• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 9 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Kisah Nabi

Nabi Yusha Mengemban Amanah sesudah Wafatnya Nabi Musa

Oleh Haura Nurbani
1 tahun lalu
in Kisah Nabi
Waktu Baca: 5 menit baca
A A
0
Fakta Maroko, Quraisy, Nabi Yushya, umar bin Khattab, Hijrah, Nabi Idris

Foto: Unsplash

6
BAGIKAN

ALLAH Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan nama Nabi Yusha di dalam Alquran secara tidak jelas (tidak terang-terangan) dalam kisah Khidir, sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu dalam firman-Nya,

وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ…

”Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya…..” (Q.s. Al-Kahfi: 60)

فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَاهُ آتِنَا غَدَاءَنَا …

ArtikelTerkait

Kisah Qabil dan Habil

Kisah Mimpi Nabi Yusuf

Bagaimana Nabi Nuh Membangun Bahtera

Ketika Nabi Musa Ditemui Iblis yang Ingin Bertaubat

”Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya, “Bawalah ke mari makanan kita…..” (Q.s. Al-Kahfi: 62)

Telah kami sampaikan pula sebelumnya tentang hadis shahih yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menegaskan bahwa dia adalah Yusya’ bin Nuun.

Dan menurut Ahli Kitab (Kitab Perjanjian Lama), kenabian Yusya’ ini disepakati. Sekelompok dari mereka, yaitu kelompok Samirah, tidak mengakui kenabian seorang pun setelah Musa ‘alaihissalam kecuali Yusya’ bin Nuun, karena hal itu secara jelas disebutkan dalam Taurat. Tetapi mereka tidak mau mengakui kenabian para Nabi setelahnya, padahal mereka itu (para Nabi) benar dan dibenarkan pula oleh kitab-kitab yang ada pada mereka (kelompok Samirah). Semoga melaknat mereka secara bertubi-tubi sampai hari kiamat.

Sedangkan mengenai kisah yang disampaikan oleh Ibnu Jarir (dalam Tarikhnya) dan beberapa Ahli Tafsir lainnya dari Muhammad bin Ishaq, kenabian itu diserahkan oleh Musa kepada Yusya’ pada akhir hayatnya. Di mana Musa ‘alaihissalam menemui Yusya’ dan menanyakan kepadanya berbagai perintah dan larangan yang disampaikan Allah kepadanya (Musa). Hingga akhirnya Yusya’ menjawab,”Wahai Kalimullah (orang yang diajak berbicara langsung oleh Allah-ed), sesunguhnya aku tidak bertanya tentang apa yang diwahyukan Allah kepadamu sehingga engaku sendiri yang yang memberitahukannya kepadaku. ”Pada saat itu, Musa ‘alaihissalam tidak menyukai kehidupan dan lebih suka mati. Tetapi dalam hal ini masih perlu ditinjau kembali, karena Musa ‘alaihissalam masih terus mendapatkan perintah, larangan, wahyu, syari’at dan firman Allah sampai dia meninggal dunia.

BACA JUGA: Kisah Abu Qilabah, Sahabat Terakhir Rasulullah

Dan dia masih terus memuliakan dan mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana yang telah kami kemukakan dalam hadits shahih sebelumnya tentang kisah Malaikat Maut yang ditampar sampai matanya keluar oleh Musa ‘alaihissalam. Kemudian, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Malaikat Maut kepadanya; jika dia masih ingin hidup, maka hendaklah dia meletakkan tangannya di atas punggung sapi, dan setiap satu dari bulu-bulu yang tertutup tangannya, maka akan dihitung satu tahun masa hidupnya. Musa ‘alaihissalam bertanya, ”Setelah itu apa?” Dia menjawab, ”Kematian.” Maka Musa ‘alaihissalam berkata, ”Kalau begitu sekarang saja, wahai Rabb-ku.” Selanjutnya, Musa ‘alaihissalam meminta kepada-Nya agar didekatkan dengan Baitul Maqdis sejauh lemparan batu. Permintaan tersebut dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Surat 'Abasa, Tayammum, Istighfar, Tata Cara Tayamum, Rasulullah, Nabi Yusha
Foto: Freepik

Demkianlah yang disampaikan oleh Muhammad bin Ishaq, bahwa apa yang dikemukakannya itu bersumber dari kitab-kitab Ahlul Kitab. Dan, di dalam kitab mereka, Taurat, disebutkan bahwa wahyu masih terus turun kepada Musa ‘alaihissalam setiap saat Bani Israil membutuhkannya hingga akhir hayatnya, sebagaimana yang diketahui dari redaksi kitab mereka yang ada di tabut kesaksian di kubah Zaman.

