• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Jumat, 16 April 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Home Syi'ar Sirah

Kisah Spiritual Sahabat Salman al-Farisi

Redaktur Yudi
1 minggu ago
in Sirah
Reading Time: 3 mins read
0
betis rasulullah

Ilustrasi: Unsplash

  • Bagikan Yuk :

SEORANG pemuda tengah mengitari api. Ia menjaganya setiap waktu sepanjang hari agar api itu tak padam. Ia merupakan putra sang kepala daerah Ishafan, sebuah kawasan di Persia. Bagi masyarakat setempat, petugas penjaga api ibarat budak Tuhan karena mereka merupakan umat Majusi, para penyembah api.

Sang kepala daerah pun sangat mencintai anaknya hingga menugaskannya peran yang dianggap mulia tersebut. Pemuda itu juga merupakan putra kesayangannya hingga tak diizinkan keluar rumah, apalagi pergi jauh dari perapian.

Suatu hari, sang ayah didera kesibukan yang sangat. Sebagai pemimpin daerah sekaligus petani, ayah si pemuda tak sempat mengurus lahannya. Maka ditugaskanlah si pemuda untuk mengurus lahan.

BACA JUGA: Kisah Uwais, Manusia Penghuni Langit

Si pemuda pun menurut dan kemudian segera menuju lahan. Inilah kali pertama ia keluar rumah. Di tengah perjalanan, ia melewati sebuah gereja Nasrani yang tengah menjalankan ritual ibadah. Ia tertarik, memasukinya, kemudian terkagum dengan ajaran Nabi Isa yang disampaikan sang imam gereja.

Ia pun kemudian bertanya pada gerejawan, “Dari mana asal usul agama ini?” Mereka pun menjawab, “Dari Syam (sekarang kawasan Suriah, Palestina, dan Yordania)”.

Sang pemuda pun penasaran, “Jika rombongan dari Syam beragama Nasrani datang ke sini untuk berdagang, dapatkah kalian mengabarkanku?” pinta si pemuda yang kemudian disambut suka cita oleh mereka. Si pemuda pun kemudian menghabiskan waktu di gereja itu hingga senja. Tugas mengurus lahan terlupakan begitu saja.

Saat pulang, ayahnya pun nampak khawatir. Ia sempat mengutus seseorang untuk mencari putranya yang tak ditemui di lahan. Sang pemuda pun mencoba mengabarkan agama yang baru ia dapatkan ilmunya.

“Ayah, aku melewati suatu kaum yang tengah beribadah di gereja. Aku kemudian kagum dengan ajaran agama mereka. Aku tidak beranjak dari tempat itu hingga Matahari terbenam,” ujarnya.

Mendengarnya, sang ayah langsung geram. Melihat kebulatan tekad anaknya pada agama Nasrani, sang ayah pun kemudian memenjarakannya di rumahnya. Kakinya dirantai agar tak dapat pergi ke mana-mana.

Hingga sekian lama, si pemuda kemudian mendapat kabar bahwa rombongan dari Syam datang. Mereka bahkan telah menyelesaikan urusan dagang dan akan segera kembali pulang ke Syam.

Si pemuda pun kemudian bergegas melepaskan rantai besi yang mengikat kakinya selama ini. Ia pun pergi menemui rombongan tersebut dan ikut menempuh perjalanan bersama mereka.

Setiba di Syam, ia mencari ahli agama yang menjadi tuntunan warga. Ia pun ditunjukkan kepada seorang uskup di sebuah gereja. Sang pemuda pun bermaksud mengabdikan diri di sana; menuntut ilmu dan menjadi hamba Allah yang taat.

“Aku sangat mencintai agama ini. Bolehkah saya tinggal bersama Anda agar saya dapat belajar dan sembahyang bersama? Aku akan membantumu mengurus gereja,” pinta si pemuda. Sang uskup pun mempersilakannya.

Loading...

Setelah si uskup meninggal, berangkatlah pemuda itu ke Irak. Ia pun segera menemui Fulan yang disebut dalam wasiat uskup sebelum meninggal. Si pemuda kemudian hidup bersama Fulan.

Tak berapa lama, Fulan meninggal dunia. Dia berwasiat agar si pemuda menemui seorang di Kota Nashibin (Aljazair). Singkat cerita, si pemuda berangkat ke kota tersebut dan akhirnya tinggal bersama orang yang dimaksud.

Di sana, ia bekerja hingga memiliki beberapa ternak sapi dan kambing. Namun, takdir Allah kembali mengujinya. Orang saleh itu meninggal dunia. Dia berwasiat, “Aku tak mengenal seorang pun yang masih memiliki keyakinan ini. Namun, telah dekat waktu kemunculan nabi terakhir. Dia akan membawa ajaran Nabi Ibrahim yang hanif.

