• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 6 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Wacana

COVID-19 dan Gotong Royong Kebangkitan Budaya Leluhur Bangsa Perkuat Persaudaraan Melayu Patani

Oleh Saad Saefullah
5 tahun lalu
in Wacana
Waktu Baca: 6 menit baca
A A
0
Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

63
BAGIKAN

Oleh: Penulis : Husasan Tayeh
Mahasiswa asal Patani Thailand selatan yang sedang studi di Prodi KPI UMYogyakarta
budojohan1@gmail.com

SUDAH hampir 6 (enam) bulan dunia telah digemparkan dengan munculnya Virus Corona atau disingkat dengan Covid-19. Wabah Covid-19 ini pertama kali ditemukan dan diumumkan pada kota Wuhan negara Cina pada Desember tahun 2019 lalu. Sekarang Covid-19 ini sudah merabah hampir ke seluruh penjuru dunia dan salah satunya yang terdampak Covid-19 ini adalah Negara Thailand. Dan kasus pertama kali ditemukan di Thailand dikonfirmasi pada Januari lalu di kota Bangkok.

Setelah pemerintah Thailand mengumumkan Status Darurat Nasional yang efektif berlaku sejak 26 Maret hingga 30 April dan kemudian diperpanjang masa berlaku sampai akhir Mei. Penetapan status ini berarti menutup perbatasan dan akses masuk bagi pendatang dari luar Thailand, sehingga menutup perbatasan antar provinsi bahkan sampai tingkat batas desa, dan juga melarang kegiatan yang melibatkan keramaian, penutupan toko-toko kecuali yang menjual kebutuhan pokok. Dalam Status Darurat Nasional beberapa kewenangan menteri-menteri kabinet dialihkan langsung kepada Perdana Menteri Prayuth Chanocha yang berlatar belakang militer.

Melihat dari sudud negatifnya dari virus ini, sangat terdampak diberbagai aspek kehidupan sehingga banyak orang merasa takut, stress, bahkan ada yang frustasi. Hal ini dikarenakan virus ini sudah banyak menelan korban penduduk masyarakat di seluruh dunia. Selain itu, virus ini juga sangat sulit di deteksi kapan tertular dan siapa yang menularkan.

ArtikelTerkait

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

Ga Bisa Baca Hadist

Gendong Ala Drakor

Dengan kondisi yang sangat mengerikan membuat manusia tidak bisa menjalani kehidupan seperti biasa lagi, sehingga tidak sedikit membuat masyarakat memilih untuk tetap di rumah dan berhenti aktivitas yang biasa dikerjakan.

COVID-19 dan Gotong Royong Kebangkitan Budaya Leluhur Bangsa Perkuat Persaudaraan Melayu Patani 1
Pos keamanan yang terletak pada setiap jalan masuk desa Bacho dan dijaga oleh anak muda 24 jam. Foto: Ruslan

Namun di balik semua dampak-dampak yang diakibatkan dari musibah Covid-19 ini, terdapat kandungan hikmah yang luar biasa khususnya bagi masyarakat di Patani (selatan Thailand). Virus corona telah menarik hati para anak muda Patani semua untuk bangkit kembali menjaga budaya “Gotong Royong” sebagai warisan leluhur bangsa Melayu Patani yang telah lama hilang.

“Gotong Royong” kini hadir kembali di tengah-tengah wabah Covid-19 untuk menata dan menjaga kampong halaman masing-masing dari bahaya virus corona ini. Dan seiring dengan kurangnya perhatian Pemerintah Thai terhadap warga masyarakat terkhusus di Patani penyebab warga memilih untuk hidup secara “Mandiri” dengan terbentuknya Persatuan Muda-Mudi untuk pengelolaan bantuan kepada sesama masyarakat.

Patani ; kini dikenal sebagai Masyarakat minoritas muslim di Negara Gajah Putih

Melayu Muslim Patani di Thailand Selatan pada awalnya merupakan suatu kerajaan Islam yang berdaulat dan merdeka. Kerajaan Patani dapat ditaklukan oleh Kerajaan Siam pada bulan November 1785, dan dibagi-bagi menjadi tujuh buah negeri kecil pada tahun 1816, negeri Patani perlahan-lahan kehilangan identitasnya sebagai sebuah negeri Melayu yang merdeka. Sehingga abad ke 19, Kerajaan Siam mulai melakukan pembaruan sistem pentadbiran mengikut sistem Thesaphiban. Secara menyeluruh kerajaan Negeri Patani tidak lagi mempunyai kuasa otonomi dan menghapus sistem pemerintahan kesultanan. Dampak dari sistem itu, Kerajaan Patani semakin lemah dan tertekan dari kerajaan Siam. Sehingga menimbul konflik diantara Raja-Raja Melayu Patani dengan Kerajaan Siam pada tahun 1902.

