• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 12 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Menegur tanpa Menyakiti (Tafsir Surah Thaha ayat 43-44)

Oleh Dini Koswarini
2 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Tabayun, Menegur

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

Oleh: Rifqoh Zahidah Ahmad
Universitas PTIQ Jakarta
rifqohzahidahahmad21@mhs.ptiq.ac.id

اِذْهَبَآ اِلٰى فِرْعَوْنَ اِنَّهٗ طَغٰىۚ  (43) فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى(44)

“Pergilah kamu berdua kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas. Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”

Dalam tafsir Al-Tahrir wa Al-tanwir, Ibnu Asyur menjadi penengah antara beberapa pendapat ahli tafsir yang lain, bahwa perintah pergi kepada Nabi Musa dan Harus dengan bentuk Tsaniyah (dua orang lawan bicara) yaitu lafadz اِذْهَبَآ pergilah kalian berdua, dengan maksud pergilah kamu (Musa) dan saudaramu (Harun).

ArtikelTerkait

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Namun Harun Ketika itu tidak ada di tempat. Dalam keterangan Ibnu Asyur Harus berada di Bumi Jasan, tempat tinggal Bani Israil. Akan tetapi Allah mewahyukan kepadanya agar menemui Musa, lalu mereka berdua bertemu di jalan yang menuju Mesir, tempat tinggal Fir’aun. (Tafsir Al-Tahrir wa Al-Tanwir, Juz 16, halaman. 224)

BACA JUGA: Penjagaan Allah terhadap Nabi: Memerintah dan Menegur

Perkataan halus menurut Ibnu Asyur adalah semua perkataan yang menunjukkan makna kegembiraan, pemberitahuan dan ajakan untuk diikuti, serta manifestasi dari kelurusan berpikir, pengucapannya sehingga kebenaran yang dibawa dapat diterima dan perkara hak dan batil dapat dibedakan dengan jelas.

Perkataan tersebut juga tidak mengandung pembodohan, penghinaan terhadap lawan bicara yang dapat menyakiti perasaannya.

Menurut Ibnu Katsir, Pelajaran yang sangat berharga , penting dapat diambil dari ayat tersebut yaitu Nabi Musa merupakan manusia terbaik pilihan Allah kala itu untuk berhadapan dengan Fir’aun (manusia paling sombong), bahkan mengaku dirinya sebagai Tuhan, akan tetapi Allah memerintahkan kepada Nabi Musa untuk tetap berbuat baik kepada Fir’aun dengan berkomunikasi menggunakan kata-kata lemah lembut.

Sufyan ats-Tsauri meriwayatkan terkait maksud Allah untuk keduanya (Nabi Musa dan Harun ) untuk berkata lemah lembut, perkataan halus kepada Fir’aun, agar menyentuh jiwa lebih mendalam dan sesuai anjuran Al-Qur’an.

Sebagaimana tradisi arab memanggil nama dengan Kunyah yaitu Abi Murroh (Fir’aun), salah satu cara untuk menghargainya. (Tafsir Ibnu Katsir , Jilid 5, halaman. 83)

Al-Sya’rawi menjelaskan dalam tafsirnya, untuk memberi ruang kepada Fir’aun agar ia dapat berpikir dan mempertimbangkan ayat-ayat Allah yang kamu sampaikan dengan lemah lembut kepadanya. Jangan mendesaknya dengan kekerasan. Ulama berkata bahwa Nasehat itu berat, maka jangan langsung kamu lepas karena akan menjadi beban, dan jangan pula menjadikan sebagai argumentasi untuk berdebat. Jangan pula kamu sekali-kali melimpahkan dua kesulitan kepada orang kamu nasehati, yaitu menjauhkan atau mengeluarkan dia dari kesenangannya kemudian kamu paksa untuk masuk kepada perkara yang tidak ia sukai. Akan tetapi keluarkanlah dia dari perkara yang disenangi kepada yang ia cintai. Begitu juga dengan pahitnya nasehat, harus menutupinya dengan kata-kata lemah lembut dan baik hati. (Tafsir Al-Sya’rawi, Jilid 15, 1997, hal.9276-9277)

Ulama menjawab bahwa Allah menginginkan agar Nabi musa berdakwah kepada Fir’aun dengan penuh kepercayaan bahwa Fir’aun akan diberi hidayah oleh Allah, bukan berdakwah dengan hat putus asa.

