KHALIFAH terakhir secara historis adalah Abdulmejid II (1922–1924). Ia adalah khalifah terakhir dari Kekhalifahan Utsmaniyah (Ottoman Empire), yang secara resmi dibubarkan oleh Mustafa Kemal Atatürk pada 3 Maret 1924.
Walaupun tidak memiliki kekuasaan politik karena sistem kekhalifahan waktu itu sudah simbolis, penghapusan institusi ini menandai berakhirnya era kekhalifahan Islam yang sudah berlangsung selama lebih dari 1300 tahun sejak masa Abu Bakar ash-Shiddiq.
Abdulmejid II (عبد المجيد الثاني) adalah khalifah terakhir dari Kekhalifahan Utsmaniyah. Ia lahir pada tanggal 30 Mei 1868 dan wafat pada 23 Agustus 1944. Ia merupakan anggota dari Dinasti Utsmaniyah, dan meskipun tidak pernah menjadi sultan, ia diangkat sebagai Khalifah Islam setelah runtuhnya sistem Kesultanan Utsmaniyah.
Posisi dan Peran
Menjabat sebagai Khalifah dari 19 November 1922 hingga 3 Maret 1924.
Setelah Sultan Mehmed VI (sepupunya) dilengserkan dan diasingkan, kesultanan dihapus oleh Majelis Nasional Turki yang dipimpin Mustafa Kemal Atatürk.
Namun untuk sementara, jabatan khalifah tetap dipertahankan sebagai simbol spiritual umat Islam, dan Abdulmejid II diangkat menjadi khalifah.
Penghapusan Kekhalifahan
Pada tahun 1924, Mustafa Kemal menghapus institusi kekhalifahan sebagai bagian dari sekularisasi dan reformasi Turki modern.
Abdulmejid II kemudian diasingkan ke luar negeri, dan tinggal di beberapa tempat seperti Swiss dan Prancis, khususnya di kota Nice.
Kehidupan Pribadi
Abdulmejid II dikenal sebagai seorang seniman berbakat, terutama dalam bidang lukisan.
Ia hidup dalam pengasingan hingga wafat, jauh dari kekuasaan politik.
BACA JUGA: Sultan Abdul Hamid II Ingin Jadi Tukang Sapu di Makam Nabi
Warisan
Abdulmejid II sering dipandang sebagai simbol akhir dari era kekhalifahan Islam tradisional.
Penghapusan kekhalifahan oleh Turki pada 1924 menjadi momen besar dalam sejarah dunia Islam, yang hingga kini masih dibahas dalam konteks politik dan spiritual umat Islam. []