• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 20 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Wacana

Guru, Pertama Kalinya

Oleh Saad Saefullah
4 tahun lalu
in Wacana
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Guru mengajarkan perkalian hari kiamat, Percaya pada Qada dan Qadar, Tanda Baligh Seseorang, Alergi,, , akhir zaman, Golongan yang Tak Boleh Diremehkan

Foto: Freepik

0
BAGIKAN

PERTEMUAN pertama kali dengannya, guru saya, saya tak mungkin lupa, adalah bada Isya di tahun 1992, di Singawinata, depan ruangan TU. Saya bersama Roy—Ahmad Royani, teman sekelas di 1.2, genjreng-genjreng main gitar tak karuan. Ia datang dari arah kantor, memakai sarung dan berkaos oblong putih. Tangannya disampirkan ke punggungnya, “Jangan berisik di sini. Ini bukan tempat main. Kamu siapa?”

Saya melongo. Saya berpikir ketika itu, ini pasti guru. Saya segera menyebut nama saya. Namun sesaat kemudian, seorang senior kelas 2, entah siapa namanya, yang baru belajar motor bebek, menabrak gerbang sekolah. Saya, Roy, dan ia kemudian malah jadi sibuk menolong anak kelas 2 itu. Saya ingat, besoknya diperingati Isra Miraj di sekolah kami.

BACA JUGA: Kamu nggak tau aja…

Satu tahun kemudian, ia masuk ke kelas 2 saya. Kelas bahasa. Ia mengajar Sejarah. Tapi ia mengenalkan sastra sedikit demi sedikit. Itu pertama kalinya kami diajar oleh dia, guru kami. Pertama kali pula dalam kelasnya, saya membaca puisi Sutardji Calzoum Bahri berjudul “Pot”—saya kurang begitu ingat apa hubungannya pelajaran Sejarah dan membaca puisi. Saya tak pernah melupakan apa yang dia katakan soal puisi itu. Hari-hari berikutnya di kelas 2, ia pertama kali mengajarkan teater dan sastra. Dan kami, kelas 2, saat itu merasa gemuk dengan hal-hal seperti itu.

ArtikelTerkait

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

Ga Bisa Baca Hadist

Gendong Ala Drakor

Guru

Pertama kalinya, di peringatan bulan bahasa di tahun 1993, ia, guru kami, menyanyi depan kantor. Saya masih ingat, ia menyanyi “Sanggupkah Aku” dari Andy Liani. Kami sebagian para muridnya di kelas Bahasa, berdiri memperhatikannya. Ia bernyanyi sambil duduk di sebuah kursi panjang. Ia, guru kami, begitu muda.

Pertama kalinya di tahun 1994, ia mengajak saya ke Bandung. Buat saya, itu nyaris kunjungan pertama kali keluar kota. Ia, guru saya itu, membawa saya ke Uninus. Saya yang tadinya mau masuk pesantren karena sadar dari keluarga miskin dan tak mungkin lanjut studi ke perguruan tinggi, tiba-tiba tersontak, “Pak, saya akan kuliah. Di jurusan Inggris,” ujar saya malu-malu padanya, mungkin tanpa suara. Ia tersenyum, “Kalau kamu ke ITB atau Unpad, gedungnya lebih besar daripada Uninus ini…”

Pertama kalinya di tahun 1996, ketika saya menganggur, ia memberikan sebuah majalah berisi pengumuman lomba menulis cerpen tingkat nasional. Ia tidak berbicara apapun, tapi mungkin menyuruh saya untuk ikut. Tiga bulan kemudian, saya jadi juara ketiga lomba menulis cerpen itu. Saya ingat, hadiahnya saya jadikan sebagai uang pangkal masuk kuliah. Dan saya juga ingat, kata istri saya sekarang, ia, guru saya, membacakan cerpen itu di semua kelas yang ia ajar. Ia bangga pada cerpen itu.

