• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 1 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

3 Faktor Ibadah Bisa Jadi Riya

Oleh Yudi
10 bulan lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
tanda orang berakal, keislaman, islam, riya, habib, adab, muslim

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

RAJIN ibadah tapi ingin dilihat orang? Itu riya namanya. Dalam melaksanakan ibadah hendaknya diniatkan dengan ikhlas. Tapi, manusia tentunya tidak lepas dari khilaf. Adakalanya, niat ibadah itu ternodai dengan keinginan tersembunyi. Seharusnya ditunjukkan pada Allah, tapi malah dipamerkan pada manusia.

Bagaimana hubungan ibadah dengan sifat riya? Apa jadinya ibadah jika disertai riya?

Hubungan ibadah dan riya, ada tiga bentuk.

BACA JUGA: Tidak Jadi Beramal karena Takut Riya? Ustadz Firanda Adirja

ArtikelTerkait

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

Agar Mudah Bangun Malam

Akibat Orang Kaya Tapi Tidak Mau Berkurban: Tinjauan Hukum dan Etika Islam

KUIS: Apakah Saya Orang Overthinking?

Pertama, Motivasi ibadah seseorang yang murni ingin dilihat manusia. Maksudnya, orang yang melakukan shalat karena ingin dilihat orang lain agar dipuji. Contohnya, menantu yang sholat dengan niat ingin dipuji mertua. Nah, riya yang disengaja seperti itu bisa membatalkan ibadah.

Kedua, riya yang menghampiri di tengah-tengah pelaksanaan ibadah. Maksudnya, seseorang yang memulai ibadahnya dengan ikhlas, tapi kemudian niatnya berubah karena terserang riya. Contohnya, ikhwan yang membaca al Qur’an dengan suara pelan saat sedang sendirian, tapi tiba-tiba dikeraskan dengan niat supaya terdengar oleh akhwat yang tiba-tiba melintas di depannya.

Kasus seperti itu tidak terlepas dari dua keadaan. Jika awal ibadah tidak berkaitan dengan akhir ibadah, maka ibadah yang dilakukan dibagian awal itu sah, sedangkan yang bagian akhir itu batal karena tercampur Riya. Contohnya, sedekah.

Awalnya seseorang bersedekah Rp 50 dengan ikhlas, kemudian ia bersedekah Rp 100 lagi karena ingin dipuji. Maka, yang pertama sah, dan yang kedua itu batal ibadahnya.

Jika awal ibadah itu terikat erat dengan akhir ibadah, maka ini akan merujuk pada dua kondisi.

Seseorang yang berusaha melawan riya dan merasa tidak tenang dengan keadaan tersebut, bahkan berusah berpaling dari riya dan membencinya. Maka riya yang demikian tidak berpengaruh apapun terhadap ibadahnya. Ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya Allah mengampuni bisikan hati dari umatku selama tidak dilakukan atau diucapkan.”

Sedangkan, seseorang merasa tenang dengan riya dan tidak berusaha melawan, maka seluruh ibadahnya (dari awal sampai akhir) menjadi batal. Karena awal ibadah berkaitan dengan akhir ibadah.

Contohnya, sholat. Seseorang memulai shalat dengan ikhlas karena Allah Ta’ala, tapi pada rakaat kedua terserang riya, maka seluruh shalat dari rakaat satu hingga terakhir menjadi batal Karena rakaat pertama masih memiliki keterkaitan dengan rakaat terakhir.

Advertisements

Ketiga, riya yang menyerang usai berakhirnya ibadah. Pada kondisi ini tidak berpengaruh sama sekali dan tidak membatalkan ibadah yang dilakukan. Karena ibadah telah sempurna dilakukan dengan ikhlas maka hadirnya riya usai ibadah tidak merusak ibadah tersebut.

Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa yang merasa senang dengan kebaikannya dan gelisah karena keburukannya maka dialah seorang mukmin.”

