• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 15 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Pujilah Istrimu

Oleh Rifki M Firdaus
7 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Foto hanya ilustrasi. Sumber: Ralda/Islampos

Foto hanya ilustrasi. Sumber: Ralda/Islampos

3
BAGIKAN

Oleh: Emma Elhira

SALAH satu yang dilupakan dalam hubungan suami istri adalah saling memuji satu sama lainnya. Istri lupa memuji suami dan suami lupa memuji istrinya. Padahal pujian seperti ini bisa membangkitkan hubungan yang mungkin makin lama semakin redup.

Ya, tak jarang semakin lama sebuah pernikahan semakin hilang romantisme diantara pasangan. Jangankan untuk memuji, kadang panggilan pada isteri saja menjadi berubah dari ‘ibu sayang’ menjadi ‘ibu ndut’. Demikian juga nomor kontak di handphone. Cukup tertulis ‘Umi’ atau ‘Abi’ tanpa disertai embel-embel apapun. Kalah sama gaya pacarannya anak zaman now. Mereka menulis caption di medsos pun sudah bak pujangga saja. Tak pernah melepas kalimat sayang pada setiap caption photo mereka berdua. Padahal masih anak bau kencur.

Hilang respect dan gengsi

Pada umumnya ketika sudah lama menikah, yang terjadi pada pasangan adalah kehilangan respect akibat terlalu banyaknya masalah yang terjadi selama menjalani biduk rumah tangga. Hormat pada suami sudah lama terkikis, begitu juga rasa mahabah pada isteri yang semakin luntur, merasa anak-anak lebih membutuhkan curahan kasih sayang daripada beromantis-romantisan dengan isteri. Gengsi juga jadi pemicu hilangnya pujian diantara keduanya. Sama-sama keras kepala merasa harusnya isteri yang memperlakukan yang terbaik buat suami atau sebaliknya. Si Isteri merasa harusnya suami yang memberi pujian atas kerja kerasnya dirumah dan mendidik anak-anaknya menjadi anak berprestasi dan sholih.

ArtikelTerkait

Engkau dengan Kesabaran

Saat Engkau Mudah Berbuat Kebaikan

Mengapa Hati Menjadi Keras?

Apakah Engkau Sulit Melakukan Shalat Malam?

BACA JUGA: Ini 10 Prinsip Berumah Tangga untuk Suami Istri

Terbukti dalam sebuah rumah tangga masih ada obrolan ringan yang tak terlalu lucu seperti ” Harusnya abi bangga sama umi, liat anak-anak umi didik menjadi anak yang berprestasi lagi sholih dan sholihah” atau ” harusnya umi bersyukur abi masih disini bersama umi, masih setia menafkahi keluarga.”

Obrolan suami isteri semacam apa itu, padahal keduanya adalah sama-sama kewajiban yang harus dilakukan tanpa perlu diungkapkan pada pasangan. Seharusnya yang ada adalah ungkapan rasa bahagia berupa pujian serta apresiasi dari masing-masing atas kerja keras isteri atau suami.

Pujian bagi seorang istri

Pujian pada istri adalah bagian dari berbuat maruf yang diperintahkan Allah seperti dalam ayat,

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

“Dan bergaullah dengan mereka (istri-istri kalian) dengan baik.” (QS. An Nisa’: 19).

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Advertisements

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (QS. Al Baqarah: 228).

Pujian pada istri tanda baiknya seorang suami padanya. Apalagi melihat perjuangan istri di rumah dengan mendidik anak dan mengurus berbagai urusan rumah tangga seperti mencuci, memasak dan memperhatikan kebutuhan suami.

Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى

“Sebaik-baik kalian adalah yang berbuat baik kepada keluarganya. Sedangkan aku adalah orang yang paling berbuat baik pada keluargaku” (HR. Tirmidzi no. 3895, Ibnu Majah no. 1977, Ad Darimi 2: 212, Ibnu Hibban 9: 484. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata mengenai surat An Nisa’ ayat 19 di atas, “Berkatalah yang baik kepada istri kalian, perbaguslah amalan dan tingkah laku kalian kepada istri. Berbuat baiklah sebagai engkau suka jika istri kalian bertingkah laku demikian.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3: 400)

Berbuat ma’ruf adalah kalimat yang sifatnya umum, tercakup di dalamnya seluruh hak istri.

Pujian bagi seorang isteri ibarat setitik oase digersangnya padang sahara. Dia bagai air hujan yang membasahi gersangnya tanah. Yang bisa membangkitkan tanaman yang layu karena kekurangan air. Dia juga bisa jadi penguat kakinya melangkah dalam beratnya menjalani kehidupan sebuah rumah tangga. Dia bagai penyangga dari lelahnya menjalani rutinitas keseharian yang tak pernah berhenti dari mulai terbangun pada dini hari hingga mata lelah terpejam dimalam hari.

BACA JUGA: “Prolog” dalam Hubungan Suami Istri, Penting!

Lihatlah contoh Nabi kita, beliau memanggil ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, sang istri tercinta dengan panggilan Humaira, artinya wahai yang pipinya kemerah-merahan. Karena putihnya ‘Aisyah, jadi pipinya biasa nampak kemerah-merahan.

Dari ‘Aisyah, ia berkata,

دَخَلَ الحَبَشَةُ المسْجِدَ يَلْعَبُوْنَ فَقَالَ لِي يَا حُمَيْرَاء أَتُحِبِّيْنَ أَنْ تَنْظُرِي

“Orang-orang Habasyah (Ethiopia) pernah masuk ke dalam masjid untuk bermain, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku, “Wahai Humaira (artinya: yang pipinya kemerah-merahan), apakah engkau ingin melihat mereka?” (HR. An Nasai dalam Al Kubro 5: 307).

Lihatlah bagaimana panggilan sayang tetap melekat pada suri tauladan kita yang mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian kekasih Allah mencontohkan sedemikian gamblang dan terang benderang, lantas kita sebagai orang yang mengaku pengikutnya malah merasa gengsi untuk mempraktikan apa yang dicontohkan nabiullah tersebut.

Jadi, janganlah sekali-kali mengeluarkan kata-kata jelek atau merendahkan dari mulut seorang suami. Kata-kata buruk, baik ejekan atau tuduhan bagi seorang isteri bagai godam yang menghancurkan hati sekaligus kekuatan seorang wanita. Satu kata buruk saja keluar dari mulut seorang suami, maka bisa menenggelamkan perasaannya pada dasar hati yang terdalam.

Kembali dikisahkan pada suatu hadist:

Dari Mu’awiyah Al Qusyairi radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ – أَوِ اكْتَسَبْتَ – وَلاَ تَضْرِبِ الْوَجْهَ وَلاَ تُقَبِّحْ وَلاَ تَهْجُرْ إِلاَّ فِى الْبَيْتِ

“Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul istrimu di wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak memboikotnya (dalam rangka nasehat) selain di rumah” (HR. Abu Daud no. 2142. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

Mulailah memuji istri

Pujian dari suami pada istrinya tidak butuh biaya atau ongkos mahal. Yang dibutuhkan adalah ketulusan dan rasa cinta pada pasangan. Memberi pujian dapat diungkapkan dengan kalimat-kalimat ringan, seperti: “Masakan umi hari ini luar biasa, loh!” atau ” Hari ini umi cantik sekali.” Meski kadang kenyataannya tak sama. Tapi itu bisa membangkitkan gairah baru dalam rumah tangga. Bukankah senyuma isteri itu bagai nikmat dunia dan seisinya. Bayangaka jika rumah sudah kehilangan senyum dari seorang isteri, rumah serasa suram. Bagai kuburan keramat yang tak terjamah. Seram.

