• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 13 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Konde

Oleh Eneng Susanti
8 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
ilustrasi. Foto: Qlapa

ilustrasi. Foto: Qlapa

2
BAGIKAN

Oleh: Siti Aisyah

(Aktivis Dakwah, Kordinator Komunitas Muslimah Menulis Depok)

“Aku tak tahu syariat Islam, yang ku tahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah. Lebih cantik dari cadar dirimu.”

Penggalan puisi di atas mendadak viral diperbincangkan di berbagai  media beberapa waktu lalu, khususnya media sosial. Sepenggal bait puisi yang dibawakan oleh  Ibu Sukmawati bukan sembarang puisi, namun puisi yang  mengandung  SARA, yang  menghina aturan Sang Pencipta. Sontak para warganet sosmed banyak yang  menghujat, khususnya kaum Muslim. Pasalnya,  dari bait-bait  puisi  yang disampaikannya  sangat  terlihat  kebencian dan ketidaksukaan akan syariat Sang Pencipta.

ArtikelTerkait

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Begitu juga dengan konde, mendadak menjadi bahan pembicaraan.  Berbicara terkait konde, ternyata  sejak zaman Mesir kuno, sanggul atau konde telah dikenal dan digunakan oleh para bangsawan waktu itu. Para wanita Mesir kuno mempunyai  kebiasaan mencukur bersih rambutnya untuk keperluan keagamaan, panasnya udara dan pertimbangan kebersihan.  Setelah rambutnya tercukur habis, maka mereka memilih memakai rambut palsu berupa sanggul atau perisanggul. Bentuk sanggul dengan panjang rambut di bawah bahu. Dengan memakai konde, kebutuhan kesehatan, identitas status sosial dan tampilan sempurna terpenuhi sekaligus.

Di zaman tersebut, sanggul tidak hanya terbuat dari rambut manusia saja, tapi dibuat dari bulu hewan, serta serat daun palma. Pada umumnya, konde dipadukan dengan emas dan permata untuk menunjukkan status sosial para bangsawan. Selain itu, ukuran serta tinggi konde juga sangat berpengaruh terhadap status sosial seseorang, semakin besar ukuran sanggul maka semakin mahal harganya, semakin tinggi sanggul tersebut maka semakin tinggi pula status sosial seseorang.

Konde tak hanya digunakan oleh orang Mesir kuno saja. Tapi menurut catatan sejarah, Raja Prancis Louis XIII mengenakannya, begitu  juga putranya. Dan pada masa Raja Prancis Louis XIV konde semakin populer dan terkenal ke seluruh dunia.

Saat ini, konde bahkan telah mendunia, begitu juga di Indonesia. Indonesia salah satu negara yang  menjadikan  konde sebagai simbol budaya bangsa Indonesia terutama  bagi orang Jawa.  Sanggul dikenakan oleh nenek moyang kita sebagai sanggul tradisional. Hingga saat ini, para pengantin yang mengenakan baju adat masih mengenakan sanggul sesuai dengan budayanya. Padahal   jika kita lihat sejarahnya, tak pantaslah konde dijadikan sebagai simbol budaya  Indonesia,  terutama bagi kaum wanita yang ingin tampil anggun dan cantik.

Padahal, jika dilihat dari sejarahnya konde atau sanggul, sebenarnya konde bukanlah budaya asli Indonesia, melainkan budaya luar  yang mengukur standar kecantikan dan kedudukan seorang terletak pada kondenya. Semakin besar konde seseorang, maka semakin tinggi pula kedudukannya. Inilah sebuah budaya kebodohan yang dari aturan yang dibuat oleh manusia, tapi bangsa kita malah ikut mengambil dan melestarikannya.

