• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 12 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ramadhan

Tradisi Sufrah, Kebiasaan Unik saat Buka Puasa Selama Ramadhan di Masjidil Haram

Oleh Eneng Susanti
4 tahun lalu
in Ramadhan, Tsaqofah Ramadhan
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: 
Makkah

Ilustrasi. Foto: Makkah

0
BAGIKAN

DI Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, ada sebuah tradisi yang rutin dilakukan setiap bulan Ramadhan, yakni tradisi Sufrah saat buka puasa.

Dikutip dari Republika, pembimbing jamaah haji dan umrah Ustaz Rafiq Jauhari menjelaskan sufrah adalah plastik tipis berbentuk lembaran yang digunakan untuk alas ketika makan.

Orang Arab terbiasa makan makanan apa saja dengan menggunakan alas sufrah. Baik kurma, nasi, roti atau camilan. Meski dihidangkan dalam piring, namun tetap di alas bawahnya selalu ada sufrah.

BACA JUGA: Inilah Rencana Pelaksanaan Tarawih di Masjidil Haram

ArtikelTerkait

Yang Biasanya Dibeli oleh Anak-anak 90-an ketika Lebaran

7 Tips bagi Penderita GERD saat Lebaran agar Tetap Sehat dan Nyaman

Puasa Syawal Dulu Atau Puasa Qadha Ramadhan?

Apa Jawaban Taqabbalallahu Minna wa Minkum?

Ukuran sufrah beragam, lebarnya mulai dari satu meter hingga 1,5 meter dan panjangnya bisa sampai puluhan meter. Kebiasaan ini masih terus dibawa oleh orang Arab hingga ke luar negeri, di Indonesia restoran Arab pun menyediakan sufrah.

Sufrah di dalam masjid hanya untuk membagikan makanan ringan seperti roti, kurma dan yogurt. Sedangkan sufrah yang dibentangkan di luar masjid kebanyakan untuk sedekah makanan berat seperti nasi Arab dan berbagai jenis makanan lainnya.

Saking kompetitifnya umat Islam di tanah suci untuk berebut membagikan sedekah, sulit bagi jamaah lain yang hendak sedekah dan ikut membentangkan sufrah. Jamaah umum hanya dapat memanfaatkan wilayah di sisi luar masjid yang belum ditempati oleh Yayasan Sosial, atau bersedekah di jalanan tanpa membentangkan sufrah.

Fenomena rebutan makanan berbuka sangat terasa terutama saat Ramadhan di Madinah. Setiap jamaah memasuki halaman Masjid Nabawi, para petugas Yayasan Sosial akan berebut menggandeng tangan para jamaah ke barisan sufrah miliknya.

Suatu kebanggaan jika warga Arab mampu mrnjamu banyak tamu, saat mereka mampu menghabiskan semua makanan yang dibawanya.

Penggunaan sufrah ini sangat praktis. Walaupun ratusan ribu hingga jutaan orang yang berbuka puasa di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Namun proses pembersihannya sangat cepat. Bahkan dalam hitungan kurang dari lima menit semua sampah dan sisa makanan dapat dibereskan. Karena sufrah ini sekali pakai.

Setelah selesai makan, semua sampah dan sisa makanan dimasukkan. Dalam sufrah, dilipat, digulung, lalu dimasukkan dalam tempat sampah.

Lantas, bagaimana berlangsungnya tradisi tersebut di masa pandemi seperti saat ini?

Advertisements

Ketua Komisi Dakwah MUI Muhammad Cholil Nafis mengatakan meski sudah dua tahun ini dilarang karena covid, tetapi tradisi menggelar sufrah untuk buka puasa untuk memberi makanan jamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi saat Ramadhan masih banyak dilakukan.

“Motivasi mereka adalah motivasi keagamaan sebagaimana hadist yang menyebutkan betapa besarnya pahala bagi orang yang memberikan makanan berbuka bagi mereka yang berpuasa,” ujar dia, seperti dikutip dari Republika, Senin (5/4/2021).

