• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 13 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Zainab dan Abu aI-Ash bin Rabi’, Dipisahkan dan Disatukan oleh Islam (Bagian 2 Habis)

Oleh Yudi
6 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
hari kiamat, Surat Al-An'am

Ilustrasi: Unsplash

0
BAGIKAN

MASA-masa perpisahan yang berat dijalani oleh Zainab dan suaminya. Rasa rindu dan cinta terhalang oleh akidah yang berbeda. Meski kehidupan tetap berjalan, namun sebuah ruang dalam hati mereka terasa sunyi dan hampa.

Enam tahun sudah mereka berpisah.

Suatu ketika, Abu aI-Ash bin Rabi’ dan rombongannya kembali ke Makkah usai berdagang di negeri Syam. Hasil dagangan yang mereka bawa cukup banyak, sebab selain hartanya sendiri, Abu al-Ash bin Rabi’ pun membawa hasil dagang penduduk Makkah yang dititipkan kepadanya.

Di tengah jalan, kabilah dagang itu berpapasan dengan pasukan patroli kaum Muslimin. Suasana tegang antara kaum Muslimin dan kaum musyrikin menjadikan kedua kubu saling menyerang. Apalagi saat itu kondisi kaum Muslimin sedang siaga. Rombongan dagang Abu aI-Ash bin Rabi’ pun dikepung. Tentara Muslim merampas seluruh seluruh harta yang mereka bawa. Abu aI-Ash ketakutan, lalu melarikan diri dan bersembunyi.

ArtikelTerkait

Inilah Kisah Perang Badar antara Kaum Muslim dan Kaum Quraisy

Kejahatan-kejahatan Musailamah Al-Kadzdzab, Apa Saja?

Sering Tidak Dianggap, Padahal Inilah Jasa-jasa Besar Muawiyah bin Abi Sufyan untuk Islam

Kenapa pada Saat Nabi Muhammad ﷺ Lahir Disebut Tahun Gajah?

BACA JUGA: Zainab dan Abu aI-Ash bin Rabi Dipisahkan dan Disatukan oleh Islam (Bagian 1)

Malam harinya, Abu aI-Ash bin Rabi’ menuju kota Madinah. Sungguh, bukan hal mudah baginya untuk masuk ke kandang lawan. Bisa saja ia ditangkap dan kembali menjadi tawanan. Namun ilham yang terbit dalam hatinya mengalahkan semua rasa gamang. la menuju rumah Zainab dan meminta perlindungan darinya.

“Maukah engkau masuk Islam, wahai Abul Ash?” tanya Zainab penuh harap ketika melihat suaminya datang.

Tidak, Zainab. Bahkan, aku ini sedang melarikan diri,” jawab Abu al-Ash bin Rabi’.

Mendengar jawaban suaminya itu membuat Zainab sangat sedih. Meski hatinya sedih, Zainab tetap menolong suaminya, sebagai anak dari bibinya. Ia lantas datang kepada Rasulullah dan kaum Muslimin untuk memberitahukan perlindungan yang ia berikan kepada Abu al-Ash. Mendapati hal itu, Rasulullah berpesan kepada putrinya, “Wahai putriku, muliakanlah dia sebagai ayah dari anak-anakmu dan putra bibimu, namun jangan sekali-sekali engkau izinkan dia mendekatimu, karena engkau tidak halal baginya.”

“Baik, Ayah,” jawab Zainab.

Zainab kembali ke rumahnya. Lantas berkata, “Tidakkah berat bagimu perpisahan ini? Masuk Islamlah, wahai Abul Ash dan tinggallah bersama kami.”

“Tidak. Aku kemari untuk mengambil hartaku,” jawab Abu al-Ash bin Rabi’.

