambing, Apa Saja?

Oleh Saad Saefullah
6 Juni 2025
0

mayit, Perbuatan

30 Perbuatan yang Merusak Amal Baik

Oleh Haura Nurbani
6 Juni 2025
0

Cinta

2 Tahap Cinta Kita (Puisi Suami Istri)

Oleh Saad Saefullah
6 Juni 2025
0

Fudhail bin Iyadh, Telat

Kenapa Sih Orang Indonesia Suka Telat?

Oleh Yudi
6 Juni 2025
0

Nasihat, Malaikat

Mana yang Lebih Mulia, Malaikat ataukah Manusia yang Shalih?

Oleh Yudi
6 Juni 2025
0

Terpopuler

Sebelum Shalat Id, Adakah Shalat Sunnah Lainnya?

Oleh Eneng Susanti
13 Juni 2018
0
Foto: Aldi/Islampos

Nah, Bagaimana jika shalat Id dilakukan di lapangan, bukan dimasjid? Adakah shalat sunnah tahiyatul masjid boleh dilakukan di lapangan juga?

Lihat LebihDetails

Kenapa Aku Enggan Berqurban, Padahal Aku Mampu?

Oleh Dini Koswarini
6 Juni 2025
0
sejarah idul adha, Usia Hewan Kurban, Hewan Kurban, Hukum Aqiqah, Berqurban

Aku termenung… Kenapa aku engga berqurban? Idul Adha semakin dekat.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Keutamaan dan Amalan di Hari Arafah

Oleh Haura Nurbani
5 Juni 2025
0
REPORTER: RHIO ATMA P. | ISLAMPOS, Haji, Golongan Umat Islam yang Akan Masuk Surga, Larangan di Bulan Dzulhijjah, Hari Arafah

Hari Arafah adalah hari ke-9 dalam bulan Zulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Hijriyah, dan merupakan salah satu hari paling mulia...

Lihat LebihDetails

Diberi Ucapan Selamat oleh NonMuslim, Bagaimana Membalasnya?

Oleh Eneng Susanti
17 Juni 2020
0
hukum mengucapkan selamat natal, taqabbalallahu minna wa minkum, keutamaan silaturahmi, ucapan selamat hari raya idul fitri

Bagaimana cara membalas orang-orang nasrani atau non muslim secara umum jika mereka memberikan ucapan selamat pada hari raya kita atau...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.