SHALAT adalah tiang agama dalam Islam. Ia merupakan pembeda utama antara Muslim dan non-Muslim, sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ:
“Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat. Barang siapa yang meninggalkannya, maka sungguh ia telah kafir.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, dan lainnya)
Namun realitanya, tidak sedikit orang yang secara identitas mengaku Muslim, bahkan mencantumkan Islam di KTP-nya, tetapi dalam kesehariannya tidak pernah menunaikan shalat. Apa yang menjadi penyebab fenomena ini? Artikel ini akan mengulas beberapa faktor utama yang mendorong seseorang untuk mengaku Islam tapi meninggalkan kewajiban shalat.
BACA JUGA: Sebab Terhalang Shalat Malam
1. Islam Hanya Sebatas Identitas, Bukan Keyakinan
Banyak orang dilahirkan dari keluarga Muslim, dibesarkan di lingkungan Islam, namun tidak benar-benar memahami apa itu Islam. Mereka merasa cukup dengan status “Islam” tanpa menggali lebih dalam ajaran dan kewajiban agama.
Akibatnya, keislaman hanya sebatas formalitas, bukan keyakinan yang tertanam di hati. Shalat yang seharusnya menjadi penghubung langsung antara hamba dan Tuhannya pun dianggap tidak penting.
2. Kurangnya Ilmu dan Pemahaman Agama
Salah satu penyebab utama seseorang meninggalkan shalat adalah kebodohan terhadap agama. Banyak orang tidak tahu keutamaan shalat, tidak paham ancaman bagi yang meninggalkannya, dan tidak sadar bahwa shalat adalah pondasi keimanan.
Rasa malas atau acuh tak acuh terhadap shalat sering kali muncul karena tidak adanya pemahaman bahwa shalat bukan sekadar kewajiban, melainkan kebutuhan jiwa manusia. Tanpa ilmu, seseorang akan mudah meremehkan perkara besar.
3. Lingkungan yang Tidak Mendukung
Lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Jika seseorang tumbuh di tengah keluarga atau pergaulan yang tidak peduli pada shalat, besar kemungkinan ia pun akan ikut terbawa.
Di tempat kerja, sekolah, atau pertemanan yang abai terhadap nilai-nilai agama, seseorang bisa merasa tidak perlu menunaikan shalat. Bahkan bisa merasa aneh jika tiba-tiba ia ingin melakukannya.
4. Terjebak dalam Gaya Hidup Duniawi
Kesibukan kerja, hiburan, dan rutinitas duniawi sering kali membuat orang lupa kepada Tuhannya. Shalat dianggap mengganggu aktivitas atau hanya menambah beban. Padahal, shalat justru bisa menjadi penenang dan penyeimbang di tengah hiruk pikuk kehidupan dunia.
Ironisnya, ada yang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk media sosial, hiburan, atau pekerjaan, tetapi merasa berat untuk mengambil lima menit untuk shalat.
5. Merasa Dosa Sudah Terlalu Banyak
Ada juga orang yang merasa dirinya terlalu kotor, terlalu banyak dosa, sehingga malu untuk shalat. Mereka beranggapan bahwa shalat hanya pantas dilakukan oleh orang saleh. Padahal, justru shalat adalah jalan untuk membersihkan dosa dan mendekatkan diri kepada Allah.
Allah tidak menutup pintu bagi siapa pun yang ingin kembali. Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Katakanlah (wahai Muhammad): Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa.” (QS. Az-Zumar: 53)
6. Menunda-Nunda Taubat
Ada pula yang sadar bahwa shalat itu penting, tapi selalu menunda. Mereka berkata, “Nanti saja kalau sudah tua.” Atau, “Kalau sudah mapan baru mau tobat.”
Penundaan seperti ini adalah tipu daya syaitan. Tidak ada jaminan bahwa usia kita akan sampai ke masa tua. Kematian bisa datang kapan saja, dan kita akan dimintai pertanggungjawaban atas shalat yang ditinggalkan.
7. Terpengaruh Paham Sekuler atau Liberal
Sebagian orang terpengaruh pemikiran yang memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. Mereka menganggap bahwa agama adalah urusan pribadi, dan tidak perlu ditunjukkan dalam tindakan seperti shalat.
Paham ini bisa membuat orang merasa tidak perlu menjalankan kewajiban agama, selama hatinya “baik”. Padahal, dalam Islam, keimanan itu tidak cukup hanya di hati, tapi juga harus diwujudkan dalam perbuatan.
BACA JUGA: Lebih dari 60 Persen Muslim Indonesia Tidak Konsisten Shalat Wajib, Mengapa?
Apa Dampaknya Jika Seseorang Tidak Pernah Shalat?
Islam sangat tegas dalam menjelaskan bahaya meninggalkan shalat:
-
Dosa besar – Meninggalkan shalat dengan sengaja termasuk dalam dosa besar, bahkan ada ulama yang menganggapnya sebagai kekafiran.
-
Hati menjadi keras – Orang yang tidak shalat cenderung kehilangan rasa takut kepada Allah, dan hatinya jauh dari ketenangan.
-
Tidak ada pertolongan di akhirat – Rasulullah ﷺ tidak menjanjikan syafaat bagi orang yang meremehkan shalat.
-
Hidup terasa sempit – Allah menjelaskan bahwa siapa yang berpaling dari peringatan-Nya akan hidup dalam kesempitan (QS. Thaha: 124).
Kembali ke Jalan Allah
Meninggalkan shalat bukan akhir dari segalanya. Pintu taubat selalu terbuka. Tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada Allah, memperbaiki diri, dan mulai menunaikan shalat.
Shalat adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, sumber kekuatan hati, dan penyejuk jiwa di tengah kesibukan dunia. Jangan tunggu nanti. Jangan tunggu tua. Shalat adalah kebutuhan, bukan sekadar kewajiban. []