• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 8 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tahukah Anda

Apa Penentu Kebahagiaan Seorang Manusia?

Oleh Yudi
3 tahun lalu
in Tahukah Anda
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
penentu kebahagiaan

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

KEBAHAGIAAN menjadi salah satu hal utama dalam hidup ini. Setiap insan pasti rela melakukan segala cara untuk menemukan kebahagiaannya. Nah, apakah penentu kebahagiaan itu memerlukan materi? Selain sebagai makhluk spiritual tentu kita juga merupakan makhluk fisik. Yang pada hakikatnya membutuhkan sarana dan prasana untuk menjalani hidup ini.

Sebagai makhluk fisik, kita akan memperoleh kebahagiaan minimum, jika dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan agar dapat hidup. Kita tidak perlu harus kaya. Kita pun tak perlu harus hidup secara berlebihan, memiliki simpanan dan tabungan, tak perlu hidup berkecukupan.

Tapi, untuk mencapai suatu kebahagiaan itu, kita harus punya makanan untuk kita makan. Kita pun harus punya pakaian untuk kita gunakan. Begitu pula dengan tempat tinggal, itu pun harus kita miliki walau sederhana. Itulah yang dimaksud dengan pemilikan materi yang minimal untuk melanjutkan hidup.

BACA JUGA: Ternyata Akal dan Pikiran Itu Berbeda, Ini Penjelasannya

ArtikelTerkait

Jam Malam untuk Pelajar, Baguskah?

Wajah Baru PKS: Muda, Syar’i, dan Siap Menang di 2029 (?)

10 Kebiasaan Aneh di Arab Saudi

Benarkah Pemilik Golongan Darah O Itu Istimewa?

Apa Penentu Kebahagiaan Seorang Manusia?

Penentu Kebahagiaan, Penentu Kebahagiaan
Foto: Unsplash

Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martin Seligmen, seorang pelopor Psikologi Positif. Ia meneliti hubungan antara kekayaan dan kebahagiaan di berbagai negara. Ada beberapa kesimpulan menarik yang ia paparkan dalam buku Authentic Happines.

Menurut Seligmen, daya beli dan kepuasan hidup rata-rata di suatu negara berbanding lurus. Akan tetapi, begitu GNP melebihi 8.000 dolar per jiwa, korelasi ini sirna dan penambah kekayaan tidak meningkatkan kepuasan hidup. Jadi, orang Swiss yang kaya lebih bahagia daripada orang Bulgaria yang miskin, tetapi susah untuk membandingkan orang Irlandia, Italia, Norwegia atau Amerika.

Yang menarik adalah di Jepang. Walaupun daya beli orang Jepang mencapai skor 87, tingkat kepuasan hidupnya hanyalah 6,53 (dari skala 1-10). Coba bandingkan dengan India (skor daya beli: 5, tetapi tingkat kepuasan hidupnya 6,70), Nigeria (skor daya beli 6: tingkat kepuasan hidupnya 6,59), atau Cina (skor daya beli 9, tetapi tingkat kepuasan hidupnya 7,29). Ini menunjukkan bahwa uang tidak lantas membeli kebahagiaan.

Apa Penentu Kebahagiaan Seorang Manusia?

Penentu Kebahagiaan
Foto: Unsplash

Menurut Seligmen, di negara-negara yang sangat miskin, tempat kemiskinan bisa mengancam nyawa, menjadi kaya bisa berarti lebih bahagia. Namun, ketika garis kemiskinan telah terlampaui, tingkat ekonomi tidaklah lagi memainkan peran sebagai penentu kebahagiaan kita.

Ini berarti, kita dapat hidup lebih bahagia daripada konglomerat. Jumlah kekayaan ketika kebutuhan minimal telah terpenuhi bukanlah lagi sebuah faktor penentu kebahagiaan kita.

Sebenarnya, untuk mencapai kebahagiaan harus ada faktor-faktor yang mempengaruhi, seperti kekayaan, kesehatan fisik yang baik dan persahabatan dengan orang lain. Namun, faktor-faktor tersebut tidak akan berarti bila tidak dibarengi dengan pikiran yang tenang dan damai. Ya, pikiran dapat menjadi penentu kebahagiaan dalam kehidupan ini.

