PERSELINGKUHAN adalah salah satu penyebab utama keretakan dalam rumah tangga. Ketika seorang suami memilih untuk mengkhianati istrinya, hal itu bukan hanya melukai kepercayaan, tapi juga menghancurkan fondasi hubungan yang telah dibangun bersama. Banyak yang bertanya, mengapa seorang suami sampai tega selingkuh? Apakah sekadar nafsu, atau ada alasan yang lebih dalam?
Berikut beberapa alasan umum yang sering ditemukan:
1. Merasa Tidak Dihargai di Rumah
Banyak pria yang mengungkapkan bahwa mereka merasa kurang dihargai oleh istri mereka. Bukan berarti mereka ingin dipuja-puji terus-menerus, tetapi rasa dihormati, didengar, dan dianggap penting menjadi kebutuhan emosional yang kuat. Ketika seorang suami merasa diremehkan atau selalu disalahkan, ia mungkin mencari penghargaan itu di luar rumah.
BACA JUGA: Ini Dia Ciri-ciri Suami yang Tidak Mau Mendengarkan Istri
2. Komunikasi yang Buruk
Komunikasi adalah kunci dalam setiap hubungan. Namun, seiring waktu, banyak pasangan yang terjebak dalam rutinitas, berbicara hanya soal tugas harian tanpa membahas perasaan atau kebutuhan satu sama lain. Ketika komunikasi memburuk, kesalahpahaman bertumpuk, dan keintiman emosional pun menurun. Ini bisa membuka celah bagi kehadiran orang ketiga.
3. Kurangnya Kehidupan Seksual yang Memuaskan
Kebutuhan fisik tetap penting dalam pernikahan. Jika hubungan seksual menjadi jarang, terasa hambar, atau dipenuhi penolakan, beberapa suami bisa merasa frustrasi. Sayangnya, sebagian memilih jalan pintas: mencari kepuasan fisik di luar pernikahan daripada membicarakan dan memperbaiki masalah bersama pasangannya.
4. Godaan Lingkungan
Lingkungan sosial saat ini penuh dengan godaan — dari media sosial, pergaulan di kantor, hingga aplikasi kencan yang mudah diakses. Bahkan suami yang sebenarnya bahagia dalam pernikahan pun bisa tergoda jika tidak waspada. Sedikit perhatian dari orang lain, rasa penasaran, atau ingin menguji diri sendiri bisa berujung pada perselingkuhan.
5. Krisis Usia atau Ingin Merasa “Muda” Kembali
Beberapa pria, terutama yang memasuki usia 40-an atau 50-an, mengalami apa yang disebut krisis paruh baya. Mereka merasa tidak lagi muda, tidak lagi menarik, atau tidak lagi punya “gairah” hidup. Hubungan baru bisa memberikan sensasi kembali muda, berpetualang, dan merasa diinginkan.
6. Balas Dendam Emosional
Ada kasus di mana suami selingkuh karena merasa sakit hati terhadap istrinya — mungkin karena pernah disakiti secara emosional, diabaikan, atau bahkan karena istrinya dulu pernah melakukan kesalahan besar. Perselingkuhan dalam konteks ini menjadi bentuk pelampiasan atau balas dendam, meskipun tentu ini bukan pembenaran.
7. Kurangnya Kematangan Emosional
Tidak semua orang yang menikah benar-benar siap secara emosional untuk komitmen seumur hidup. Ada suami yang pada dasarnya masih egois, sulit mengendalikan impuls, dan belum sepenuhnya dewasa dalam menghadapi masalah. Ketidakmatangan ini membuatnya lari dari masalah dan mencari “pelarian” melalui hubungan di luar nikah.
8. Hubungan Pernikahan yang Sudah “Hambar”
Pernikahan yang tidak lagi memiliki kehangatan, keintiman, atau rasa saling mendukung bisa terasa seperti beban. Ketika seorang suami merasa terjebak dalam hubungan yang kering tanpa usaha perbaikan dari kedua belah pihak, ia bisa mencari pelarian emosional dan fisik di luar.
9. Tidak Ada Rasa Takut Akan Kehilangan
Beberapa suami berpikir bahwa istri mereka akan selalu “mengerti” atau memaafkan, sehingga mereka merasa tidak ada risiko besar. Ini bisa disebabkan oleh pola hubungan yang tidak seimbang, di mana istri terlalu sering memaafkan tanpa ada konsekuensi nyata. Rasa aman yang berlebihan ini bisa membuat mereka meremehkan akibat dari perselingkuhan.
BACA JUGA: Jika Istri Menolak Hubungan Intim dengan Suami, Apakah Nusyuz?
10. Sifat Dasar yang Tidak Setia
Terakhir, ada juga suami yang memang memiliki kecenderungan dasar untuk tidak setia. Ini bukan soal keadaan rumah tangga, tapi soal karakter. Ada orang yang memang sulit berkomitmen hanya pada satu pasangan, selalu mencari sensasi baru, dan tidak puas dengan satu hubungan saja.
Perselingkuhan suami terhadap istri tidak pernah bisa dibenarkan, apapun alasannya. Namun memahami mengapa itu terjadi bisa membantu kita mencegahnya, memperbaiki hubungan, atau bahkan mengambil keputusan yang lebih bijaksana untuk masa depan.
Kunci utamanya adalah komunikasi terbuka, saling menghargai, memelihara keintiman emosional dan fisik, serta membangun rasa saling percaya yang kuat. Pernikahan yang sehat membutuhkan kerja keras dari kedua belah pihak, bukan hanya salah satu. []