Pada bagian bab ketiga dari kitab Taurat disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Musa dan Harun ‘alaihimassalam untuk mempersiapkan Bani Israil dengan mengelompokkan mereka dalam beberapa suku. Keduanya diperintahkan agar mengangkat seorang pemimpin untuk setiap suku yang terdiri dari dua belas orang. Hal itu dilakukan agar mereka siap untuk berperang, menghadapi orang-orang perkasa ketika hendak keluar dari padang pasir. Dan, itu terjadi setelah mendekati empat puluh tahun.

Advertisements

Oleh karena itu, sebagian mereka mengatakan, ”Musa ‘alaihissalam memukul Malaikat Maut karena dia tidak mengenalnya dengan penampilan seperti itu. Sedangkan dia telah diperintahkan dengan suatu perintah yang diharapkan terjadi pada zamannya, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala mentakdirkan hal itu terjadi pada zaman muridnya, Yusya bin Nuun ‘alaihissalam.”

Sama halnya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat hendak menyerang bangsa Romawi di Syam (Syiria). Ketika sampai di Tabuk, kemudian beliau kembali lagi pada tahun itu, yaitu tahun 9 Hijriyah. Setelah itu, beliau haji pada tahun ke 10 H., kemudian pulang kembali, untuk kemudian mempersiapkan pasukan Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma guna berangkat ke Syam, dan beliau ingin sekali keluar bersama mereka sebagai wujud ketaatan pada firman-Nya:

قَاتِلُوا الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلا بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَلا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ (29)

”Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (Q.s. At-Taubah: 29)

Di saat menyiapkan pasukan Usamah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, sedangkan pasukan Usamah berada di kemah-kemah mereka di lereng-lereng gunung. Lalu, misi itu diteruskan oleh Shahabat beliau dan Khalifah (pengganti) beliau, Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Ketika Jazirah Arab bersatu kembali seperti sedia kala, dan kebenaran kembali tegak, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu menyiapkan tentara (untuk menyerang) -kanan dan kiri- menuju Iraq pengikut Kisra raja Persia, dan ke Syam pengikut Kaisar raja Romawi. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin, dan mengokohkan kedudukannya melalui pasukan mereka serta mereka menundukkan musuh-musuh mereka, sebagaimana yang akan kami sampaikan pada pembahasan tersendiri secara rinci, pada tempatnya nanti Insyaa Allah dengan pertolongan-Nya, Taufuq-Nya, dan bimbingan-Nya.

Demikianlah Musa ‘alaihissalam, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkannya untuk menyiapkan Bani Israil menjadi tentara dan untuk mengangkat untuk mereka pemimpin-pemimpin untuk masing-masing suku, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا وَقَالَ اللَّهُ إِنِّي مَعَكُمْ لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلاةَ وَآتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَآمَنْتُمْ بِرُسُلِي وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا لأكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَلأدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ (12)

”Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israel dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin dan Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (Q.s. Al-Maa’idah: 12)

Hasan Al-Bashri, Abu Qilabah, Nabi Yusha
Foto: Freepik

Dia berfirman kepada mereka, ”Jika kalian melaksanakan apa yang telah Aku wajibkan kepada kalian dan tidak enggan berperang sebagaimana yang keengganan kalian pertama kali, niscaya Aku (Allah) akan menjadikan pahala semuanya itu sebagai penghapus hukuman atas pelanggaran yang telah kalian lakukan tersebut, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada orang-orang Badui yang tertinggal (tidak ikut) bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam umrah Hudaibiyah.

BACA JUGA: Kisah Abu Hurairah menjaga Gudang Zakat

قُلْ لِلْمُخَلَّفِينَ مِنَ الأعْرَابِ سَتُدْعَوْنَ إِلَى قَوْمٍ أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ تُقَاتِلُونَهُمْ أَوْ يُسْلِمُونَ فَإِنْ تُطِيعُوا يُؤْتِكُمُ اللَّهُ أَجْرًا حَسَنًا وَإِنْ تَتَوَلَّوْا كَمَا تَوَلَّيْتُمْ مِنْ قَبْلُ يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمً (16)

”Katakanlah kepada orang-orang Badui yang tertinggal: “Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih.” (Q.s. Al-Fath: 16)

Demikianlah yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Bani Israil:

… فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ(12)

”… Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (Q.s. Al-Maa’idah: 12)

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mencela mereka atas perbuatan buruk mereka dan pelanggaran yang mereka lakukan terhadap janji mereka, sebagaimana Dia juga mencela orang-orang Nashrani karena berbagai perbedaan dalam pemahaman agama mereka. Hal ini telah kami uraikan secara panjang lebar dalam kitab Tafsir (Tafsir Ibnu Katsir), Walillahul Hamd.

Maksudnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Musa ‘alaihissalam agar menuliskan nama-nama orang yang akan ikut berperang dari kalangan Bani Israil, yaitu mereka yang memanggul senjata dan ikut berperang. Dia juga diperintahkan agar mengangkat pemimpin untuk setiap suku. []

Sumber: Kisah Shahih Para Nabi, Syaikh Salim Al-Hilali hafizhahullah, edisi Indonesia. Pustaka Imam asy-Syafi’i hal 335-340, alsofwah.or.id

 

Tags: nabi yusha
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Perihal Riwayat Perang Jamal

Next Post

Iman kepada Allah (2-Habis)

Haura Nurbani

Haura Nurbani

Terkait Posts

qabil dan habil

Kisah Qabil dan Habil

20 Februari 2025
Surat Al-Kafirun, Malam Lailatul Qadar, Nabi Ibrahim, Raja Namrud, Mimpi Nabi Yusuf

Kisah Mimpi Nabi Yusuf

19 Februari 2025
Nabi Nuh, Bahtera Nabi Nuh, Maksud Hari Sabtu Penuh Tipu Daya

Bagaimana Nabi Nuh Membangun Bahtera

6 Februari 2025
Iblis

Ketika Nabi Musa Ditemui Iblis yang Ingin Bertaubat

21 Januari 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Penyebab Matinya Hati

Penyebab Ngantuk tapi Tak Bisa Tidur

Oleh Haura Nurbani
9 Mei 2025
0

Cara Membentengi Diri, Janji Allah dalam Al-Quran, Sebab Al-Quran Diturunkan secara Bertahap,Tafsir. Qiroat, Hukum Muslim yang Tak Bisa Baca Al-Quran, Al-Quran

Kenapa Kita Harus Paksakan Diri untuk Membaca Al-Quran

Oleh Haura Nurbani
9 Mei 2025
0

Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam

Apakah Engkau Sulit Melakukan Shalat Malam?

Oleh Dini Koswarini
9 Mei 2025
0

pekerjaan rumah, anak, sukses

Anak Rajin Bantu Pekerjaan Rumah, Benarkah Lebih Sukses di Masa Depan?

Oleh Yudi
9 Mei 2025
0

perawan

7 Penyebab Banyak Gadis Sudah Tidak Perawan di Zaman Sekarang

Oleh Yudi
9 Mei 2025
0

Terpopuler

Penyebab Kanker Prostat yang Sering Diremehkan Lelaki

Oleh Dini Koswarini
8 Mei 2025
0
Penyebab Perut Bunci pada Laki-laki, Cara Mengecilkan Perut yang Buncit, Akibat Menahan Kentut, Penyebab Gagal Ginjal, Perut Buncit, Perut Buncit, Perut Kembung, Fakta Diabetes, Cara Menyembunyikan Perut yang Buncit, Gemuk, Penyebab Kanker Prostat

Ada beberapa penyebab kanker prostat yang sering diremehkan para lelaki. 

Lihat LebihDetails

Apa Dampaknya Jika Minum Kopi Setiap Pagi? Ini Penjelasannya

Oleh Yudi
8 Mei 2025
0
kopi

Salah satu manfaat paling umum dari kopi adalah kandungan kafeinnya yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Kenapa Seorang Muslim Gelisah dan Resah di Pagi Hari?

Oleh Dini Koswarini
7 Mei 2025
0
Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Pagi Hari, Ciri Diabetes di Usia Muda, Muslim

Berikut beberapa alasan mengapa seorang Muslim bisa merasa seperti itu.

Lihat LebihDetails

Kapan Wanita Shalat Dzuhur di Hari Jumat?

Oleh Dini Koswarini
10 Juli 2024
0
Hukum Shalat Jumat bagi Wanita, Hukum Shalat Tidak Kenakan Mukena Warna Putih, Hukum Wanita Shalat tanpa Mukena, , Shalat Ied Jamaah, Hukum Shalat Wanita Kelihatan Rambut,Kenapa Shalat Jumat Tidak diwajibkan bagi Perempuan, Hukum Perempuan Menjadi Imam Shalat Berjamaah

Maka apa sebenarnya hukum permasalahan wanita shalat Dzuhur di hari Jumat ini menurut syariat?

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.