• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 14 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

3 Faktor Ibadah Bisa Jadi Riya

Oleh Yudi
9 bulan lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
tanda orang berakal, keislaman, islam, riya, habib, adab, muslim

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

RAJIN ibadah tapi ingin dilihat orang? Itu riya namanya. Dalam melaksanakan ibadah hendaknya diniatkan dengan ikhlas. Tapi, manusia tentunya tidak lepas dari khilaf. Adakalanya, niat ibadah itu ternodai dengan keinginan tersembunyi. Seharusnya ditunjukkan pada Allah, tapi malah dipamerkan pada manusia.

Bagaimana hubungan ibadah dengan sifat riya? Apa jadinya ibadah jika disertai riya?

Hubungan ibadah dan riya, ada tiga bentuk.

BACA JUGA: Tidak Jadi Beramal karena Takut Riya? Ustadz Firanda Adirja

ArtikelTerkait

7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak di Dalam Rumah: Solusi Praktis dan Alami

Kenapa Seorang Muslim Meninggalkan Tahajjud?

Lelaki-lelaki yang Akan Ditarik ke Neraka

10 Muwashofat (Karakteristik) Seorang Muslim

Pertama, Motivasi ibadah seseorang yang murni ingin dilihat manusia. Maksudnya, orang yang melakukan shalat karena ingin dilihat orang lain agar dipuji. Contohnya, menantu yang sholat dengan niat ingin dipuji mertua. Nah, riya yang disengaja seperti itu bisa membatalkan ibadah.

Kedua, riya yang menghampiri di tengah-tengah pelaksanaan ibadah. Maksudnya, seseorang yang memulai ibadahnya dengan ikhlas, tapi kemudian niatnya berubah karena terserang riya. Contohnya, ikhwan yang membaca al Qur’an dengan suara pelan saat sedang sendirian, tapi tiba-tiba dikeraskan dengan niat supaya terdengar oleh akhwat yang tiba-tiba melintas di depannya.

Kasus seperti itu tidak terlepas dari dua keadaan. Jika awal ibadah tidak berkaitan dengan akhir ibadah, maka ibadah yang dilakukan dibagian awal itu sah, sedangkan yang bagian akhir itu batal karena tercampur Riya. Contohnya, sedekah.

Awalnya seseorang bersedekah Rp 50 dengan ikhlas, kemudian ia bersedekah Rp 100 lagi karena ingin dipuji. Maka, yang pertama sah, dan yang kedua itu batal ibadahnya.

Jika awal ibadah itu terikat erat dengan akhir ibadah, maka ini akan merujuk pada dua kondisi.

Seseorang yang berusaha melawan riya dan merasa tidak tenang dengan keadaan tersebut, bahkan berusah berpaling dari riya dan membencinya. Maka riya yang demikian tidak berpengaruh apapun terhadap ibadahnya. Ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya Allah mengampuni bisikan hati dari umatku selama tidak dilakukan atau diucapkan.”

Sedangkan, seseorang merasa tenang dengan riya dan tidak berusaha melawan, maka seluruh ibadahnya (dari awal sampai akhir) menjadi batal. Karena awal ibadah berkaitan dengan akhir ibadah.

Contohnya, sholat. Seseorang memulai shalat dengan ikhlas karena Allah Ta’ala, tapi pada rakaat kedua terserang riya, maka seluruh shalat dari rakaat satu hingga terakhir menjadi batal Karena rakaat pertama masih memiliki keterkaitan dengan rakaat terakhir.

Advertisements

Ketiga, riya yang menyerang usai berakhirnya ibadah. Pada kondisi ini tidak berpengaruh sama sekali dan tidak membatalkan ibadah yang dilakukan. Karena ibadah telah sempurna dilakukan dengan ikhlas maka hadirnya riya usai ibadah tidak merusak ibadah tersebut.

Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa yang merasa senang dengan kebaikannya dan gelisah karena keburukannya maka dialah seorang mukmin.”

Ketika, Nabi SAW ditanya tentang hal ini, beliau bersabda, “Itulah kabar gembira yang disegerakan bagi orang beriman.”