Gerakan Nasionalisme Islam Patani terbentuk karena masyarakat Islam berkuturunan Melayu di Patani merasakan kehilangan hak-hak politik dan pentadbiran secara menyeluruh. Bahkan menghapus kebudayaannya sebagai orang-orang Melayu dan ciri-ciri kehidupan masyarakat Islam. Maka munculnya berbagai gerakan dalam upaya menghadapi tekanan Kerajaan Siam. Upaya yang dilakukan umat Islam tersebut bertujuan untuk mendapatkan hak-hak dalam mempertahankan identitas bangsa Melayu yang beragama Islam mereka yang khusus. (Sumardi, 2017:76)

Krisis ekonomi dan luput dari perhatian pemerintah Pusat : Penyebab Kebangkitan

Beberapa kawasan telah mendirikan pusat pentadbiran dengan nama yang berlainan, untuk menangani bantuan seluruh warga yang terdampak dari krisis ekonomi merusut dan kurangnya perhatian dari pemerintah pusat.
.
Masalah kekurangan Sumber pendapatan pokok, makanan dan perubatan mulai mucul, ia menyebabkan kesan yang tinggi kepada ekonomi tempatan. Dari akibat tersebut dapat meninjaukan banyak warga mulai mengurus sendiri dari bantuan derma hingga pentadbiran kawalan swasta sendiri.

Wilayah di Patani, Selatan Thailand adalah antara kawasan yang paling miskin di negara Thai dengan rata-rata pendapatan penghuni rumah adalah antara 15,000 hingga 20,000 baht (AS$459 hingga $612) sebulan berbanding dengan 45,000 baht ($1,377) di Bangkok.

Ekonomi wilayah sempadan itu sangat bergantung pada eksport karet, kelapa sawit dan perikanan namun ia merosot akibat wabah corona virus ini.

Advertisements
COVID-19 dan Gotong Royong Kebangkitan Budaya Leluhur Bangsa Perkuat Persaudaraan Melayu Patani 2
Perkumpulan Pemuda sedang melakukan input data penduduk desa di provinsi Yala. Foto: Its Wartani_Melayu

Kendati demikian, Covid-19 ini telah membangkitkan kesedaran perpaduan warga masyarakat khususnya anak muda untuk mengurus desanya sendiri sehingga menimbulkan banyak peluang, seperti cara hidup warga yang mulai rukun, saling membantu dan gotong royong sesama.

Tanpa sembarangan persiapan projek dari instansi pemerintahan, Tetapi dari masyarakat sendiri yang dapat pelopori di atas kesedaran untuk menjaga, melindungi desanya dengan memperkuatkan sesame warga masyarakat.

Seperti dilaporkan dari media tempatan WARTANI “Ini adalah gambaran perpaduan Kampung warga Patani dengan kepemimpinan yang berwawasan dan masyarakat yang bersedia untuk bertindak dengan kuat secara bergotong royong”.

Kemiskian, kekurangan pendapatan, penderitaan, dan kegelisahan mesti menghilangkan, Keadilan dan kesaksamaan yang memperulikan sesama akan mengukuhkan tali kepercayaan rakyatnya.

“Kita disini mesti berupaya untuk hidupnya masyarakat yang beradab yaitu menyantuni mereka yang lemah, memastikan mereka tetap bertahan, dan mengajak semua untuk ikut bertanggung jawab” tambahan dari media wartani melayu

Tindakan itu bukan sahaja menghilangkan kepanikan tetapi juga menunjukkan bahwa Corona tidak dapat mengawal kita sepenuhnya.

Kampong Mechoh Bannang Seta : Desa Pelopor

Berawal dari Kampong Mecoh atau Bacho dari para generasi baru berkumpul untuk bertarung melawan Covid-19 sehingga tersebar model “Gotong Royong” diberbagai desa suluruh Patani.
.
Wan Ali Wanahmad, selaku ketua Persatuan Pemuda Kampong Mechoh sekaligus pencetus ide menghidupkan kembali model budaya masyarakat “Gotong Royong” menjelaskan bahwa awal mulai dari melihat kondisi dan data tertularnya wabah covid-19 ini yang semakin hari semakin meningkat dengan sangat pesat, sehingga membuat dia mencetus satu ide untuk mengajak Para pemuda di Kecamatan Bacho, Distrik Bannangsta, Provinsi Yala berkumpul untuk bekerja sama dengan semua sektor di daerah tersebut. Dengan mengambil kasus menyebaran wabah sebagai awal dalam mendesain suatu pekerjaan agar konsisten dalam menjaga warga dari penyebaran virus ini seiring dengan kebijakan pemerintah desa juga meskipun belum ada penerapan.

