• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 12 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Krisis Pendidikan Era 4.0

Oleh Sodikin
6 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
ilustrasi. Foto: gatorgunshop

ilustrasi. Foto: gatorgunshop

151
BAGIKAN

Oleh: Putri Irfani S, S.Pd

Aktivis Muslimah Dakwah Community

PENDIDIKAN adalah tolok ukur majunya sebuah peradaban bangsa. Keberhasilan pendidikan disuatu negara dapat dilihat dari kualitas generasi bangsa yang dihasilkan. Namun faktanya kerusakan para birokrasi hingga tatanan masyarakat kecil khususnya keluarga dan korupsi yang semakin tinggi, maka lembaga pendidikan bisa dikatakan telah gagal.

Hal ini menyebabkan dunia pendidikan yang semakin kehilangan esensinya. Di tambah lagi pengelolaan pendidikan yang diberikan kepada pihak swasta dan asing sehingga terjadilah kapitalisasi.

ArtikelTerkait

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

BACA JUGA: PBNU Tolak Penghapusan Pelajaran Pendidikan Agama di Sekolah

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mewacanakan akan mengundang guru dari luar negeri untuk menjadi tenanga pengajar di Indonesia. menurut Puan, Indonesia sudah bekerjasama dengan beberapa negara, salah satunya dari Jerman. “Kami ajak guru dari luar negeri untuk mengajari ilmu-ilmu yang dibutuhkan di Indonesia,” ujar Puan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas, Di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019) (tirto.id).

Wacana Puan mengundang guru dari luar negeri membuktikan bahwa sistem pendidikan saat ini belum mampu mencetak guru berkualitas untuk mewujudkan generasi mandiri, tangguh, problem solver, dan memiliki skill dalam kehidupan.

Kemudian, pada tahun 2017 pemerintah akan menghentikan izin pendirian lembaga-lembaga pendidikan tinggi akademik dan mendorong pengembangan pendidikan tinggi kejuruan (Kompas, 29 Desember 2016). Tujuannya untuk sejalan dengan kepentingan dan meniru penyelenggaraan pendidikan tinggi di negara-negara maju telah menjadi pertimbangan utama.

Ini adalah bukti bahwa desain pendidikan tinggi Indonesia bersifat pragmatis, berorientasi pada peradaban Barat, serta tidak memiliki visi yang cukup untuk menghasilkan sumber daya manusia yang akan membangun negara dan memimpin peradaban. Apalagi Perguruan tinggi sedang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan industri atau pasar.

Misalnya, Agenda RI 4.0 menjadikan negara-negara Barat sangat berkepentingan terhadap pendidikan tinggi dan riset. Khususnya agenda ekonomi pasar bebas knowledge based economy (KBE), yang pada agenda KBE ini ilmu didudukkan hanya sebatas faktor produksi untuk pertumbuhan ekonomi dan World Class University (WCU) sebagai pilarnya.

Padahal WCU sendiri akan menimbulkan bahaya bagi sistem pendidikan. Yaitu menjauhkan peran intelektual yang selayaknya berkontribusi untuk umat. Namun berubah menjadi komoditas bisnis untuk dikomersialisasikan.

Kalau begini, kaum terpelajar bagaikan intelektual robot, di mana aspek intelektualitasnya dieksploitasi demi capaian ilmu pengetahuan sebagai komoditi ekonomi. Ironis, mereka hanya mampu menurut pada pemegang remote control dirinya, yaitu para pemilik dana riset.

BACA JUGA: Soal Kisruh PPDB, Pengamat: Dunia Menertawakan Pendidikan Indonesia

Maka, ketika lembaga pendidikan gagal mencetak sumber daya manusia berkualitas, kita perlu memformat ulang sistem pendidikan yang ada agar mampu mencetak manusia yang dapat menjadikan bangsa ini sebagai pemimpin dunia, bukan menjadi bangsa yang terjajah.

Sehingga, para kaum terpelajar di negeri muslim terbesar ini bisa mengaktualisasikan posisi mereka sebagai hamba sang khaliq dan konstribusi mereka sebagai penggerak perubahan. walaupun mereka harus melawan derasnya arus opini neoliberalisasi. []

OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.

Tags: pendidikan
Share151SendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

PBNU: Negara Harus Hadir Melalui Peran Pendidikan Agama di Sekolah

Next Post

Kumpulkan Rp 5.000 Setiap Hari selama 28 Tahun, Penjual Kerupuk Ini Bisa Naik Haji

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Leasing, Bisnis

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

11 Juli 2025
telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Jangan Penuhi Hidupmu dengan Keluhan

Oleh Haura Nurbani
7 Juli 2025
0
Keluhan

Jangan jadikan keluhan sebagai bahasa utama dalam hidupmu.

Lihat LebihDetails

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Hadist tentang Muamalah

Oleh Sufyan Jawas
25 Oktober 2021
0
Hadist tentang muamalah

Dikutip dari halaman Swm, berikut hadist-hadist tentang muamalah.

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.