NABI Ayyub a.s. adalah nabi yang menyampaikan risalahnya setelah masa Nabi Ibrahim a.s. dan sebelum Nabi Musa a.s. sekitar abad XV sebelum Masehi atau abad ke-21 sebelum hijrah. Nabi Ayyub a.s. adalah putra Amush bin Tawakh bin Rum bin al-Áish bin Ishaq a.s. bin Ibrahim a.s. Jika dilihat dari silsilah keluarga, Nabi Ayyub a.s. masih keturunan Nabi Ishaq a.s.bin Nabi Ibrahim a.s. Ibunya adalah putri Nabi Luth bin Harun, saudara laki-laki Nabi Ibrahim.
Beliau bermukim di daerah Hauran yang terletak di sebelah selatan Kota Damaskus, wilayah Suriah sekarang. Beliau termasuk orang Arab asli. Ucapan-ucapannya bersyair sehingga beliau dinilai sebagai penyair Arab pertama dalam sejarah.
Nabi Ayyub a.s. sangat sabar dan selalu bersyukur kepada Allah. Beliau sosok nabi yang amat sangat mampu menerima cobaan dari Allah dengan penuh lapang dada. Tak pernah ada keluh kesah sedikitpun yang keluar dari mulutnya sehingga setan sama sekali tidak mampu menggoda dan mengganggu keteguhan hatinya.
BACA JUGA: Doa Nabi Ayyub AS yang Luar Biasa
Beliau seorang yang berakal bersih, pandai, sopan santun, lagi bijaksana.
Beliau menikah dengan Siti Rahmah, putri Afrayim bin Nabi Yusuf a.s. Ayah Nabi Ayyub a.s. adalah seorang yang kaya raya. Beliau memiliki ternak unta, lembu, kambing, kuda, keledai, dan himar. Di negeri Syam tidak ada seorangpun yang menyamai kekayaannya. Tatkala ayahnya wafat, semua kekayaan diwariskan kepada Nabi Ayyub a.s.
Nabi Ayyub a.s. diutus Allah untuk menyampaikan kebenaran kepada umatnya, penduduk Hauran dan Tih. Beliau menyampaikan beberapa syariat dan membangun beberapa masjid untuk kaumnya. Di rumahnya Nabi Ayyub
memiliki beberapa meja makan yang dibuat untuk tempat makan orangorang fakir dan miskin serta para tamu.
Beliau gemar berbuat baik kepada fakir miskin, membantu anak-anak yatim dan para janda, memuliakan tamu
dan sebagainya. Dengan sifat dermawannya itu, kekayaan dan hartanya justru semakin bertambah.
Meski kekayaannya terus bertambah, beliau tidak lupa selalu bersyukur terhadap nikmat yang diperolehnya. Lisannya pun selalu berzikir menyebut nama Allah. Iblis merasa iri kepada Nabi Ayyub a.s. dan ingin merusak
kebahagiaannya.
Suatu hari iblis naik ke langit ketujuh dan berkata kepada Allah, “Tuhanku, sungguh Ayyub rajin menyembah-Mu karena Engkau telah memberi keleluasaan hidup dan kesehatan. Kalau sekiranya tidak, tentu dia tidak akan
menyembah-Mu.”
Allah berfirman, “Hai, iblis terkutuk! Kamu pendusta, sesungguhnya Aku lebih mengetahui bahwa Ayyub akan tetap menyembah dan bersyukur kepadaKu meskipun dia tidak mempunyai keleluasaan.”
Iblis hendak menggoda Nabi Ayyub a.s. Allah memberikan kekuasaan kepada iblis untuk menguji kesabaran Nabi Ayyub. Iblis mengumpulkan bala tentaranya untuk membakar rumah dan harta kekayaan Nabi Ayyub. Kala itu Nabi Ayyub sedang salat di masjid. Iblis lalu berkata, “Hai, Ayyub! apakah kamu tetap menyembah Tuhanmu, sedangkan kamu dalam bahaya? Sungguh Tuhanmu telah membakar dan memusnahkan semua kekayaanmu. Semuanya telah menjadi abu.”
Nabi Ayyub a.s. tidak menjawab. Ia tetap melaksanakan salatnya. Selesai salat, beliau berkata, “Alhamdulillah Allah yang telah memberi saya rezeki dan kini mengambilnya kembali.” Beliau bangkit memulai salat lagi. Iblis telah gagal, tapi ia tidak putus asa menggoda manusia.
Iblis mulai mengancam anak-anak Nabi Ayyub a.s. Anak-anak Nabi Ayyub ketika itu sedang berada di rumah saudara tertuanya, Hurmula. Saat itu iblis merobohkan rumah sehingga semua mati. Iblis bergegas menemui Nabi Ayyub yang sedang salat. Iblis berkata, “Hai, Ayyub, lihatlah! Tuhanmu telah merobohkan rumah anakmu hingga anak-anakmu mati. Apakah kamu masih tetap menyembah-Nya?”