Advertisements

Ketika mengetahui keinginan menantunya, Rasulullah memerintahkan para sahabat yang berkenan, untuk mengembalikan harta Abu aI-Ash bin Rabi’. Mereka pun patuh. Satu per satu para sahabat datang untuk mengembalikan hartanya, termasuk timba, selimut, hingga kayu kecil untuk mengangkat karung. Abu al-Ash bin Rabi’ mendapatkan hartanya kembali tanpa kurang sedikit pun.

“Terima kasih, wahai ayah Rasulullah. Izinkan saya kembali ke Makkah,” pamit Abu Al-Ash bin Rabi’. Jauh dalam lubuk hatinya, ia kagum kepada Rasulullah dan kaum Muslimin. Perlakuan mereka kepadanya sungguh berlawanan dengan perlakuan kaumnya terhadap mereka.

Sesampainya di Makkah, Abu aI-Ash bin Rabi’ membagi-bagikan harta dagang titipan itu kepada para pemiliknya.

“Apakah kalian sudah menerima harta kalian? Adakah dari kalian yang belum menerima bagiannya?” seru Abu aI-Ash.

BACA JUGA: Zainab Binti Khuzaimah, Ibu Kaum Miskin

“Tidak ada, wahai Abul Ash! Kami telah menerima harta kami. Semoga Allah merahmatimu, karena engkau adalah seorang mulia yang selalu menepati janji,” jawab kaum Quraisy.

“Baiklah! Tidak ada lagi yang menghalangiku untuk mengucapkan asy-hadu alla ilciha illallcih wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. Harta kalian telah aku berikan. Aku tak ingin kalian menyangkaku memakan harta kalian. Sungguh, aku tidak melakukannya. Aku ingin masuk Islam tanpa meninggalkan cela,” kata Abu al-Ash bin Rabi’.

Orang-orang saling berbisik mendengar pengakuan Abu al-Ash bin Rabi’. Namun, tak seorang pun berani berbuat banyak, sebab Abul Ash adalah seorang yang terhormat di kalangan mereka.

Abu aI-Ash bin Rabi’ kembali lagi ke Madinah. Ketika tiba di hadapan Rasulullah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, kemarin engkau memberiku perlindungan. Sekarang, aku datang untuk mengucapkan persaksian bahwa tiada sembahan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah.”

Rasulullah menatap menantunya sembari tersenyum penuh rasa syukur. Bertahun-tahun lamanya bertahan dalam kekufuran, akhirnya menantunya mendapat hidayah.

“Ikutlah denganku, wahai Abul Ash!” kata beliau.

Rasulullah mengajak Abu aI-Ash bin Rabi’ ke rumah Zainab. Sesampainya di rumah Zainab, beliau mengetuk pintu. Zainab membukanya dan ia terkejut mendapati Rasulullah bersama suaminya.

“Putriku, suamimu datang kepadaku dan meminta rujuk denganmu. Maukah kau menerimanya?”

Wajah Zainab seketika bersemu merah. Kebahagiaan berbunga dalam hatinya. Hari yang ditunggu-tunggunya telah tiba. Islam menyatukan kembali dua insan yang saling mencintai itu.

Lengkaplah kebahagiaan Zainab dan Abu al-Ash bin Rabi’.Mereka hidup dalam naungan Islam. Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Tahun 8 H, atau setahun setelah mereka bersatu kembali, Zainab meninggal dunia. Abu al-Ash bin Rabi’ begitu sedih. Zainab yang mengisi hatinya dengan keharuman cinta kasih telah pergi. Zainab telah setia menunggunya bertahun-tahun untuk mendapatkan nur Ilahi. Zainab yang memberinya perlindungan saat ia dalam pelarian. Zainab yang mempertahankan cinta untuknya meski keyakinan dan jarak memisahkan mereka.

BACA JUGA: Kekuatan Cinta Zainab dan Abul ‘Ash

Zainab yang melahirkan Ali dan Umamah untuknya. Segala hal tentang keindahan Zainab berputar-putar dalam pikiran Abu aI-Ash bin Rabi’. Ia menangisi wanita yang teramat ia cintai itu dengan keras hingga Rasulullah mendekat untuk menghapus air mata dan menenangkannya.

