• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 19 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Perang Tabuk dan Arti Penting Kejujuran Iman

Oleh Eva F Hasan
8 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Perang Tabuk dan Arti Penting Kejujuran Iman 1
312
BAGIKAN

Oleh: Abu Harits

PERANG Tabuk memberikan pelajaran berharga bagi seluruh kaum muslimin. Setidaknya ada dua hal penting yang bisa kita petik dari sekian banyak ibroh yang terkandung di dalamnya yaitu kejujuran iman dan menangnya kebenaran tanpa tanding.

Menariknya peperangan tabuk yang terjadi di bulan Rojab tahun ke-9 Hijriyah ini adalah berhasilnya Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- dan para sahabatnya menumbangkan pamor hegemoni emperium Romawi atas negeri Arab dan kawasan teluk pada umumnya. Bagaimana tidak?

Kemenangan yang diraih oleh kaum muslimin merupakan kemenangan gemilang yang menampilkan keberanian dan keperwiraan sementara kaum kuffar Romawi pulang dengan menyimpan sikap pengecut dan kehinaan. Saat itu, 40.000 pasukan Romawi telah disiapkan dengan tambahan personel dari penguasa Bashroh Bani Ghassan. Mereka telah bergerak menuju perbatasan Syam dan jazirah.

ArtikelTerkait

7 Fakta Sosok Nabi Musa AS: Nabi Penyelamat Bani Israil

Bagaimana Cara Kerja Pembayaran QRIS dan Bagaimana Sejarahnya?

Abu Bakar: Cinta Sejati pada Rasulullah ﷺ yang Mengalahkan Segalanya

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

Keadaan genting dan mencekam menyelimuti kehidupan kota Madinah dan sekitarnya. Saat itu musim panas mendera kaum muslimin. Buah-buah mulai ranum. Saat-saat yang nyaman untuk bersitirahat dan bersantai-santai di rumah. Ketika itulah ujian keimanan digulirkan.

Dengan sigap Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- menggerakkan seluruh kaum muslimin untuk turut serta dalam perang besar melawan kaum kuffar. Sungguh menjadi perkara teramat berat bagi orang-orang yang di hatinya terdapat penyakit kemunafikan untuk turut serta dalam perang tersebut. Inilah ujian yang Allah kehendaki untuk menyeleksi siapakah yang betul-betul beriman dan siapakah yang “bermain-main” dengan keimanannya.

Dalam beberapa saat terkumpul 30.000 pasukan kaum muslimin. Mereka adalah para pejuang-pejuang Islam yang ingin menunjukkan kejujuran iman mereka. Bilangan tersebut adalah jumlah pasukan terbesar yang pernah ada dalam sejarah perjuangan Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- . Di antara mereka adalah Abu Bakar ash Shiddiq, orang pertama yang menjawab seruan Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- untuk ikut serta dalam perang fi sabilillah. Beliau juga menyerahkan seluruh hartanya untuk keperluan jihad. Datang berikutnya Umar bin Khotthob, disertai dengan beberapa sahabat lainnya.

Tidak ketinggalan pula Utsman bin Affan. Dalam catatan sejarah beliau berinfaq untuk keperluan jihad dalam perang tabuk ini sebesar 900 ekor unta beserta perbekalannya, 100 ekor kuda beserta perbekalannya, 200 uqiyah perak dan 1.000 dinar. Itu semua beliau shodaqohkan untuk keperluan jihad fii sabiilllaah. Ada pula di antara para sahabat yang mendermakan segantang kurma atau lebih sedikit dari itu sesuai kadar kemampuan mereka. Sebagai upaya merealisasikan kejujuran iman.

Sementara orang-orang munafik ketika melihat gegap gempitanya kaum mukminin menjawab seruan Allah dan Rosul-Nya justru malah memperolok-olok dan menghina mereka. Sebagaimana firman Allah yang mengabarkan tentang perihal mereka :

الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللَّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (79

Artinya : “Orang-orang yang mencela orang-orang beriman yang memberikan sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang hanya memperoleh (untuk disedekahkan) sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka, dan mereka akan mendapatkan adzab yang pedih,” (QS. At Taubah: 79).

Abdullah bin Mas’ud pernah berkata, “Ketika turun ayat shodaqoh, maka kami memanggul shodaqoh-shodaqoh kami di atas bahu-bahu kami. Ada di antara kami yang membawa banyak, lalu mereka (orang-orang munafik) berkata: orang ini sedang riya’ (pamer amalan). Dan ketika ada di antara kami yang membawa sedikit, mereka pun berkata : sesungguhnya Allah tidak butuh yang sedikit, lalu turunlah ayat tersebut. (tafsir Ibnu Katsir).

Ketika telah terkumpulnya pasukan, Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- memerintahkan pasukan kaum muslimin untuk keluar kota Madinah dalam rangka menghadang laju pasukan kuffar romawi. Beliau menentukan titik pertempuran di Tabuk. Sebuah area perbukitan tandus di sebelah utara Madinah. Selama dua puluh hari pasukan kaum muslimin bersiap-siap untuk bertempur habis-habisan melawan romawi.