Mulailah memuji dengan hal-hal terkecil. Masa dengan pekerjaan istri yang begitu berat di rumah tidak ada satu pun pujian dari suami yang disematkan untuknya, walau dengan memuji masakan, sifat rajin, atau penampilan cantiknya.

Ingatlah bahwa pujian sangat signifikan berpengaruh terhadap perasaan pasangan, khususnya bagi istri yang akan merasa dihargai, dipercayai dan dihormati oleh suaminya. Tanpa pujian atau perhatian, mungkin yang ada hanya kecenderungan untuk saling mencela dan merendahkan pasangan. Semoga dengan kata pujian yang tulus dari hati semakin merekatkan hubungan mesra yang ada. Aamiin. []

Tags: IstriPasutriPujiSayang
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Wahdah Islamiyah Kirim Qurban ke Sudan

Next Post

Berikut Agenda Safari Kafilah Dakwah di Ambon

Rifki M Firdaus

Rifki M Firdaus

Terkait Posts

Sakaratul Maut, amal, Penghalang Rezeki, Arwah, Shalat Malam, renungan ramadhan, PMO, Keutamaan Pemimpin yang Adil, Shalat Malam, Orang yang Dibenci oleh Allah SWT, Kesabaran

Engkau dengan Kesabaran

14 Mei 2025
Rahmat Allah, Kebaikan

Saat Engkau Mudah Berbuat Kebaikan

11 Mei 2025
Penghina Nabi, Orang yang Murtad, Hati

Mengapa Hati Menjadi Keras?

10 Mei 2025
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam

Apakah Engkau Sulit Melakukan Shalat Malam?

9 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal

Tanda-tanda Ginjal Bermasalah, yang Bisa Kenali Mulai dari Kepala hingga Kaki

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0

Pisang

Siapa Saja Orang yang Tidak Dianjurkan Makan Pisang?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Sakaratul Maut, amal, Penghalang Rezeki, Arwah, Shalat Malam, renungan ramadhan, PMO, Keutamaan Pemimpin yang Adil, Shalat Malam, Orang yang Dibenci oleh Allah SWT, Kesabaran

Engkau dengan Kesabaran

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Teka Teki Fiqih, Pertanyaan, Pertanyaan tentang Islam

5 Pertanyaan tentang Islam yang Cukup Sulit, Bisakah Kamu Menjawabnya?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0

Uang Istri, sedekah, gaji

Adakah Penduduk Indonesia yang Masih Mendapatkan Gaji hanya 2 Juta / Bulan?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Terpopuler

Shalat Dhuha, Sebaiknya Dilakukan di Jam Ini

Oleh Saad Saefullah
4 Juni 2024
0
Surat yang Harus Dibaca ketika Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Rawatib, Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib, Tata cara shalat, , Hukum Baca Surah yang Sama dalam Shalat, Hukum Menqadha Shalat untuk Orang yang Sudah Meninggal, Shalat Sunnah, Pahala dan Keutamaan Shalat Dhuha, Sunnah, Allahu Akbar, Shalat Tasbih, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh

Waktu shalat Dhuha diawali sejak naiknya matahari, yaitu sekitar ¼ jam setelah munculnya matahari.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Berapa Jarak Waktu yang Disebutkan oleh Rasulullah dengan Penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0
Konstantinopel

Rasulullah ﷺ dalam haditsnya menyebut penaklukan Konstantinopel sebagai salah satu kabar gembira bagi umat Islam.

Lihat LebihDetails

Puisi Cinta Suami pada Istrinya: Yang Tak Pernah Kusuarakan

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0
Sebab Istri Harus Taat kepada Suami, Cinta

Seorang suami menulis sebuah puisi untuk istrinya.

Lihat LebihDetails

Mobil Listrik vs Hybrid: Apa Bedanya dan Mending Pilih Mana?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0
Mobil

Perbendingan Mobil Listrik vs Mobil Hybrid menjadi semakin relevan di tengah tren kendaraan ramah lingkungan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.