Ketika, Nabi SAW ditanya tentang hal ini, beliau bersabda, “Itulah kabar gembira yang disegerakan bagi orang beriman.”

BACA JUGA: 4 Tanda Riya

Dengan demikian, seorang muslim perlu memperhatikan ibadahnya mulai dari awal hingga akhir. Jangan sampai ibadah yang dikerjakan itu ternodai keikhlasannya oleh riya, dan pahalanya terkikis habis oleh dosa karena riya tersebut.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal ibadah itu bergantung pada niat.” Maka, dalam mengerjakan ibadah tentunya keikhlasan niat tersebut harus dijaga agar tetap lurus ‘lillahi ta’ala’ baik di awal, di tengah, maupun di akhir pelaksanaanya. []

Sumber: Majmu’ Fatawa, Al-Allamah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah (2:29,30).

Tags: ibadahRiya
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kenapa Tidak Boleh Makan dan Minum dengan Tangan Kiri?

Next Post

3 Bagian Sabar dan Kuncinya

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Cara Cari Jodoh, Renungan, Khadijah binti Khuwailid

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

1 Juni 2025
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam, shalat tahajud, Bangun Malam

Agar Mudah Bangun Malam

29 Mei 2025
kurban

Akibat Orang Kaya Tapi Tidak Mau Berkurban: Tinjauan Hukum dan Etika Islam

29 Mei 2025
Perilaku Aneh, Overthinking

KUIS: Apakah Saya Orang Overthinking?

29 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Jin, Hantu

Benarkah Hantu Itu Tidak Ada? Apa Buktinya?

Oleh Dini Koswarini
1 Juni 2025
0

Ciri Orang Bermental Miskin

Ciri-ciri Orang Bermental Miskin

Oleh Dini Koswarini
1 Juni 2025
0

munafik, Ketertipuan, Ciri Munafik

Orang Munafik di Akhir Zaman, Siapa Saja?

Oleh Dini Koswarini
1 Juni 2025
0

Ciri Kiamat Besar, Hari Kiamat, Akhir Zaman

92 Prediksi Akhir Zaman yang Menjadi Kenyataan: Bukti Kenabian Muhammad ﷺ

Oleh Saad Saefullah
1 Juni 2025
0

air, masturbasi, was-was, banjir,wudhu, kencing batu, urin

Bahaya Air Seni atau Urin Berwarna Kuning Pekat

Oleh Yudi
1 Juni 2025
0

Terpopuler

10 Hal Yang Tidak Boleh Terlewat oleh Suami Istri sebelum Tidur setiap Malam

Oleh Dini Koswarini
1 Juni 2025
0
Jima, Suami Istri

Bagi suami istri, momen sebelum tidur bukan hanya waktu untuk beristirahat fisik, tapi juga saat yang penuh berkah untuk memperkuat...

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

92 Prediksi Akhir Zaman yang Menjadi Kenyataan: Bukti Kenabian Muhammad ﷺ

Oleh Saad Saefullah
1 Juni 2025
0
Ciri Kiamat Besar, Hari Kiamat, Akhir Zaman

BUKTI kenabian Rasulullah Muhammad ﷺ semakin banyak terbukti di akhir zaman ini.

Lihat LebihDetails

Bisakah Mimpi Melihat Allah? Ini Kata Tokoh Lembaga Fatwa Mesir

Oleh Yudi
7 November 2021
0
Melihat Allah

Sebelumnya juga ada sebuah pertanyaan yang diajukan kepada Lembaga Fatwa Mesir tentang mungkinkan melihat Allah SWT di dunia.

Lihat LebihDetails

Tragedi Kereta Api Bintaro: Luka Mendalam dalam Sejarah Transportasi Indonesia

Oleh Yudi
31 Mei 2025
0
kereta bintaro, kereta

Di hari itu, dua rangkaian kereta api bertabrakan di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, menyebabkan ratusan orang meninggal dunia dan luka-luka.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.