• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 14 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Berita Nasional

Imlek, Tagar #TerimaKasihGusDur Jadi Trending, Ini Sebabnya

Oleh Eneng Susanti
6 tahun lalu
in Nasional
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Foto: Faktual News

Foto: Faktual News

20
BAGIKAN

JAKARTA — Tagar #TerimaKasihGusDur menjadi salah satu trending topic di Twitter bertepatan dengan perayaan Imlek di Indonesia, yang  tahun ini jatuh pada 5 Februari 2019.

Warganet membubuhkan tagar #TerimaKasihGusDur itu dengan berbagai unggahan, mulai dari quote berisi kata-kata bijak mendiang Gus Dur, ucapan terima kasih kepada Gus Dur, hingga imbauan menjaga NKRI. Ada pula yang mengaitkan tagar tersebut dengan pilihan politik.

BACA JUGA: Selain Indonesia, di 8 Negara Ini juga Ada Tradisi Mudik

“Terima kasih Gus Dur. Yang telah berjasa menjadikan semua warga negara menjadi setara dengan penerbitan Keppres Nomor 6/2000. Keppres itu kemudian menjadikan etnis Tionghoa mulai merayakan Imlek secara terbuka,” terang @triadela6.

ArtikelTerkait

PUI Kecam Keras Agresi Israel di Gaza, Serukan Gencatan Senjata dan Tuntut Pengadilan Internasional

Program Unik Bantuan Makan Sahur (BMS) Khusus Warga Depok

Indikasi Ajakan Boikot Beragenda Persaingan Usaha, Masyarakat Diimbau Fokus Ibadah di Ramadhan

Mat Solar, di Hari Tuanya, Rajin Datangi Pengajian

“#TerimakasihGusDur perjuangan kontoversial, hari ini terbukti menyatukan bangsa dalam kerukunan dan kemajuan. (Tawasuth, Tasamuh dan I’tidal),” tulis @enjangsugianto.

“Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan,” demikian perkataan Gus Dur dalam sebuah gambar yang diunggah  oleh @AmelWinata.

“Tidak penting apapun agama atau sukumu…Kalau kamu bisa berbuat baik untuk semua orang,orang tidakpernah tanya agamamu,” demikian quote lainnya dari Gus Dur yang diunggah oleh beberapa warganet dengan membubuhkan tagar #TerimaKasihGusDur.

#TerimakasihGusDur telah memberi contoh toleransi yg sangat berpengaruh bagi kami pic.twitter.com/XHK5nxSuk9

— Rudi Gunawan (@Rudigunawan925) February 6, 2019

Rupanya, tagar tersebut merujuk pada jasa besar mantan presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang pada masa kepemimpinannya telah menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional. Sekaligus membolehkan masyarakat Tionghoa memperingatinya.

Adapun Di masa Orde Baru, perayaan Imlek masih digelar tertutup oleh masyarakat Tionghoa. Bahkan, larangan perayaan Imlek di masa orba itu secara terbuka diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Tiongkok.

Presiden Soeharto menginstruksikan etnis Tionghoa agar menggelar perayaan agama atau adat istiadat dalam lingkungan keluarga,

Gus Dur mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967 tersebut dengan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 pada 17 Januari 2000, sehingga masyarakat Tionghoa di Indonesia dapat merayakan Imlek secara terbuka.

Advertisements

Selain karena kebijakannya yang menyudahi diskriminasi terhadap etnis Tionghoa, Gus Dur juga sempat membuat gempar karena pengakuannya sebagai keturunan China tulen.

Pria yang merupakan cucu dari ulama besar NU, Hasyim As’ari, ini mengatakan, “Saya ini China tulen sebenarnya, tetapi ya sudah nyampurlah dengan Arab, India,” ungkap Gus Dur, seperti diberitakan Kompas.com pada 30 Januari 2008 silam.

BACA JUGA: Tahun Baru, Hanya 1 Januari?

Berdasarkan cerita Gus Dur, dia merupakan keturunan dari Putri Cempa yang menjadi selir dengan raja di Indonesia. Dari situ, Putri Cempa memiliki dua anak, yakni Tan Eng Hwan dan Tan A Hok. Tan Eng Hwan kelak dikenal sebagai Raden Patah, sementara Tan A Hok adalah seorang mantan jenderal yang sempat menjadi duta besar di China. Dari garis Raden Patah itulah kemudian Gus Dur mengaku mendapatkan keturunan Tionghoa-nya.