Mendengar peersiapan dan kekuatan pasukan kaum muslimin yang langsung dipimpin oleh Rosululloh Muhammad -shollallohu ‘alaihi wa sallam-, pasukan kafir Romawi akhirnya urung untuk menyerang Madinah dan mereka berbalik mundur. Kabar mundurnya pasukan Romawi tersebut dasambut pekikan takbir oleh para pejuang Islam. Luapan syukur dan gembira menghiasai rona wajah kaum muslimin. Saat itulah peta kekuatan dunia pun berubah.

Mundurnya pasukan Romawi menjadi pertanda runtuhnya pamor hegemoni Imperium Romawi atas jazirah Arab. Di sat yang bersamaan kekuasaan Islam meluas hingga langsung berhadapan dengan batas territorial emperium romawi dan Persia. Inilah kemenangan kebenaran tanpa tanding atas kebathilan. Sebagaimana firman Allah ta’ala :

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا (81

“Katakanlah (wahai Muhamad) telah datang kebenaran dan lenyaplah kebathilah, sesungguhnya kebathilan itu mudah lenyap,” (QS. Al Isro’ : 81).

Di saat yang bersamaan momentum perang Tabuk menjadi garis pemisah yang jelas antara orang mukmin sejati dengan orang munafik. Di saat itulah turunnya surat At Taubah secara utuh. Dari mulai pemberangkatan pasukan kaum muslimin hingga sekembalinya mereka dengan kemenangan besar ke kota Madinah. Itulah sebabnya muncul nama lain dari surat At Taubah dengan penyebutan surat “Al-Fadlihah” yang bermakna membuka kedok kaum munafikin.

Dengan peristiwa tersebut Allah ta’ala menurunkan sebuah perintah agung kepada seluruh orang-orang yang telah mengikrarkan syahadat agar jujur dengan keimanannya melalui firman-Nya yang mulia :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ (119

“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dan jadilah kalian bersama orang-orang yang jujur”. (QS. At Taubah : 119)

Di saat itulah munculnya kasus tiga orang yang tidak ikut berperang sementara di hati mereka ada kejujuran. Mereka adalah Ka’b bin Malik, Muroroh bin Robi’ dan Hilal bin Umayyah. Kepada merekalah Rosulullah memberikan vonis untuk diboikot sampai Allah memutuskan sendiri keputusan untuk mereka. Hingga berlalu empat puluh malam, barulah turun kabar penerimaan taubat mereka dengan QS. At Taubah ayat 118.

Demikianlah kejujuran iman generasi awal umat ini. Kejujuran yang harus mereka bayar dengan apa yang mereka miliki dari harta dan jiwa. Mereka mengetahui betul bahwa jawaban dari ujian iman adalah bersikap jujur dengannya. Sebagaimana firman Allah ta’ala :

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (3

“Apakah manusia mengira mereka dibiarkan begitu saja untuk berkata kami telah beriman sementara mereka belum diuji. Dan sungguh telah Kami uji orang-orang sebelum mereka, sampai Allah mengetahui orang-orang yang jujur dan mengetahui orang-orang pendusta”. (QS. Al Ankabut : 2-3)

Bagaimanakah dengan kita? Sudahkah kita jujur dengan keimanan kita ? Sudahkah kita melakukan seperti apa yang telah dilakukan oleh generasi terbaik umat ini?

Kalau para sahabat dahulu dihadapkan dengan perang Tabuk, maka saat ini kita dihadapkan dengan rentetan peristiwa tragis yang menimpa kaum muslimin di seluruh dunia, dari Rohingya hingga Syiria. Sudahkah kita telah menjawab seruan Allah untuk memberikan pembelaan kepada saudara-saudara kita yang tertindas?

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita kejujuran iman dan mngumpulkan kita dalam golongan shodiqin. Aamiin. []

Tags: Perang Tabuk
Share312SendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Sudah Menikah tapi Mimpi Basah, Bagaimana?

Next Post

Viral Kabar Caisar Ditawari Lagi Acara Hiburan, Sang Istri Tulis Ini di Instagram

Eva F Hasan

Eva F Hasan

Terkait Posts

pasukan nabi isa, pemuda, nabi ibrahim, nabi musa

7 Fakta Sosok Nabi Musa AS: Nabi Penyelamat Bani Israil

7 Juli 2025
QRIS

Bagaimana Cara Kerja Pembayaran QRIS dan Bagaimana Sejarahnya?

30 Juni 2025
Ibnu Abbas, Bani Israil, Abu Bakar

Abu Bakar: Cinta Sejati pada Rasulullah ﷺ yang Mengalahkan Segalanya

27 Juni 2025
Penjagaan Allah terhadap Nabi, Abu Bakar

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

12 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 2

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Macam-Macam Mutlaq Muqayyad Beserta Contohnya

Oleh Dini Koswarini
30 November 2023
0
Akibat Zina, Jenis Mutlaq Muqayyad, Sumber Dosa, Aliran Sesat dalam Islam

Pembagian ketentuan mutlaq muqayyad dan contohnya antara lain dalam poin-poin ini.

Lihat LebihDetails

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Ayat Al-Quran tentang Masjid

Oleh Sufyan Jawas
1 November 2021
0
Ayat Al-quran tentang masjid

Saking pentingnya dalam kehidupan seorang Muslim, ada beberapa ayat Al-Quran tentang masjid. 

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.