BACA JUGA: Persiapan Ramadhan di Masjidil Haram, Saudi Siapkan Fasilitas Penunjang Protokol Kesehatan

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Zaid bin Khalid Al Juhanny, ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda:

”Barangsiapa memberi buka (makan) orang yang berpuasa, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu.” (HR Tirmidzi).

Jika mereka memberikan makanan berbuka kepada 50 orang, maka dia akan mendapatkan pahala puasa dari 50 orang yang berbuka tersebut. Sebenarnya dengan menyelenggarakan suprah, bukan untuk menarik mereka, tetapi mencari. Setiap penderma atau orang yang bersedakah dengan makanan berbuka berbondong-bondong mencari orang yang dapat menerima makanan yang telah disajikan.

Selama pandemi ini, bukan berbukanya yang dilarang, tetapi berkerumunnya yang dibatasi. Di Masjidil Haram, orang-orang tetap diperbolehkan berbuka hanya saja dengan protokol kesehatan yang ketat. Apalagi saat ini pemerintah Saudi mengatur khusus menyediakan makanan berbuka dan masih melarang orang atau pribadi menggelar sufrah. []

SUMBER: REPUBLIKA

 

Tags: masjidil haramSuprahtradisi buka puasa
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kisah Spiritual Sahabat Salman al-Farisi

Next Post

3 Penderitaan yang Dialami Orang Bunuh Diri

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Lebaran

Yang Biasanya Dibeli oleh Anak-anak 90-an ketika Lebaran

30 Maret 2025
gerd

7 Tips bagi Penderita GERD saat Lebaran agar Tetap Sehat dan Nyaman

30 Maret 2025
Puasa, Sunnah Puasa Ramadan, Puasa Syawal

Puasa Syawal Dulu Atau Puasa Qadha Ramadhan?

30 Maret 2025
Hukum Mengucapkan Selamat Tahun Baru Hijriyah, Jawaban Taqabbalallahu Minna wa Minkum

Apa Jawaban Taqabbalallahu Minna wa Minkum?

30 Maret 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Penjagaan Allah terhadap Nabi, Abu Bakar

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

Oleh Dini Koswarini
12 Juni 2025
0

Gejala Diabetes, Durasi Tidur, Akibat Menahan BAB, Penyebab Asam Urat

Penyebab Asam Urat, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
12 Juni 2025
0

Itikaf, Ciri Malam Lailatul aQadar,, Munafik

Kenapa Shalat Shubuh Terasa Berat bagi Orang Munafik?

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0

hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0

Selingkuh dalam Islam, khilafiyah, perbuatan zalim, pacaran, zina

7 Cara Anak Muda agar Tak Terjerumus kepada Perilaku Zina

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Rajin Sholat Tapi Maksiat Masih Jalan, Apa yang Salah?

Oleh Yudi
19 Mei 2024
0
3 Kali Tidak Shalat Jumat saat Pandemi, doa iftitah, keutamaan shalat berjamaah, shalat berjamaah, sholat, shalat, imam, masbuk

Justru ketika seseorang belum bisa meninggalkan maksiat, maka kewajiban sholat itu semakin dia butuhkan.

Lihat LebihDetails

Ini 10 Jenis Sholat yang Tidak Diterima Allah

Oleh Saad Saefullah
8 Maret 2022
0
keutamaan sujud

Salah satunya adalah lelaki yang shalat sendirian tanpa membaca sesuatu.

Lihat LebihDetails

14 Sifat Teladan Rasulullah ﷺ dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
Sebab Nabi Muhammad Diutus di Arab, Bukti Kenabian Muhammad

Salah satu karakter mulia Rasulullah ﷺ adalah tidak pernah mengasingkan diri dari kaumnya meski diperlakukan semena-mena.

Lihat LebihDetails

Meninggal Dunia Masih Pakai Behel dan Rambut Sambung, Apakah Harus Dicopot?

Oleh Yudi
19 Mei 2024
0
gigi, behel, anak

Sebelum lebih jauh, muslim harus mengetahui terlebih dahulu mengenai hukum penggunaan behel dan rambut sambung.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.