Pengakuan Gus Dur ini juga sempat dikuatkan oleh tokoh NU lainnya, Said Aqil Siradj, pada tahun 1998, seperti yang dituliskan dalam buku Gus Dur Bapak Tionghoa Indonesia.

Gus Dur dinobatkan sebagai “Bapak Tionghoa Indonesia” pada 10 Maret 2004, di Kelenteng Tay Kek Sie. Gus Dur hadir dalam penobatan itu dengan berkursi roda dalam balutan busana cheongsam lengkap. []

SUMBER: KOMPAS

 

Tags: Gus DurImlektionghoa
Share20SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ucapan Khalid bin Al-Walid tentang Membaca Al-Qur’an yang…

Next Post

Joram Van Klaveren, Mantan Politisi Belanda dari Partai Anti-Islam, Jadi Mualaf

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Israel

PUI Kecam Keras Agresi Israel di Gaza, Serukan Gencatan Senjata dan Tuntut Pengadilan Internasional

9 April 2025
Depok

Program Unik Bantuan Makan Sahur (BMS) Khusus Warga Depok

28 Maret 2025
Indikasi Ajakan Boikot Beragenda Persaingan Usaha, Masyarakat Diimbau Fokus Ibadah di Ramadhan 1 imlek Gus Dur

Indikasi Ajakan Boikot Beragenda Persaingan Usaha, Masyarakat Diimbau Fokus Ibadah di Ramadhan

20 Maret 2025
Mat Solar

Mat Solar, di Hari Tuanya, Rajin Datangi Pengajian

18 Maret 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Uang Istri, sedekah, gaji

Adakah Penduduk Indonesia yang Masih Mendapatkan Gaji hanya 2 Juta / Bulan?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

siswa ,tawuran

7 Cara Mendisiplinkan Siswa yang Sering Tawuran: Pendekatan Tegas tapi Manusiawi

Oleh Yudi
14 Mei 2025
0

kecoak

7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak di Dalam Rumah: Solusi Praktis dan Alami

Oleh Yudi
14 Mei 2025
0

Konstantinopel

Berapa Jarak Waktu yang Disebutkan oleh Rasulullah dengan Penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0

Mobil

Mobil Listrik vs Hybrid: Apa Bedanya dan Mending Pilih Mana?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Terpopuler

Shalat Dhuha, Sebaiknya Dilakukan di Jam Ini

Oleh Saad Saefullah
4 Juni 2024
0
Surat yang Harus Dibaca ketika Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Rawatib, Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib, Tata cara shalat, , Hukum Baca Surah yang Sama dalam Shalat, Hukum Menqadha Shalat untuk Orang yang Sudah Meninggal, Shalat Sunnah, Pahala dan Keutamaan Shalat Dhuha, Sunnah, Allahu Akbar, Shalat Tasbih, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh

Waktu shalat Dhuha diawali sejak naiknya matahari, yaitu sekitar ¼ jam setelah munculnya matahari.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Khasiat Air Rendaman Kurma (Nabeez)

Oleh Haura Nurbani
13 Mei 2025
0
Nabeez

Ada beberapa hadits yang menyebutkan tentang cara membuat air nabeez ini, salah satunya yang diriwayatkan Imam Muslim.

Lihat LebihDetails

25 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Tempat Kerja

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0
Cara Pengembangan Diri, Zakat Online, Tips Agar Nggak Ngantuk di Siang Hari, keutamaan syukur, Cara Jaga Hati yang Sehat, Syarat Bekerja dalam Islam, Tempat Kerja

Apa saja hal-hal yang tampaknya sepele, tapi sebenarnya berdampak besar jika dilakukan di tempat kerja?

Lihat LebihDetails

8 Cara Mengetahui Gejala Penyakit Jantung Sejak Dini

Oleh Yudi
11 Mei 2025
0
jantung

Gejala paling umum dari penyakit jantung koroner adalah nyeri dada. Biasanya terasa seperti ditekan, diremas, atau berat di dada.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.