COVID-19 dan Gotong Royong Kebangkitan Budaya Leluhur Bangsa Perkuat Persaudaraan Melayu Patani 3
Wanali Wanahmad, sedang memberi penjelasan kepada reporter Thai PBS disela-sela sedang rapat bersama tokoh masyarakat kampong Mechah. Foto: Thai PBS

“Kami akan membagi pekerjaan menjadi 4 (empat) bagian. Pertama Bidang Administrasi Merupakan pusat kerja dan bantuan, dengan (1) Menyediakan makanan untuk dibagikan kepada kelompok warga yang dikarangtina dan membuat masker dan pelindung wajah Bagikan ke kepada penduduk desa. (2) Memfasilitasi kenyamanan untuk meraka yang ingin membeli barang atau ingin dibantu dalam berbagai hal. (3) Menyediakan anggaran untuk semua kegiatan dengan menerima sumbangan dari berbagai donator dan dari pemuda yang sedang di luar daerah, seperti belajar di berbagai provinsi.

Kedua Bidang Proaktif (1) Bantu para doktor sukarelawan turun ke desa untuk memeriksa dan berkunjung untuk memotivasi kelompok risiko yang sedang dikarantina selama 14 hari karena takut mereka akan stres atau frustasi. (2) HUMAS bekerja untuk publikasi di desa-desa dengan memberikan pengetahuan tentang Covid sesuai dengan saran para medis. Dengan gunakan masjid pusat karena masjid memiliki amplifier. Dan menggerakkan kehumasan di jalanan desa Bersamaan dengan memposting pemberitahuan tentang Covid.

Ketiga Bantuan penyaringan/Pemeriksaan (1) Membantu devisi keamanan dalam penyaringan tahap dasar dan pendaftaran masuk dan keluar desa dan ada pos pemeriksaan disetiap gerbang desa. Untuk menjadi pusat hubungan masyarakat Dan memberi pengtahuan tentang situasi wabah terkini.

Keempat Pengurus pusat karantina (1) Kelompok pemuda adalah bagian penting dalam kepengurusan pusat karantina lokal di masyarakat. (2) di pusat karantina Pemuda akan membantu koordinasi. Dan akan ada petugas yang menjaga keamanan selama 24 jam”. Seperti dijelaskan saudara Wanali saat diwawancara reporter TV Thai PBS

Salah satu perwakilan dari kelompok pemuda Mechoh mengatakan bahwa kini sudah saatnya para pemuda harus bersatu dan memeraskan sekuat tenaga untuk saling membantu sesame warga desa, menunjukan kekuat energi anak muda yang siap bertarung melawan wabah covid-19 ini.

“Saat ini penting. Bahwa pemuda harus menunjukkan energi mereka untuk saling membantu Keluarlah untuk menunjukkan potensi generasi baru yang bersatu Itu siap untuk bertarung dan menerobos covid bersama. “

Rombongan perkumpulan anak muda yang sedang persiapan untuk memberi bantuan sambako kepada kaum dhuafa di desa Gelong Kerbau distrik Thepa Provinsi Songkhla. Foto Page Persatuan Pemuda & Pemudi Gelong Kerbau

Tidak lama kemudian, model masyarakat “Gotong Royong” ini tersebar dan diikuti oleh para pemuda bersama tokoh masyarakat diberbagai masyarakat untuk menjadi panduan dalam menjaga desanya sendiri dan menangani masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat masing-masing. Salah satunya adalah pemuda-pemudi kampong Gelong Kerbau yang terletaknya di Distrik Thepa Provinsi Songkhla, yang menyatu para pemuda dan pemudi dibawah naungan “Persatuan Pemuda-Pemudi Gelong Kerbau” untuk membantu Dhuafa dan warga yang tidak berkecukupan dengan membuat sembako yang berisi bahan makanan pokok memberi kepada warga tersebut.