“Aku tidak kuasa menanggung hidup tanpa Zainab, wahai Rasulullah, ” ucap Abu al-Ash bin Rabi.

Dua tahun kemudian, Abu al-Ash bin Rabi’ pun harus kembali kepada Dia yang Mahapencipta. Kepergiannya seolah ingin menyusul kekasih tercintanya Zainab.

Sumber: 77 Cahaya Cinta di Madinah/ Penulis: Umu Rumaisha/ Penerbit: al-Qudwah Publishing/ Februari, 2015

Tags: abu al ash bin rabisahabatsirahzainab
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Selamat Dunia Akhirat dengan Menjadikan al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup

Next Post

Abdullah bin Umar, Mengikuti Jejak Nabi sejak Masih Kecil

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Nabi Musa, Qabil dan Habil, Nabi Adam, Akhir Zaman, Perang Badar

Inilah Kisah Perang Badar antara Kaum Muslim dan Kaum Quraisy

8 Mei 2025
Musailamah Al-Kadzdzab

Kejahatan-kejahatan Musailamah Al-Kadzdzab, Apa Saja?

16 April 2025
Damaskus

Sering Tidak Dianggap, Padahal Inilah Jasa-jasa Besar Muawiyah bin Abi Sufyan untuk Islam

3 April 2025
Raja Abrahah, Tahun Gajah

Kenapa pada Saat Nabi Muhammad ﷺ Lahir Disebut Tahun Gajah?

1 April 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

minyak bumi

Berapa Cadangan Minyak Bumi Indonesia? Kondisi Terkini dan Proyeksi Masa Depan

Oleh Yudi
13 Mei 2025
0

perang dunia

6 Teori Soal Kapan Terjadinya Perang Dunia Ketiga, Mana yang Pasti?

Oleh Yudi
13 Mei 2025
0

Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

Oleh Saad Saefullah
13 Mei 2025
0

Baitul Maqdis

Dajjal pun Tak Bisa Menaklukkan Baitul Maqdis

Oleh Saad Saefullah
13 Mei 2025
0

Foto: Freepik

Berapa Banyak Sebaiknya Harus Simpan Uang Cash di Rekening?

Oleh Yudi
12 Mei 2025
0

Terpopuler

8 Cara Mengetahui Gejala Penyakit Jantung Sejak Dini

Oleh Yudi
11 Mei 2025
0
jantung

Gejala paling umum dari penyakit jantung koroner adalah nyeri dada. Biasanya terasa seperti ditekan, diremas, atau berat di dada.

Lihat LebihDetails

Cara Mengatasi Insomnia, Setengah Jam InsyaAllah Langsung Segera Tidur!

Oleh Haura Nurbani
10 Mei 2025
0
Manfaat Tidur di Awal Malam, Bahaya Tidur Sore untuk Kesehatan, Penyebab Tidur Tidak Teratur, Ketindihan, Tidur di Awal Malam, Cara Mengatasi Insomnia

Berikut adalah tips cara mengatasi insomnia yang bisa membantu Anda tertidur dalam waktu setengah jam, insyaAllah.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Lelaki-lelaki yang Akan Ditarik ke Neraka

Oleh Saad Saefullah
12 Mei 2025
0
Ciri Suami Red Flag, Lelaki

Dalam ajaran Islam, terdapat banyak peringatan tentang hubungan antara lelaki dan wanita, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.

Lihat LebihDetails

Berapa Banyak Sebaiknya Harus Simpan Uang Cash di Rekening?

Oleh Yudi
12 Mei 2025
0
Foto: Freepik

Jumlah uang cash yang sebaiknya disimpan di rekening (baik rekening tabungan atau giro) sangat bergantung pada kebutuhan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.