BACA JUGA: 4 Tanda Riya

Dengan demikian, seorang muslim perlu memperhatikan ibadahnya mulai dari awal hingga akhir. Jangan sampai ibadah yang dikerjakan itu ternodai keikhlasannya oleh riya, dan pahalanya terkikis habis oleh dosa karena riya tersebut.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal ibadah itu bergantung pada niat.” Maka, dalam mengerjakan ibadah tentunya keikhlasan niat tersebut harus dijaga agar tetap lurus ‘lillahi ta’ala’ baik di awal, di tengah, maupun di akhir pelaksanaanya. []

Sumber: Majmu’ Fatawa, Al-Allamah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah (2:29,30).

Tags: ibadahRiya
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kenapa Tidak Boleh Makan dan Minum dengan Tangan Kiri?

Next Post

3 Bagian Sabar dan Kuncinya

Yudi

Yudi

Terkait Posts

kecoak

7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak di Dalam Rumah: Solusi Praktis dan Alami

14 Mei 2025
Waktu Terbaik Shalat Tahajjud, Qadha Shalat, amal penghapus dosa, Keistimewaan Shalat Tahajud, Shalat Sunah Rawatib, Witir, Waktu Shalat Sunnah Shubuh, Tahajjud

Kenapa Seorang Muslim Meninggalkan Tahajjud?

12 Mei 2025
Ciri Suami Red Flag, Lelaki

Lelaki-lelaki yang Akan Ditarik ke Neraka

12 Mei 2025
Shalat Khusyu, Shalat Tarawih, Muwashofat

10 Muwashofat (Karakteristik) Seorang Muslim

12 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Uang Istri, sedekah, gaji

Adakah Penduduk Indonesia yang Masih Mendapatkan Gaji hanya 2 Juta / Bulan?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

siswa ,tawuran

7 Cara Mendisiplinkan Siswa yang Sering Tawuran: Pendekatan Tegas tapi Manusiawi

Oleh Yudi
14 Mei 2025
0

kecoak

7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak di Dalam Rumah: Solusi Praktis dan Alami

Oleh Yudi
14 Mei 2025
0

Konstantinopel

Berapa Jarak Waktu yang Disebutkan oleh Rasulullah dengan Penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0

Mobil

Mobil Listrik vs Hybrid: Apa Bedanya dan Mending Pilih Mana?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Terpopuler

Shalat Dhuha, Sebaiknya Dilakukan di Jam Ini

Oleh Saad Saefullah
4 Juni 2024
0
Surat yang Harus Dibaca ketika Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Rawatib, Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib, Tata cara shalat, , Hukum Baca Surah yang Sama dalam Shalat, Hukum Menqadha Shalat untuk Orang yang Sudah Meninggal, Shalat Sunnah, Pahala dan Keutamaan Shalat Dhuha, Sunnah, Allahu Akbar, Shalat Tasbih, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh

Waktu shalat Dhuha diawali sejak naiknya matahari, yaitu sekitar ¼ jam setelah munculnya matahari.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Khasiat Air Rendaman Kurma (Nabeez)

Oleh Haura Nurbani
13 Mei 2025
0
Nabeez

Ada beberapa hadits yang menyebutkan tentang cara membuat air nabeez ini, salah satunya yang diriwayatkan Imam Muslim.

Lihat LebihDetails

25 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Tempat Kerja

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0
Cara Pengembangan Diri, Zakat Online, Tips Agar Nggak Ngantuk di Siang Hari, keutamaan syukur, Cara Jaga Hati yang Sehat, Syarat Bekerja dalam Islam, Tempat Kerja

Apa saja hal-hal yang tampaknya sepele, tapi sebenarnya berdampak besar jika dilakukan di tempat kerja?

Lihat LebihDetails

Berapa Jarak Waktu yang Disebutkan oleh Rasulullah dengan Penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0
Konstantinopel

Rasulullah ﷺ dalam haditsnya menyebut penaklukan Konstantinopel sebagai salah satu kabar gembira bagi umat Islam.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.