BACA JUGA: Menginstal Pikiran Positif

Apa Penentu Kebahagiaan Seorang Manusia?

mencari ilmu bukan karena allah, Penentu Kebahagiaan
Foto: Unsplash

Jika kita memiliki pikiran yang tenang dan damai, faktor-faktor pendukung penentu kebahagiaan itu akan berpengaruh. Orang kaya yang memiliki pikiran yang damai akan lebih bahagia dibandingkan dengan orang miskin yang memiliki pikiran damai.

Advertisements

Orang yang sehat dan memiliki pikiran damai, akan lebih bahagia daripada orang sakit dan memiliki pikiran damai. Begitu pula dengan orang yang memiliki sahabat banyak dengan pikiran yang damai, akan lebih bahagia daripada orang yang memiliki sedikit sahabat dengan pikiran yang damai.

Tanpa adanya pikiran yang damai itu, suatu kebahagiaan tidak mudah untuk diraih. Karena apa? Potensi dari ketiga hal itu hanya membantu melengkapi kebahagiaan kita. Maka, potensi itu akan terbuang sia-sia ketika kita tidak berhasil mencapai kedamaian pikiran.

Hal ini serupa dengan apa yang dikatakan oleh Dalai Lama, “Makin tinggi tingkat ketenangan pikiran kita, makin besar kedamaian yang kita rasakan, makin besar kemampuan kita menikmati hidup yang bahagia dan menyenangkan.” []

Sumber: The 7 Laws of Happines/Karya: Arvan Pradiansyah/Penerbit: Kaifa

Tags: bahagiaPenentu Kebahagiaanpikiran
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Tegasnya Larangan Nikah Beda Agama

Next Post

Ada Telepon saat Shalat, Apa yang Harus Dilakukan?

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Lari Malam Hari, Jam Malam

Jam Malam untuk Pelajar, Baguskah?

7 Juni 2025
PKS

Wajah Baru PKS: Muda, Syar’i, dan Siap Menang di 2029 (?)

7 Juni 2025
Keunggulan Pendidikan di Arab Saudi!, Arab Saudi

10 Kebiasaan Aneh di Arab Saudi

7 Juni 2025
golongan darah

Benarkah Pemilik Golongan Darah O Itu Istimewa?

5 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Gejala Diabetes, Durasi Tidur, Akibat Menahan BAB

Apa Akibat Menahan BAB?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Akibat Bangun Pagi, Ciri Tubuh yang Sehat, Tidur Siang

Durasi Tidur Siang yang Ideal, Berapa Lama Ya?

Oleh Dini Koswarini
8 Juni 2025
0

Hal yang Dimakruhkan dalam Wudhu, Sunnah Wudhu

Sunnah-sunnah Wudhu, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
8 Juni 2025
0

Lari Malam Hari, Jam Malam

Jam Malam untuk Pelajar, Baguskah?

Oleh Haura Nurbani
7 Juni 2025
0

PKS

Wajah Baru PKS: Muda, Syar’i, dan Siap Menang di 2029 (?)

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0

Terpopuler

Jangan Datangi Istri Sepulang Safar, Kenapa?

Oleh Yudi
5 Maret 2020
0
Foto: khairilz.net

Jika salah seorang dari kalian lama bepergian, janganlah ia mendatangi istrinya di malam hari

Lihat LebihDetails

10 Makanan yang Sebaiknya Ga Dimakan saat Malam Hari

Oleh Yudi
7 Juni 2025
0
Makanan Sehat, Makanan

Berikut adalah 10 makanan yang sebaiknya gak dimakan saat malam hari, karena bisa mengganggu kualitas tidur, bikin berat badan naik,...

Lihat LebihDetails

Wajah Baru PKS: Muda, Syar’i, dan Siap Menang di 2029 (?)

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0
PKS

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mengumumkan kepengurusan baru. Di pusat dan sepertinya segera diikuti oleh tingkat provinsi dan kabupaten.

Lihat LebihDetails

Muslimah, Utamakan Ketentuan Syar’i Dulu sebelum Gaya dalam Berjilbab

Oleh Eneng Susanti
4 Februari 2018
0
Foto hanya ilustrasi. Sumber: Adam/Islampos.

Ketentuan syar’i lah yang harusnya jadi standar dalam pilihan fashion seorang muslimah, termasuk dalam berjilbab.

Lihat LebihDetails

Apa Benar Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk?

Oleh Yudi
7 Juni 2025
0
Bahaya Tubuh yang Gemuk, Sarapan

Ada yang bilang sarapan penting agar tidak gemuk, benarkah?

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.