BACA JUGA: Kopi 7 Cerita

Kamis malam Jumat, ia pulang. Pulang. Guru kami. Guru saya. Dan tak akan pernah kembali. Jam 23.00 saya di-SMS oleh seorang sahabat di kelas Bahasa, dan segera merapat ke rumahnya. Pukul 02.00 dini hari, jenazahnya diberangkatkan ke Belitung, tanah yang ia cintai dan banggakan. Saya masih terus bisa menahan diri melihat semuanya. Rak-rak buku. Motor yang sempat dititipkan pada saya jika ia mudik lebaran. Putra sulungnya dan anak perempuan keduanya yang jadi sahabat anak perempuan saya. Dan beberapa yang lain lagi.

Guru, Pertama Kalinya 1 guru

Tapi saya akhirnya tak kuasa ketika mengecup putrinya berusia 4 tahun. Air mata saya tumpah. Ia pulang di hari yang baik. Dan di bulan yang baik.

Advertisements

Seorang guru saya pernah bilang, “Guru tak pernah mati. Ia selalu hidup dalam hati kita.” Saya menyimpan perkataan itu dalam diri saya. []

Tags: gurujasa seorang guruNote
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Sebenarnya Apa makna Sakinah, Mawadah wa Rahmah?

Next Post

Abu Bakar, Bahkan Sebelum Masuk Islam …

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Nggak Ada Obat, Potongan Rambut Laki-laki yang Tidak Diperbolehkan dalam Islam

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

13 Desember 2024
Damaskus

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

8 Desember 2024
Kitab Taurat, Hadist, Bani Israil, Zabur

Ga Bisa Baca Hadist

10 Agustus 2024
Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri, , Nikah, Tips yang Harus Dikuasai Istri Agar Suami Betah di Rumah, Sifat Istri yang Mendatangkan Rezeki bagi Suami, Drakor

Gendong Ala Drakor

10 Agustus 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Kisah Nabi Musa, Firaun, Nabi Yunus, Berhala

Bangsa-bangsa di Dunia yang Menyembah Berhala

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0

Akibat Terlalu Sering Minum Minuman yang Manis, Karbohidrat, minuman

Perlu Banget Tahu, Ini Minuman-minuman yang Mengandung Gula Tinggi, Apa Saja?

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0

orang tua, gen z, anak, sukses

7 Peran Keluarga dalam Menentukan Kesuksesan Anak di Masa Depan

Oleh Yudi
19 Juni 2025
0

Diabetes, Kolesterol, Shubuh

Bahaya Tidur setelah Shubuh, Hal yang Paling Dibenci oleh Para Ulama

Oleh Haura Nurbani
19 Juni 2025
0

suami, istri, seksual, perawan

Di Usia Berapa Suami Mulai Kehilangan Hasrat kepada Istri?

Oleh Yudi
19 Juni 2025
0

Terpopuler

Ciri-ciri Perut Buncit Laki-laki yang Tidak Sehat

Oleh Saad Saefullah
17 Juni 2025
0
Perut Buncit

Kau ini bagaimana Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku

Lihat LebihDetails

Yang Tidak Dianjurkan di Malam Hari bagi Lelaki Usia 40 Tahun ke Atas

Oleh Yudi
18 Juni 2025
0
Umur, Tips Bugar, Kanker Prostat, Suami, 40 Tahun

Banyak pria usia 40 ke atas mulai cemas akan usia, keluarga, hingga masa depan. Jika dibiarkan, ini bisa menimbulkan stress,...

Lihat LebihDetails

Mendukung Iran? Belajar dari Era Shalahuddin Al-Ayyubi

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0
Shalahuddin Al-Ayyubi,

Pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi, berdiri sebuah kekhalifahan besar di Mesir: Daulah Fathimiyah, beraliran Syiah Ismailiyah.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Berapa Idealnya Tabungan Minimal yang Harus Dimiliki di Zaman Sekarang?

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0
Ciri Penghuni Surga dan Neraka

Jumlah tabungan minimal yang ideal di zaman sekarang sangat tergantung pada gaya hidup, penghasilan, tanggungan, dan tujuan keuangan seseorang.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

  • 21Share on WhatsApp
  • 4Share on Facebook
  • 4Share on Telegram
  • 109Share on Twitter
  • 17Share on Pinterest
  • 5Share on LinkedIn
  • 10Share on Email