“Pada tanggal 17/5 pemuda-pemudi Gelong Kerbau ada kegiatan dibulan ramadhon untuk membantu orang-orang paqir miskin Dan orang tua di dalam kampong. terimakasih ketua kampong dan semua ahli kampong yang telah mendukung kaum muda untuk mengatur kegiatan yang begitu baik. Semoga Allah mengembalikan semua kebaikan kepada anda seterusnya Amin” seperti dilanser dari postingan page facebook “Persatuan Pemuda-Pemudi Gelong Kerbau”

Oleh karena itu, penutupan atau lockdown disetiap desa tampaknya tidak menjadi halangan. Bahkan mengandung hikmah yang sangat baik di balik semua itu. Karena masyarakat warga Patani telah mempunyai budaya bagus yang telah diwarisi leluhur bangsa tentang tolong-menolong sesama masyarakat dan kini telah menetapkan langkah-langkah untuk melindungi diri dari masalah sumber pendapatan, sekalipun belum ada bantuan dari pihak yang berwenang. []

.

Tags: covid-19Laporan Khususmahasiswa pattanimasyarakat pattanithailand
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Masjid-Masjid di Arab Saudi akan kembali Dibuka untuk Shalat Berjamaah

Next Post

Pengaruh Kebaikan dan Keburukan

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Nggak Ada Obat, Potongan Rambut Laki-laki yang Tidak Diperbolehkan dalam Islam

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

13 Desember 2024
Damaskus

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

8 Desember 2024
Kitab Taurat, Hadist, Bani Israil

Ga Bisa Baca Hadist

10 Agustus 2024
Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri, , Nikah, Tips yang Harus Dikuasai Istri Agar Suami Betah di Rumah, Sifat Istri yang Mendatangkan Rezeki bagi Suami, Drakor

Gendong Ala Drakor

10 Agustus 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Nasihat, Malaikat

Mana yang Lebih Mulia, Malaikat ataukah Manusia yang Shalih?

Oleh Yudi
6 Juni 2025
0

Nabi Adam, Yahudi

Propaganda Kebohongan Yahudi di Madinah

Oleh Saad Saefullah
6 Juni 2025
0

sejarah idul adha, Usia Hewan Kurban, Hewan Kurban, Hukum Aqiqah, Berqurban

Kenapa Aku Enggan Berqurban, Padahal Aku Mampu?

Oleh Dini Koswarini
6 Juni 2025
0

Rumah yang Selalu Didatangi Malaikat, Adab Masuk Rumah, Sisi Romantis Rasulullah, Cara Bertamu dalam Islam, Kewajiban Suami terhadap Istri, Tempat Duduk Penghuni Surga, surga

Mau Masuk Surga Tapi Males Ibadah, Emang Surga Bisa Lewat Jalur Orang Dalam?

Oleh Haura Nurbani
5 Juni 2025
0

Adab Bertetangga, percaya diri, tetangga, Akibat Berbuat Benar, Tetangga

Kenapa Jadi Tetangga Suka Panasan?

Oleh Dini Koswarini
5 Juni 2025
0

Terpopuler

Keutamaan dan Amalan di Hari Arafah

Oleh Haura Nurbani
5 Juni 2025
0
REPORTER: RHIO ATMA P. | ISLAMPOS, Haji, Golongan Umat Islam yang Akan Masuk Surga, Larangan di Bulan Dzulhijjah, Hari Arafah

Hari Arafah adalah hari ke-9 dalam bulan Zulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Hijriyah, dan merupakan salah satu hari paling mulia...

Lihat LebihDetails

Sebelum Shalat Id, Adakah Shalat Sunnah Lainnya?

Oleh Eneng Susanti
13 Juni 2018
0
Foto: Aldi/Islampos

Nah, Bagaimana jika shalat Id dilakukan di lapangan, bukan dimasjid? Adakah shalat sunnah tahiyatul masjid boleh dilakukan di lapangan juga?

Lihat LebihDetails

Bau Mulut, Apa Penyebabnya?

Oleh Dini Koswarini
5 Juni 2025
0
Hal yang Harus Dihindari Orang Berpuasa, Tanda Riya, Bahaya Bicara Agama tanpa Ilmu, syarat maksiat, Bahaya Hasad, Bahaya Menghujat, Bahaya Ujub, Bau Mulu

Bau mulut, atau halitosis, bisa membuat kita tidak percaya diri saat berbicara. Tapi apa sebenarnya penyebabnya?

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

10 Manfaat Daun Kelor yang Dahsyat bagi Kesehatan

Oleh Yudi
3 Juni 2025
0
daun kelor

Kandungan nutrisi ini menjadikan daun kelor sebagai sumber gizi yang luar biasa, terutama bagi anak-anak dan ibu menyusui.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.