Nabi itu akan muncul di tanah Arab, kemudian akan hijrah ke tempat di antara dua bukit yang banyak tumbuh pohon kurma. Nabi itu memiliki tanda yang nampak terang. Ia menerima hadiah, namun enggan menerima sedekah.

Di bahunya juga terdapat tanda kenabian yang berbentuk seperti cincin. Demikian cirinya dan ciri daerah itu. Jika kau mampu, maka berangkatlah dan carilah ia.”

Si pemuda pun bertekad akan ke tanah Arab menemui sang nabi. Di tengah jalan, dia bertemu rombongan pedagang Arab yang akhirnya menjual dirinya sebagai budak. Dia akhirnya  dibeli oleh seseorang dari Bani Quraidzah asal Madinah dan dibawa ke sana.

Hingga kemudian tibalah saat hijrah nabi. Warga Madinah diliputi kabar kedatangan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Namun, saat itu Rasulullah masih berada di Quba. Tak sabar menunggu, si pemuda pergi ke Quba setelah pekerjaannya selesai. Namun, ia ingin memastikan ciri nabi seperti yang diwasiatkan seorang saleh di Romawi. Semua ciri tersebut akhirnya terbukti.

BACA JUGA: Kisah Keji Pasukan Mongol Hancurkan Kota-kota Peradaban Islam

Ia yang tak layak lagi disebut pemuda segera tersungkur di hadapan Rasulullah, tak kuasa menahan air mata. Ia telah menghabiskan banyak usia untuk mencari kebenaran, hingga bertemu Rasulullah adalah cita-cita terakhirnya.

Setelah bertemu, maka keharuan begitu terasa di hati sang pemuda. Ia seakan bertemu seseorang yang seumur hidup ia rindukan. Ia pun memeluk Rasulullah.

Nabiyullah dengan lemah lembut pun memintanya menceritakan keadaannya. Si pemuda pun mengisahkan perjalanan panjangnya itu. Para sahabat yang juga ikut mendengarnya merasa takjub dan terharu.

Si pemuda ini merupakan salah seorang sahabat Rasul yang terkenal, yaitu Salman al-Farisi. Kisah tersebut dikabarkan oleh Ibnu Abbas, riwayat Imam Ahmad, ath-Thabrani, Ibnu Sa’ad, dan al-Baihaqi.

Status budaknya dibebaskan dengan bantuan Rasulullah dan para sahabat. Ia tak pernah luput dalam pasukan Muslimin. Kiprahnya yang terkenal di antaranya saat Perang Khandak. Ide penggalian parit merupakan usulan Salman. []

SUMBER: REPUBLIKA

  • Bagikan Yuk :
Tags: Kisah SpiritualsahabatSalman al-FarisisirahSirah Nabawiyah
Yudi

Yudi

Related Posts

Foto: Freepik

Kisah Umar bin Khattab dan Wanita Faqir Miskin

16 April 2021
Awal Keislaman Abu Bakar

Kaum Muslimin Bisa Shalat di Kabah Setelah Umar bin Khattab Memeluk Islam

14 April 2021
Ilustrasi. Foto: Istock

Doa agar Terhindar dari Sifat Kikir

10 April 2021
Foto: Unsplash

Cara Rasulullah Menenangkan Khadijah saat Putranya Wafat

9 April 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Ilustrasi. Foto: 
Makkah

Tradisi Sufrah, Kebiasaan Unik saat Buka Puasa Selama Ramadhan di Masjidil Haram

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Ramadhan

Tutup Pintu dan Jendela Hawa Nafsu

Redaktur Laras Setiani
20 menit ago
Kemuliaan yang Diperoleh Abu Ayyub
Ibrah

Ini Pelajaran Berharga yang Dapat Dipetik dari Kisah Ashabul Ukhdud

Redaktur Eneng Susanti
50 menit ago
Foto: Google Image
Sosok

Dr. Hamid Choi Yong, Terjemahkan Al-Qur’an ke dalam Bahasa Korea Selama 7 Tahun

Redaktur Yudi
1 jam ago
Foto: Freepik
Islam 4 Beginner

10 Jurus Agar Rezeki Selalu Menghampiri Kita

Redaktur Dini Koswarini
2 jam ago
ADVERTISEMENT

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Share via
  • Bagikan Yuk :
  • Twitter
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Digg
  • Email
  • Buffer
  • Pocket
  • Gmail
  • Comments
  • Subscribe
  • Facebook Messenger
  • LiveJournal
  • Bagikan Yuk :
We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications
Send this to a friend