Dengan kepercayaan tersebut Nabi Musa memiliki kekuatan untuk berdialog dan memberikan hujjah di hadapan Fir’aun dalam keadaan tahu bahwa Fir’aun tidak akan menerima dakwahnya, tapi hujjah di hari kiamat harus ditegakkan kepada Fir’aun, bahwa telah sampai dakwah kepadanya.

Adapun Kontekstualisasi dalam ayat ini, Islam mengajarkan Ketika berkomunikasi agar menggunakan bahasa yang lemah lembut kepada siapapun. Di mulai dari keluarga, orang tua kepada anaknya sebaiknya berkomunikasi pada anak dengan lemah lembut, sehingga timbul perasaan bersahabat yang menyusup ke dalam relung hati anak, ia juga berusaha menjadi pendengar yang baik.

Sebagaimana kita ketahui, realitanya sampai saat ini masih banyak orang tua berbicara dengan intonasi yang tinggi, mata melotot, bertolak pinggang, dan juga dibarengi dengan kata-kata kasar seperti anak kurang ajar, anak bodoh, anak tidak tau diuntung dan lainnya sehingga anak merasa takut.

Munafik, Menegur
Foto: Freepik

Sikap dan perkataan seperti itu amatlah kurang baik, jika orang tua ingin memarahi anak, sebaiknya marahlah sewajarnya, bukan karena dorongan hawa nafsu belaka. Sebab kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anak akan membentuk kepribadian anak yang keras kepala.

BACA JUGA: Ketika Umar Menegur Suami-Istri di Jalan

Terkait penolakan anak ketika diperintah oleh orang tuanya bukan karena ia tak mampu melakukannya, tetapi karena cara memerintahnya dengan bahasa yang kasar dan emosional. Seandainya perintah itu menggunakan Bahasa yang lemah lembut, tanpa emosional, maka anak dengan senang hati menurutinya, meski anak tersebut dalam keadaan Lelah.

Berikut contoh lain, yaitu memanggil nama orang yang di dakwahi dengan nama terbaik seperti yang sudah disebutkan diatas, pada tradisi arab dengan Kunyah seperti Fir’au menjadi Abi Murroh. Sebab jiwa seseorang akan tersinggung dan tersakiti dengan panggilan buruk.

Sebagaimana panggilan kepada non-Muslim dengan panggilan Kafir. Meskipun para ulama berbeda pendapat, namun jika dibawa kedalam dunia dakwah kata non-muslim lebih baik daripada kafir. Karena memanggil dengan non-muslim merupakan bagian dari menggunakan metode dakwah dengan perkataan halus, sebagaimana yang dimuat dalam surat Thaha ayat 44. []

Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.

Tags: Menegurmenyakiti
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Bagaimana Caranya agar Tidak Punya Utang? Lakukan 2 Tips Ini

Next Post

Kebrutalan Penjajah Israel, Membuatnya Menang Perang?

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

Leasing, Bisnis

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

11 Juli 2025
telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1 Menegur

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

Jangan Penuhi Hidupmu dengan Keluhan

Oleh Haura Nurbani
7 Juli 2025
0
Keluhan

Jangan jadikan keluhan sebagai bahasa utama dalam hidupmu.

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Hadist tentang Muamalah

Oleh Sufyan Jawas
25 Oktober 2021
0
Hadist tentang muamalah

Dikutip dari halaman Swm, berikut hadist-hadist tentang muamalah.

Lihat LebihDetails

Khutbah Jumat – 3 Nikmat dari Allah yang Sering Diabaikan

Oleh Sodikin
4 September 2020
0
hujan, dajjal

Rasa aman adalah salah satu nikmat Allah SWT yang paling besar yang dikaruniakan kepada hamba-Nya setelah nikmat Iman dan Islam.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.