Selesai salat, Nabi Ayyub berkata, “Hai, iblis terkutuk! Allah yang memberi saya, lalu mengambilnya pula dari saya. Semua harta dan anak adalah ujian bagi manusia. Sekarang Allah telah mengambilnya dari saya sehingga saya bisa bersabar dan tenang untuk beribadah kepada-Nya.”
Begitulah, Allah menguji Nabi Ayyub dengan melenyapkan seluruh kekayaan dan putra-putri yang sangat dicintainya. Iblis ternyata belum putus asa menggoda Nabi Ayyub. Nabi Ayyub diuji oleh Allah kesehatan fisiknya.
Nabi Ayyub terserang penyakit yang sangat parah di sekujur tubuhnya. Hanya tinggal jantung dan mulutnya.
Nabi Ayyub benar-benar mengalami ujian yang sangat berat. Namun, yang diperbuat Nabi Ayyub justru
hanya bersyukur, bersikap sabar, dan melaksanakan seluruh perintah Allah dengan sekuat tenaga. Nabi
Ayyub pun rela atas segala ketetapan yang ditimpakan kepadanya. Tak ada keluh kesah atas segala musibah
yang menimpa. Nabi Ayyub justru menampilkan kesabaran sepenuh hati.
Cobaan yang menyerang kesehatan Nabi Ayyub begitu dahsyat hingga Nabi Ayyub tidak bisa melakukan apa-apa dalam rentang waktu yang sangat lama. Musibah yang menimpa dirinya sungguh berat. Akan tetapi, Nabi Ayyub masih menerimanya dengan penuh lapang dada, hati yang teguh, dan harapan yang tak pernah putus terhadap limpahan kasih sayang Allah. Tak pernah muncul rasa putus asa dan sikap cengeng.
Bahkan, Nabi Ayyub merasa berada di bawah limpahan kasih sayang Allah dengan segala musibah yang menimpanya. Nabi Ayyub hidup terpencil di pinggir suatu wilayah. Tak ada orang yang merasa prihatin atas segala yang menimpanya. Bahkan, beliau ditinggalkan seluruh kerabat dan keluarganya. Hanya seorang istri yang masih setia menemani ketika tak ada seorangpun berada di sisinya.
Istri Nabi Ayyub tergolong perempuan yang sangat tabah. Segala perhatian dan kesetiaannya tercurah untuk merawat Nabi Ayyub.
Setelah berjalan begitu lama, terlintas rasa putus asa atas kesembuhan Nabi Ayyub. Istrinya membujuk Nabi Ayyub untuk memohon kepada Allah, “Kanda adalah seorang nabi yang mulia. Seandainya Kanda berdoa kepada
Allah untuk minta disembuhkan, tentu Dia akan mengabulkan.”
Nabi Ayyub menyahut, “Berapa lama kita mengalami kesenangan?”
“Tujuh puluh tahun,” balas istrinya.
“Sungguh, saya malu untuk memohon kepada Allah sebab waktu ujian bagi saya belumlah memadai dengan waktu senangku,” jawab Nabi Ayyub.
Bahkan, Nabi Ayyub bersumpah karena marah atas keputusasaan istrinya menerima cobaan Allah, “Kalau Allah telah menyembuhkanku, akan kupukul kamu seratus kali.”
BACA JUGA: Fakta Nabi Ayyub, Salah 1-nya Kenapa Iblis Geram padanya?
Istrinya mendesak lagi agar Nabi Ayyub berdoa memohon kesembuhan. Akhirnya, Nabi Ayyub pun berdoa, “Wahai Tuhanku, aku ditimpa kesusahan (penyakit), sedangkan Engkau Maha Penyayang di antara semua penyayang.”
Allah mengabulkan permintaannya dan menghilangkan musibah yang menimpanya seraya berfirman, “Entakkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk diminum (sebagai penyembuh).”
Ketika Allah menerima tobat dan permohonan ampun serta menyembuhkan penyakit yang menimpanya, Nabi Ayyub tidak tega untuk melaksanakan sumpah yang pernah diucapkannya, karena sadar atas kekhilafan istrinya merasa putus asa dan tidak mampu mengendalikan diri.
Namun, Allah berfirman, “Ambillah seikat jerami dan pukullah dengannya, maka tidaklah engkau berdosa (dalam melaksanakan sumpahmu).”
Setelah itu, Nabi Ayyub dikaruniai kekayaan dan keturunan berkali lipat dari yang pernah dimilikinya. Semua ini merupakan rahasia di balik kesabaran dan keteguhan hati serta sikap lapang dada yang dikaruniakan Allah. []