Sebenarnya, ada satu aturan yang bisa digunakan. Aturan itu tidak berubah-ubah dan tidak diukur dari besar kecilnya konde, melainkan aturan yang baku untuk seluruh masa. Aturan itu datang  dari Sang Pencipta, yakni   aturan Islam. Islam memberikan aturan, jika seorang wanita ingin  mempercantik dirinya  dalam berbusana, atribut  yang  dikenakan harus sesuai dengan aturan Islam. Atribut itu bukan konde ataupun sanggul, yang dapat menghiasi rambutnya, melainkan atribut kebesaran yang selalu dikenakan para wanita Muslim ketika hendak ke luar rumah yang selalu menutupi kepalanya, tiada lain dan tiada bukan itulah kerudung (khimar).

Mengenakan kerudung  juga suatu kewajiban yang harus dipenuhi para wanita yang sudah baligh. Ketika Allah memerintahkan seorang wanita untuk mengenakan kerudung, maka sebagai seorang Muslimah, kita harus segera melaksanakannya. Sepertinya kita harus belajar kepada kaum wanita dari golongan Anshar, semoga Allah merahmati mereka. Ketika turun QS. An-Nur ayat 31 yang artinya” ..Dan hendaklah mereka mengenakan kain kerudung mereka diulurkan ke arah baju mereka”. Maka kaum wanita Anshar pun dengan segera merobek kain sarung (untuk dijadikan kerudung) dan menutup kepala mereka.

Sesungguhnya, Rasulullah SAW  pun sangat kagum dan beliau  memuji wanita Anshar tersebut. Abu Dawud telah mengeluarkan hadits dari Shafiyah binti Syaibah dari Aisyah ra yang artinya: Sesungguhnya Beliau SAW, menuturkan wanita Anshar, kemudian beliau memuji mereka dan berkata tentang mereka dengan baik. Beliau SAW, berkata,”Ketika diturunkan surah An-Nur:31(tentang  kewajiban memakai penutup kepala/kerudung, penj.), maka mereka mengambil kain sarungnya, kemudian merobeknya dan menjadikannya sebagai kain penutup kepala (kerudung).”

Jadi, ketika  seorang wanita Muslimah hendak ke luar rumah, maka hiasilah rambutnya dengan kerudung, jika tidak mengenakannya maka ia akan mendapatkan dosa. Begitu juga dengan konde, setiap wanita keluar rumah mengenakan konde, maka ia akan  berdosa dan tidak akan mencium baunya syurga. Naudzubillahi mindzalik.

Seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits yang artinya, “Dan perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu [jarak jauh sekali]” (HR. Muslim).

Jika kita lihat, sanggul atau konde  memenuhi kriteria dari  punuk-punuh unta, seperti yang dijelaskan dalam hadits tersebut.

Maka, pantaskah kita sebagai wanita Indonesia dan sebagai  seorang Muslimah mengagung-agungkan bahkan melestarikan  konde sebagai budaya Indonesia? []

Tags: kondepuisi sukmawati soekarnoputri
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ahmad Dhani ‘Bulan Madu’ ke Luar Negeri, Bagaimana Status Pencekalannya?

Next Post

Lakukanlah Kebaikan Hari Ini

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Leasing, Bisnis

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

11 Juli 2025
telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1 konde

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Sejarah Hari Ini: 3 Maret 1924, Kekhalifahan di Turki Dibubarkan

Oleh Sodikin
3 Maret 2019
0
Ilustrasi. Foto: Kabarsatu

Memang sejak kecil, jiwa pemberontak telah nampak. Sering ia bertengkar dengan gurunya di sekolah Fatimah. Hingga bapaknya memindahkannya ke sekolah...

Lihat LebihDetails

8 Doa dalam Surat Al-Imran

Oleh Saad Saefullah
10 Maret 2025
0
Doa Sapu Jagat, Doa agar Dipermudah Mencari Rezeki, Doa dalam Surat Al-Imran

Kisah, sosok dan doa dalam Al-Qur'an, memang tak bisa dipisahkan.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

21 Sifat Manusia Menurut Al Quran

Oleh Laras Setiani
17 Oktober 2019
0
ilustrasi.foto: kiblat

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.